Chapter 31 (Re-post)

686 36 5
                                    

Shaqila sibuk berkutat dengan laptopnya, jarinya yang lentik menari-nari di atas keyboard. Sesaat dia tersenyum, sejurus kemudian senyuman itu menghilang berganti dengan kesedihan ketika ia mengetik kejadian yang menyedihkan. Ya, Shaqila memberanikan diri membuat sebuah cerita dari kehidupan nyatanya di sebuah applikasi yang bersimbol huruf W berwarna orange.

Dicerita tersebut Shaqila menjadi Shakira,
Arsen menjadi Arsya,
Vina menjadi Vini,
Rena menjadi Rina,
Kenzie menjadi Kenan.
Judul ceritanya pun Shakira AD tak jauh beda dengan nama aslinya Shaqila.

Ia menyesap hot chocolate-nya sejenak, kemudian kembali mengetik. Otaknya kembali mengulang kejadian-kejadian yang lampau, sebenarnya dari dulu Shaqila suka menulis dan membaca. Hanya saja baru sekarang-sekarang ini ia memberanikan diri menuangkan semua imajinasi dan kisah hidupnya.

Ponselnya berbunyi menandakan ada sebuah notification masuk. Ia mengembuskan nafas dengan kesal, diraihnya ponsel yang berada di nakas.

Jemput gue jam 11 di bandara. Gue mau kenalin lo ke seseorang, See you, La.

Senyum Shaqila merekah ketika membaca sms dari Fajri, bahkan ia sampai lompat dari tempatnya.

"Yeay!! Bang Fajri, udah pulang, yuhuuu...." teriaknya sembari melompat-lompat.

Namun, seketika ia berhenti melompat-lompat, teringat sesuatu. Ia melirik jam yang menempel di dinding.

Ia menepuk jidatnya dan... "Mampus gue! Udah jam setengah sebelas. Ah! Kenapa mendadak sih kasih taunya," gerutu Shaqila sembari merapikan tampilannya.

Setelah ia rapi, buru-buru ia mematikan laptopnya dan menutupnya. Kemudian, ia menyambar tas kecil yang berisi ponsel dan dompet.

Selama perjalanan menuju bandara, tak henti-hentinya ia tersenyum. Gue nggak sabar mau ketemu abang.

Setelah sampai di Bandara ia mencari-cari sosok Fajri, tak jauh dari tempatnya berpijak ia melihat Fajri dengan sosok.. perempuan?

"Banggg Fajrriii...." teriak Shaqila dan menghambur pelukannya kepada Fajri. Untung saja Fajri dengan sigap bisa mengimbanginya, kalau nggak? Mereka berdua bisa terjatuh duduk dan menjadi bahan tertawaan orang-orang.

Wanita yang berada di samping Fajri terkekeh geli, melihat sikap Shaqila.

"Ila, jangan bersikap seperti itu lagi, oke?" Fajri memeluk dan mengelus punggung Shaqila.

"Maklumlah, Jri. Mungkin dia kangen sama kamu, kan udah lama nggak bertemu." sosok wanita di samping Fajri buka suara, Megan.

"Bang, siapa dia?" Shaqila melepaskan pelukannya, ia menatap Megan dengan tatapan yang sulit diartikan.

Apa ada yang salah dengan penampilanku? Mengapa mukanya jutek sekali — batin Megan.

Megan tersenyum hangat, walaupun sebenernya ia risih dengan tatapan Shaqila. "Eum—hai? Aku Megan temannya Fajri, kamu?" ragu-ragu Megan mengulurkan tangannya.

"Hai, aku Shaqila. Panggil aku Sha, karna Ila hanya panggilan untuk keluargaku. Aku adik sepupu Bang Fajri." Shaqila menjabat tangan Megan sembari tersenyum, membuat Megan sedikit agak lega walaupun perkataannya rada tidak mengenakan di hatinya.

"Ila, nggak boleh ngomong gitu. Dia orang yang abang mau kenalin ke kamu, dan Ega maafkan adikku yang satu ini, dia memang begitu kalo baru kenal dengan seseorang." Fajri tersenyum kepada Megan, tangan kirinya pun merangkul Shaqila.

"Iya, gapapa kok, Jri. Sepertinya nama kamu nggak asing deh, Sha." Megan tampak berpikir, membuat mereka bertiga terdiam.

"Mungkin, karna namaku pasaran, kak. O, ya, aku mau ke toilet sebentar, jangan ke mana-mana. Jangan tinggalin aku, awas aja kalo ninggalin!" Shaqila menatap Fajri dan Megan membuat mereka mengangguk dan terkekeh geli.

Shaqila ADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang