Chapter 13

646 41 5
                                    

Sha, lo berangkat sekolah bareng gue. Sebentar lagi gue sampe rumah lo. 

Shaqila tersenyum membaca message Arsen. Pagi yang cerah. Batin Shaqila

Shaqila mengecek penampilannya. Sempurna.

"Shaaaa... Ada Arsen nih." teriak Zuniar dari Ruang tamu. Shaqila menyambar tasnya yang berada di kasur dan ponselnya, Ia bergegas menuju Ruang tamu.

"Kamu ngapain aja sih? Lama banget, Arsen udah datang tapi kamu belum siap." omel Zuniar yang dapat cengiran dari Shaqila.

"Namanya juga cewek, Ma." balas Shaqila sambil menyengir, Zuniar hanya menggelengkan kepalanya takjub.

"Yaudah Ma, Ars sama Sha mau jalan sekolah dulu ya," pamit Arsen.

"Jangan jalan dong, Ars. Nanti capek dari sini ke sekolah jalan, kan jauh." canda Zuniar.

"Hahahaha gapapa, Ma. Biar Sha makin kurus kaya lidi." timpal Arsen melirik sekilas Shaqila.

Shaqila mengerucutkan bibirnya dan menatap tajam Arsen-Zuniar, mereka berdua terkekeh melihat Shaqila.

***

Saat Arsen dan Shaqila sedikit lagi sampe sekolah, Arsen membelokan motornya ke Arah Taman yang tak jauh dari Sekolahnya.

"Idiot!! Lo ngapain bawa gue ke sini? Kita 'kan mau sekolah!" cerca Shaqila saat dia turun dari motornya Arsen.

"Kata siapa kita mau sekolah?" tanya Arsen dengan serius, tenggorokan Shaqila tercekat saat Arsen bertanya, Masalahnya Arsen sering banget Cabut sekolah dan Cabut pelajaran. Pasti dia mau ngajakin gue cabut sekolah.

Arsen melihat Shaqila yang memucat. Ia tertawa dan menggenggam tangan Shaqila menuju tempat duduk yang muat sekitar tiga orang.

"Hahahaha, gue gak ngajakin lo cabut Sha. Tenang aja. Gue ngajak lo ke sini karna ada yang mau gue omongin sama lo." ujar Arsen dan mengempaskan pantatnya di bangku. Shaqila menghela nafasnya lega.

"Emang apa yang mau lo omongin, Ars?" tanya Shaqila melihat sekilas Arsen yang duduk di sebelahnya. Arsen terdiam tidak menjawab.

Shaqila melihat sekilas jam tangannya. Ia mengembuskan nafas. "Sebenernya apa yang mau lo omongin sih? Kita mau sekolah Ars. Dikit lagi bel masuk." lanjut Shaqila.

Tiba-tiba Arsen berlutut di hadapan Shaqila dan menggenggam tangan Shaqila. Mata Shaqila melebar melihat Arsen. "A-ars l-lo mau ngapain?" tanya Shaqila gugup.

Arsen tersenyum lembut. "Dari  pertama gue ketemu lo. Ada sesuatu yang aneh di diri gue— "

"Ta-tapi bukannya lo punyanya sama Rena?" tanya Shaqila gugup.

"Dan lo selalu menyelinap masuk ke dalam pikiran gue, Dan sekarang gue sadar. Gue jatuh cinta sama lo. Lo mau jadi pacar gue?" lanjut Arsen dan tersenyum membuat Shaqila tak percaya. Arsen berdiri dan kembali duduk di tempat tadi.

Jantung Shaqila berdegub kencang, kupu-kupu pun beterbangan. Shaqila menutup matanya memastikam ini hanya mimpi dan—

"Gimana menurut lo, Sha?" tanya Arsen tersenyum penuh arti. Shaqila menatap Arsen berbinar-binar.

"Gue, Gue ma— "

"Pasti rencana gue berhasil ya, Sha? Kalo gue pake cara tadi buat nyatain perasaan gue ke dia." tukas Arsen. Ia tertawa melihat dahi Shaqila yang mengernyit bingung.

"Hahahaha, gue tadi cuma ngetest doang, Sha. Gue mau nyatain perasaan gue ke seseorang, Sha. Dan gue minta bantuan sama lo. Gue tadinya mau minta bantuan sama Vina atau Rena, tapi yang ada nanti gue dihajar sama cowoknya, Hahahahah. O, ya menurut lo tadi romantis gak?" 

Shaqila ADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang