Chapter 38

515 31 3
                                    

Hoaam.

Entah sudah keberapa kali Shaqila menguap, jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam. Namun, ia masih setia duduk di depan meja belajarnya dengan beberapa buku yang sudah bertebaran. Sudah empat hari, Shaqila selalu tidur larut malam, demi nilainya.

Dia selalu berusaha melupakan keganjalannya terhadap Satria dan Oline, walaupun hubungannya sedang renggang, Shaqila selalu berusaha tidak terlihat sedih di depan teman-temannya. Sungguh itu sangat menyiksa dirinya.

"Semoga besok bisa ngerjain soalnya, Aamiin." doanya sebelum mengakhiri belajarnya.

***

Tangan Shaqila tak berhenti untuk menulis atau sekedar menghitung dengan kalkulator, tenang. Sedangkan, Vina yang duduk di belakang memasang muka masam, ia tidak bisa mengerjakan.

"Sial! Gimana ini, gue nggak belajar yang metode Fifo, Lifo. Arggh, Sha, lo kenapa paling depan sih, kan gue nggak bisa nyontek."

Tiba-tiba mata Vina menangkap seorang lelaki dan wanita berjalan di depan ruangannya, Oline dan Satria. Vina tersenyum licik, melirik pengawasnya yang sedang memainkan ponsel, Bagus! Memudahkan gue buat bertanya.

Saat tanpa sengaja Satria menoleh ke ruangannya, Vina melambaikan tangannya. Langkah Satria terhenti, ia menatap Vina dengan pandangan bertanya. Sedangkan, Vina tersenyum lebar.

Vina menujukkan lembaran soal ditangannya, bibirnya bergerak seakan mengatakan. Ini caranya gimana, Sat?

Satria yang mengerti maksud Vina, ia melirik kekasihnya yang duduk di barisan paling depan. Shaqila sangat santai mengerjakannya, tidak ada tanda-tanda ia kesulitan dalam mengerjakan. Satria menatap kembali Vina dan mengedikkan dagunya ke arah Shaqila, seakan mengatakan "Tanya dia aja, dia bisa."

Vina mendesah dan menggeleng, "Susah kalo nyontek sama dia, nanti ketahuan sama pengawas."

Oline melirik Satria sesekali melirik Vina, ya dia sepertinya paham kalau Vina meminta jawaban ujian. Tiba-tiba Oline bergelayut manja di lengan Satria, tidak ada penolakan dari Satria membuat Vina semakin terkejut dengan apa yang dilihat.

"Vina! Apa yang kamu lakukan?!" tegur pengawas membuat seluruh pasang mata menatapnya.

"Ti-tidak ada, pak." jawabnya gugup.

Shaqila yang berniat ingin melihat Vina, pandangannya tidak sengaja menangkap kekasihnya yang sedang bersama wanita. Mata Satria dan Shaqila bertemu, ia saling menatap satu sama lain. Hingga akhirnya, Satria tersenyum seakan memberinya semangat. Shaqila mengangguk dan tersenyum, setelah itu Satria pergi bersama Oline.

"Persetan! pemandangan macam apa itu! Gue nggak ngerti apa yang sebenernya lo mau, Sat. Kalo lo bosen sama gue, lo bilang Sat. Jangan kayak gini, nyakitin tau!" gerutu Shaqila dalam hati tanpa disadari airmatanya menetes.

"Nggak, lo nggak boleh cemburu sama Oline. Lo 'kan tau Sha kalo Satria nggak pernah menyukai Oline. Lo juga nggak boleh egois, dia cuma butuh waktu buat ujian." Shaqila menyeka airmatanya, kemudian ia kembali mengerjakan ulangannya.

Setelah berkutat dengan ulangan yang dilaksanakan selama 4 jam, murid SMK StarLight diperbolehkan untuk pulang. Shaqila mengembuskan nafas lega, besok hari terakhir mereka UAS.

"Sha, pulang bareng, yuk? Ada yang mau gue ceritain sama lo, nih." ajak Arsen saat melihat Shaqila keluar dari ruangannya.

"Sebentar, gue kabarin ke Satria." Shaqila mengeluarkan ponselnya dari dalam saku.

"Kan Satria tadi udah pulang sama Oline." celetuk Arsen membuat Shaqila menatapnya, "Lho, emang lo nggak tau, Sha? Tadi gue lihat Satria pulang sama Oline, gue kira lo udah tau." lanjutnya.

Shaqila ADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang