Chapter 20

557 42 0
                                    

Shaqila POV

Gue masih kesel sama sikap Raka tadi di sekolah, kalian tau? Dia gak merasa bersalah sama sekali betapa bodohnya Raka!

Oke, gue gak mau bahas Raka yang ada mood gue semakin buruk. Sekarang udah jam 10 malem tapi Rumah gue masih sepi, hanya ada gue seorang diri lagi bersantai ria di ruang tamu.

Ceekleekk . . .

Gue menoleh ke arah sumber suara —Pintu Utama— Munculah sosok Mama dan Bi Minah. . .

Wait tadi gue bilang apa? BI MINAH?!

"Ma, kok ada Bi minah?" tanya gue yang kaget karna pembantu yang di rumah nenek gue ada di sini.

"Oh ya, La. Bi Minah sekarang kerja di sini bukan di rumah nenek lagi, ya sekalian bisa nemenin kamu juga 'kan di rumah." jawab Mama seraya duduk di sebelah gue.

"Iya, Non. Saya sekarang kerja di sini, jadi kalo non perlu bantuan bisa panggil saya." timpal Bi Minah.

Gue memincingkan mata ke arah Mama, gue tau betul mama seperti apa. Dan gak biasanya dia memakai jasa pembantu. Ada yang gak beres nih,

"Yaudah Bi, Bibi bisa nempatin kamar yang ada di belakang. Dan bisa istirahat juga, kerjanya mulai besok aja kasian Bibi pasti capek." kata Mama ke Bi Minah.

Bi Minah tersenyum dan mengangguk ke arah Mama dan gue, kemudian pergi ke arah dapur.

"Ma, gak ada yang Mama sembunyiin dari Ila, kan? Kok mama tumben banget mau pake jasa pembantu?" tanya gue.

Mama terdiam sebentar kemudian tersenyum dan menggeleng. "Gak ada, Ila. Mama kasian aja sama kamu setiap hari harus nungguin mama sama papa pulang, terkadang juga kamu gak makan malem dan menahan lapar, kan? Jadi mama putuskan menggunakan jasa pembantu agar ada yang mengurus kamu selama papa sama mama kerja." jawab Mama.

Gue tertegun mendengarnya, Mama sangat perhatian. Tapi, gue liat dari sorot matanya ada kesedihan dan kebohongan. Apa yang mama sembunyiin dari gue?

Namun, saat gue mau bertanya lebih lanjut tiba-tiba Papa datang. Gue mengernyit heran saat liat Mama berusaha menghindar eyes-contact dengan Papa.

"Udah pulang daritadi?" tanya Papa ke Mama. Namun, Mama gak menatap Papa.

"Baru pulang, Yaudah Ila mama capek mau istirahat dulu. Jangan tidur malem-malem." kata Mama sejurus kemudian meninggalkan gue dan Papa.

"Pa, Ada apa sih sebenernya? Kok mama kayak menghindar gitu? Udah gitu Mama tiba-tiba Mempekerjakan Bi Minah di rumah ini?" 

"Gak ada apa-apa kok, Sayang. Udah ya papa capek mau istirahat dulu." jawabnya kemudian berlalu.

***

Oke, seperti biasa gue sama The Star lagi berkumpul di tempat biasa; Kantin. Dan tanpa pasangan yang pasti. Hahahaha.

"Sha, lagi ada masalah lo sama Raka? " Dan tiba-tiba aja Arsen menanyakan sesuatu yang bikin gue kesel.

"Maybe yes, maybe no. Males bahas dia, kenapa emang?"

"Lo berantem sama Raka? Padahal semalem gue liat lo sama dia di Mall mesra banget sampe gue mau manggil lo gak jadi takut ganggu." sahut Kenzie membuat gue menaikan sebelah alis.

"Lo liat gue sama Raka di Mall?" tanya gue yang di-iya-kan oleh Kenzie.

"Lo tau? Kemarin gue sama sekali gak kabar-kabaran sama dia. Jadi, gimana gue mau jalan sama dia," kata gue yang sukses buat Kenzie tiba-tiba gugup.

Shaqila ADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang