Chapter 6

756 48 0
                                    

Shaqila berjalan dengan anggunnya dan dagu yang diangkat tinggi menandakan keangkuhannya.

Orang-orang yang kenal Shaqila hanya dari luarnya pasti berfikiran bahwa dia itu jutek, sombong, nyebelin. Tapi, Orang yang udah kenal dia luar-dalam, akan merasakan bersalah karna ternyata Shaqila tidak seperti apa yang mereka pikirkan. Shaqila akan berubah menjadi baik, ramah, dan menyenangkan kalau dia udah kenal sama orang tersebut.

Shaqila sesekali tersenyum ke orang yang udah dikenalnya adik kelas, kaka kelas maupun yang sepantaranya.

"Sha, lo baru dateng? Gue minjem hp lo dong, boleh gak?" tanya Arsen ketika melihat Shaqila duduk di bangkunya dengan tas yang masih menyangkut di bahunya.

"Iya, buat apaan emang? Kan lo punya hp sendiri, Ars."

"Gue gak bawa hp, nyet. Kalo bawa gue gak bakal minjem hp lo. Ini penting. Nanti istirahat gue balikin deh," ujar Arsen.

Shaqila menyodorkan ponselnya, "Nih elah gitu aja ngambek. Jelek lo. Eh, tapi 'kan emang lo jelek." ejek Shaqila.

Arsen menoyor kepala Shaqila," Sok tau lo! Gue ganteng tau. Eh bukan deh, tapi gue manis. Banyak orang yang bilang gitu." timpal Arsen sambil berkutat dengan ponsel Shaqila.

"Cih. Najis dah gue punya temen kayak lo, narsis banget." desis Shaqila, Arsen terkekeh.

"Lebay banget sih lo, Sha. Pake di lock screen segala. Passwordnya apa nih?" tanya Arsen jengkel.

"Woy!! Ngapain lo berduaan aja di kelas? Wah wah...." goda Kenzie.

"Bapak lo berdua! Mata lo sih budek gak pernah dibersihin. Liat noh di kelas banyak orang, gak cuma gua sama Arsen doang." hardik Shaqila, derai tawa pun terdengar.

"Otak lo kelindes truk, Sha? Mana ada mata budek." kata Arsen sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Kenzie mengedikan dagunya ke arah Shaqila. "Ars, temen lo nih?" tanya Kenzie dengan sok jijik.

Bukan, tapi pendamping hidupnya. Batin Shaqila

"Babu gue dia," jawab Arsen dengan muka datarnya. Shaqila menatap tajam ke Arsen dan meninju bahunya.

"Kampret lo! Gatau diri emang, udah dipinjemin hp malah kayak gitu." cerca Shaqila.

Arsen dan Kenzie pun tertawa puas melihat Shaqila yang jengkel. Tiba-tiba Vina pun dateng dan ikut bergabung.

"Tumben lo berdua ke sini?" tanya Vina memincingkan matanya curiga.

"Pengen tau aja lo urusan orang. Anak kecil gak boleh kepo." ejek Arsen.

"Anjrit! Pelit banget lo. Gua 'kan cuma nanya." sentak Vina, tawa dari teman-temannya terdengar.

Arsen dan Kenzie beranjak dari tempatnya. "Eh, Sha. Passwordnya apaan? Lo beluman kasih tau gue, nanti percuma gue minjem hp lo." tanya Arsen.

"Tanggal sama bulan lahirnya dia, Ars." celetuk Kenzie.

"Nah tuh kenzie tau." ucap Shaqila. Vina tersenyum mengejek ke arah Kenzie. "Oh, jadi lo ke sini buat minjem Hp? Dasar gembel." ledek Vina.

"Oke, Nanti istirahat gue balikin. Udah deh anak kecil diem aja, belajar yang bener jangan kepo mulu." ucap Arsen dan berlalu bersama Kenzie.

***

Selama pelajaran berlangsung Shaqila tidak fokus belajar, Ia gelisah. Shaqila merasa ada yang mengganjal.

Halah, kenapa sih lo, Sha. Kenapa gelisah gini. Gerutu Shaqila dalam hati

Shaqila ADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang