Chapter 35

500 31 0
                                    

Satria mengajak Shaqila pergi ke sebuah Mall, tempat yang pertama kali membuat Satria dan Shaqila berteman. Setelah kejadian Fajri tadi, Satria membawa Shaqila pergi.

"Lo mau ngapain ngajak gue ke sini?" Shaqila menaikan sebelah alisnya saat Satria dengan santainya masuk ke dalam Mall itu.

Satria melihat sekilas Shaqila sembari tersenyum. "Entahlah. Gue cuma mau berdua sama lo sehari ini, setelah apa yang gue lihat. Lo khawatir sama Raka." jawabnya santai yang sangat menohok hati Shaqila.

Shaqila langsung melingkarkan tangannya di pinggang Satria dan menyandarkan kepalanya di bahu Satria. Satria sedikit terkejut, ia tidak menyangka Shaqila akan melakukan itu di depan orang banyak.

"Maaf, Satria. Tapi, gue khawatir sama dia karna dia korbannya bang Fajri. Nggak lebih dari itu. Aku nggak mau Raka masuk ke rumah sakit dan keluarganya menuntut bang Fajri." jelasnya.

Satria tersenyum tangannya pun beralih mengusap puncak kepala Shaqila. "Iya, sayangku. Maaf, tadi aku sedikit cemburu."

Shaqila menjauhkan dirinya dari Satria dan tersenyum senang, "Oke, kita lupain masalah itu. Sekarang kita mau ngapain?"

Satria berdecak  saat Shaqila terlepas darinya, "Ck, bisa nggak si lo romantis sebentar aja, Qi." cibir Satria menatap sinis Shaqila.

Shaqila terkekeh, "Oh, jadi lo mau romantis-romantisan nih sama gue? Oh, jadi tadi lo seneng banget ya gue meluk lo?"

Satria memutar bola matanya dan langsung menarik Shaqila, memeluk pinggang gadis itu. "Ngga usah banyak bacot, mending lo diem. Daripada bibir lo yang menggoda itu gue cium." ancamnya lagi-lagi membuat Shaqila bungkam.

Dalam sehari Satria sudah dua kali mengancam Shaqila yang berhasil membuatnya bungkam.

"Good girl! Lebih baik seperti ini." ucap Shaqila yang bungkam dan menurut.

"Kita sebenernya mau ngapain?" Shaqila menatap wajah Satria dari samping, tampan.

"Apa liat-liat? Baru tau kalo gue ganteng?" Satria menoleh sekilas ke arah Shaqila.

Shaqila mengerjapkan matanya berkali-kali. Ya, tanpa Shaqila sadari ia sebenernya terpana dengan Satria. "Untung gue nggak denger." ucap Shaqila.

Satria terkekeh, "Nggak denger tapi nyaut," Satria berdehem saat tak dapat respon dari Shaqila, "Ehm, Qi. Kita makan dulu yuk, abis itu nonton, dan——"

"Gue mau karaoke-an, Sat." rengeknya sembari menatap Satria dengan puppy-eyes nya. Satria mengangguk setuju, "Oke, tapi setelah kita nonton." ucap Satria.

Shaqila menggelengkan kepalanya, "Gue nggak mau nonton, nggak ada film yang lagi pengin gue tonton di bioskop." tolak Shaqila.

"Tapi, kita makan dulu, oke?" Shaqila mengangguk patuh.

***

Uhuuk

Shaqila tersedak saat mengetahui Satria tau masalah dirinya dengan Raka. Shaqila langsung meminum, minuman yang berada di depannya.

"Jadi, bang Fajri udah cerita semuanya ke lo?" Shaqila membelalakkan matanya tidak percaya.

Satria menyeruput minumannya dan menggangguk, "Iya, dia udah cerita semuanya. Tadinya pas lihat bang Fajri kayak gitu gue mau ikutan tapi nggak deh, kasian udah babak belur gitu." jawabnya sembari tertawa, Shaqila hanya berdecak dan menggelengkan kepalanya.

"Gue juga tau kalo Raka menyesal. Dan sekarang dia benar-benar sayang dan cinta sama lo, Qi. Ck, senjata makan tuan."

"Udahlah, Sat. Jangan bahas itu lagi, gue nggak mau bahas itu." ucap Shaqila dengan wajah yang malas.

Shaqila ADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang