Chapter 32 (Re-post)

529 32 0
                                    

Shaqila duduk di depan meja belajarnya, pandangannya hanya kepada satu titik, binder kesayangannya. Namun, otaknya memutar kejadian pagi hari, di mana ia kembali bertemu dengan Satria bersama seorang perempuan yang selalu menempel dengannya.

Ia duduk bersandar, menggenggam bolpoint sembari memutarnya di jari-jari tangan kanannya. "Kira-kira siapa ya, wanita itu? Gue nggak pernah lihat dia, tapi kenapa dia bisa tau nama gue?"

Dering ponsel membuatnya berdecak kesal, "Mengganggu banget," gerutunya.

"Hallo, ada apa, Ars?" Orang yang telepon adalah Arsen.

"Udah bertemu dengannya di sekolah?"

Shaqila mengernyitkan dahinya, ia tidak mengerti apa yang dimaksud Arsen. "Sorry, lo lagi ngomongin siapa sih sebenernya? Gue nggak ngerti."

Terdengar helaan nafas dari seberang sana, "Satria, sekarang dia satu sekolah sama kita. Lo udah ketemu dia?"

"Lo tau dia satu sekolah sama kita? Kenapa lo nggak ngomong dari awal, biar gue bisa menghindar?" Ini bukan pertanyaan melainkan pernyataan.

"Tau, gue sengaja nggak bilang, biar lo sendiri yang ketemu langsung. Menghindar? Untuk apa menghindar dari Satria? Apa lo punya masalah sebelumnya sama dia?" Arsen mulai menyebalkan.

"Gue ada urusan, udah dulu ya, bye." klik.

Oke, dari awal emang nggak ada yang tau kalo gue pernah suka sama Satria, dan jangan sampe tau.

***

Shaqila berjalan melewati gerbang, dan... "Bareng yuk ke kelasnya," Shaqila menoleh ke samping yang ternyata ada Satria.

Sayang sekali, nasib Shaqila kurang beruntung, pagi-pagi ia sudah bertemu dengan orang yang sengaja dihindarinya.

"Gue beda kelas sama lo." Shaqila terus berjalan tanpa menatap Satria.

"Emang kata siapa kita sekelas? Kan gue cuma bilang bareng ke kelas dan nggak ada kata kelas kita." ucap Satria dengan santai membuat Shaqila menahan malu.

"Gue mau ke kantin bukan ke kelas."

Satria melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul enam pagi. "Walaupun baru kemarin gue pindah ke sini, tapi gue tau mana ada kantin yang buka sepagi ini."

Shaqila menarik nafas dalam-dalam menahan amarahnya. "Gue mau ke toilet," Lagi dan lagi Shaqila beralasan.

Satria tersenyum meremehkan, "Lo serius mau ke toilet? Tapi kenapa berlawanan arah ya sama toilet." Skakmat.

"Lo kenapa sih ngikutin gue? Lo kalo mau ke kelas yaudah ke kelas aja sana! Lagipula gue nggak mau ke kelas, ini masih pagi!" bentak Shaqila menghadap Satria.

"Itu bukan alasan. Tapi, alasan lo sebenernya adalah menghindar dari gue. Sekarang gue tanya, apa salah gue sampe lo menghindar dari gue?"

Shaqila terdiam, mana mungkin ia mengatakan kepada Satria bahwa dulu dia pernah jatuh hati.

"Satriaaaa...." pekik Oline yang tiba-tiba datang dan langsung bergelayut manja dengan Satria, membuat Shaqila menahan kesalnya sekaligus menghela nafas lega karena terhindar dari pertanyaan Satria.

"Kamu ngapain si di sini? Sama..." Oline menatap tajam Shaqila, "dia! Jangan bilang kalo dia udah menghasut kamu agar kamu menjauh dari aku, iya 'kan?" tuding Oline.

"Gue menghasut? Hei wake up! Gue aja nggak tau apa-apa terus tiba-tiba lo datang dan bilang gitu? Gini ya, perempuan bar-bar kalo dia sayang sama lo, dia nggak akan melirik wanita lain selain lo!" Shaqila mengibaskan tangannya dan berbalik badan meninggalkan mereka.

Shaqila ADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang