Chapter 7

682 48 0
                                    

Melihatmu tersenyum menuduhkan hatiku dan membuatku senang. Namun, lebih menyenangkan jika senyuman itu kau berikan untukku. Untukku seorang.

Shaqila menutup Bindernya -yang bergambar Zayn- dan memasukkannya ke dalam tas. Ia, membayangkan wajah Arsen tadi saat berkumpul dengan team basketnya. Shaqila melirik jam tangannya, 15 menit udah berlalu sekolah udah mulai sepi.

Shaqila bergegas keluar kelaas dan menyandang tasnya di bahu. Dengan tergesa-gesa ia keluar dari perkarangan sekolah.

. . . Going Out tonight changes into something red , Her mother doesn't like that kind of dress Everything she never had , She's showing off . . .

Tanpa melihat ID Caller Shaqila udah tau siapa yang meneleponnya. Abang sepupunya yang udah lama gak bertemu. Fajri kiel Fikri.

"Hallo, Bang? Iya. Ini Gue lagi menuju ke sana. Oke."

Shaqila melambaikan tangan ke arah seseorang yang sedang bersandar di mobilnya.

"Gue kangen banget sama lo, Ila." ucap Fajri sambil memeluk erat Shaqila. Dari keluarga Zuniar maupun Robby memanggil Shaqila dengan sebutan Ila.

"Gue juga kangen sama lo, Bang. Kangen banget." sahut Shaqila dengan membalas pelukan Fajri. Fajri membukakan pintu mobilnya, mempersilahkan Shaqila masuk. "Yaudah, kita lanjutin ceritanya di dalam aja sambil jalan-jalan."

Shaqila mengangguk dan masuk ke dalam. Fajri mengelilingi mobilnya dan duduk di bangku kemudi. "Gimana sekolah lo? Terus gimana sama cowok itu. Siapa sih tuh namanya, Arsi arie Arsa--"

"Arsen, Bang." tukas Shaqila dengan jengkel. Padahal, Shaqila sering cerita tentang Arsen tapi tetap aja Fajri lupa namanya.

"Hmmm, Okey. Ya, dia." pasrah Fajri sambil menyetir mobilnya.

"Sekolah sih baik-baik aja. Gak berubah. Tapi... kalo dia? Entahlah." jawab Shaqila mengedikkan bahunya sekilas.

"kenapa sih emangnya dia? Gak peka atau gimana?" tanya Fajri melihat sekilas ke arah Shaqila.

Shaqila tertawa getir, "Hahaha, Gak penting juga kali ya, Bang." Shaqila memberi jeda. "Kuliah lo gimana di London?" Shaqila mengalihkan topik perbincangan.

Ya, Fajri memang meneruskan pendidikannya di London.

"Fine-fine aja. Oh ya, La. Gue di sana ketemu seseorang yang udah buat gue... ehm, suka mungkin?" kata Fajri. Tiba-tiba Shaqila duduk dengan tegap dan Matanya membulat sempurna.

Melihat reaksi Shaqila, Fajri mendengus kesal. "Biasa aja kali, La. Gak usah selebay itu."

Seketika tawa Shaqila menggelegar di dalam mobil. " Hahahaha serius lo udah mulai suka sama seseorang? Hahahaah Ciyeee...." ledek Shaqila membuat Fajri kesal setengah mati.

"Ciyeee Bang Fajri Akhirnya menemukan belahan jiwa-nya ciyeeee." ejek Shaqila.

Cccciittt Duaaaak!

Fajri tiba-tiba ngerem mendadak membuat Shaqila terhuyung ke depan dan beradu dengan Dashboard.

"Aw-- anjrit! Sakit bang!" sungut Shaqila seraya mengelus jidatnya yang merah. Shaqila menatapnya garang yang ditatap malah menatapnya balik dengan tatapan membunuh.

"Shut up!" bentaknya membuat Shaqila bungkam dan mematung. Shaqila membuang mukanya, Fajri menghela nafas dengan gusar dan kembali mengendarai mobilnya.

Hening. Fajri memutuskan menyalakan tape mobilnya. Tepat saat itu yang diputar lagu One Direction - Little things.

"I'm so sorry, Babe." lirih Fajri saat melihat Shaqila tetap tak bergeming. Walaupun lagu Favoritenya di putar. Eh sebenarnya semua lagu 1D juga favoritenya dia sih.

"No problem, Brother." balasnya kemudian memilih bungkam dan memainkan ponselnya.

"Ilaaa?" panggil Fajri melirik Shaqila sekilas. "Hmm?" sahutnya tanpa mengalihkan pandangannya dari layar ponsel.

"Lo masih marah sama gue? Sorry tadi gue kelepasan-"

"Dari kapan Abang di Indonesia?" tukas Shaqila sebelum Fajri melanjutkan omongannya.

"Baru seminggu sih, La. Kalo pulangnya nggak tau deh kapan." jawab Fajri. Shaqila hanya ber-oh-ria.

"Brother, can we go home now? I'm so tired. I can't hangout with you." pinta Shaqila tegas tak bisa terbantahkan.

Fajri mengangguk dan berputar arah. Ini salahnya karna membuat mood Shaqila hancur. "Padahal tadi gue mau kenalin lo sama temen gue." Gumam Fajri.

***

Vina berbaring di kasurnya Shaqila sambil memainkan ponselnya. Ya, memang tadi Shaqila menghubungi Vina untuk datang ke rumahnya.

"Ah! Berarti tadi Bang Fajri ke sekolah kita dong? Yaaaah! Gue gak ketemu dia. Gue 'kan mau liat dia yang ganteng." jerit Vina saat Shaqila menceritakan kejadian tadi siang.

"Lo bilang bang Fajri ganteng? Lo 'kan gak pernah ketemu dia, Vin." ucap Shaqila sambil menggelengkan kepalanya.

Memang teman-temannya Shaqila dari dulu, suka sama Fajri. Karna dia memiliki wajah tampan dan juga cerdas. Ya, walaupun kebanyakan dari mereka hanya melihat fotonya.

"Gue liat di fotonya aja ganteng. Apa kabar aslinya, Shaaa?! "

Gotcha! Benerkan apa yang dibilang tadi? Hanya foto!

Shaqila hanya menggelengkan kepalanya dan kembali fokus dengan layar laptopnya.

"Gantengan juga Zayn Malik daripada Bang Fajri." ejek Shaqila sambil menjulurkan lidahnya.

"Cih. Zayn, zayn gak ada yang lain gitu?" cibir Vina membuat Shaqila tertawa.

"Ada, ada. Harry Styles, Nial horan." jawab Shaqila dengan antusias. Vina tersenyum smirk," Kalo Arsen gimana?"

Skakmat.

Shaqila melempar bantal ke arah Vina tepat pada sasaran kena mukanya Vina.

"Anjrit! Kalo itu mah beda lagi. gak usah dibawa-bawa." ujar Shaqila membuat Vina tertawa terbahak.

"Siapa juga lagi yang mau bawa-bawa Arsen. Dia 'kan berat, gue gak kuat bawa-bawa dia." bodohnya Vina.

Shaqila menoyor kepala Vina," Idiot. Bukan itu yang gua maksud." cibir Shaqila.

"Oh hahaha salah fokus berarti gua. Yaudah ah diem! Raisa mau bobo cantik dulu." ucapnya sambil memeluk guling.

"Mimpi saja sana," sahut Shaqila seraya mendorong Vina dan menyampingkan laptopnya.

Buuug !!

"Ouch- Shaaaa! Sial. lo tega banget ya sama gua! Anjir bibir gue jadi nyipok lantai." cerocos Vina sambil mengusap bibirnya.

Shaqila tergelak. "Hahaha mampus! Udah bangun dari mimpi lo? Gimana mimpinya? Seru gak?" ledek Shaqila sambil beranjak keluar.

Tepat saat Shaqila menutup pintu kamarnya suara melengking menggelegar. "SHAQILA KAMPRET GAK TAU DIRI LO EMANG!" teriak Vina dari dalam kamar

Shaqila tertawa terbahak-bahak. Dia membayangkan wajah Vina di sana pasti teramat kesal.

Terkadang, kita menemukan Seseorang yang sangat menyebalkan dari kita. Tapi coba  lihatlah, dari sisi lain dia juga menyenangkan.

- TO BE CONTINUE -

Duuuuh absurrrd bangeeet nih! Udah mulai mau masuk konflik pertama nih.

Jangan lupa Vomment yaaaa
Makasssih

Shaqila ADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang