Chapter 34

576 29 2
                                    

Shaqila memasuki rumahnya dengan perasaan bahagia, langkah kakinya terhenti saat ia merasakan rumahnya yang begitu sepi.

Oh iya, gue lupa 'kan penghuni rumahnya ngga tau pada ke mana, Shaqila tersenyum miris.

Shaqila menaikan sebelah alisnya saat melihat Minah—pembantunya—keluar dari kamar yang sekarang di tempati oleh Robby Darwin. "Bi, abis ngapain?"

Minah yang melihat kedatangan Shaqila tersenyum, "Ini non abis beresin kamar tuan, sepertinya tuan nggak pulang lagi." jawabnya. Shaqila hanya mengedikkan bahunya tak acuh, kemudian berjalan menuju kamarnya yang berada di lantai dua.

***

Shaqila melirik jam yang munujukan pukul dua belas malam. Namun, matanya belum bisa terpejam. Dering ponselnya membuat senyumnya merekah saat melihat ID Caller; Mine.

"Shaqila sayang, kamu mau tidur jam berapa? Ini udah malam. Tidur sekarang."

"Gue udah tidur Satria sayang, tapi gue terbangun gara-gara ada yang telepon gue."

"Huh? Gue nggak yakin lo tidur, mana ada orang bangun tidur tapi suaranya biasa aja, nggak kayak orang abis bangun tidur. Dan setau gue, lo nggak bisa tidur kalo lampu menyala. Jangan coba-coba bohongin gue, Qila!"

Shaqila menatap layar ponselnya, ia bingung dari mana Satria tau tentang itu semua.

"Jangan bilang kalo lo ada di——"

"Iya, gue ada di depan rumah lo dan ternyata dugaan gue benar, lo belum tidur, Qila!"

Shaqila beranjak dari tempat tidurnya, ia membuka sedikit gorden kamarnya. Dan di sanalah terlihat mobil Satria yang terparkir di depan rumahnya.

Shaqila menghela nafas dan mematikan sambungan telepon, kakinya yang jenjang melangkah keluar dari kamarnya berniat ingin menemui Satria. Ia terhenti saat mendengar isak tangis seseorang, Shaqila mengikuti sumber suara tersebut yang ternyata dari kamar sebelahnya. Lebih tepatnya kamar Zuniar, orangtua Shaqila sudah tidak tidur sekamar lagi.

Shaqila mendekat ke pintu kamar Zuniar, ia mengintip dari celah pintu yang sedikit terbuka. Terlihat Zuniar yang duduk di tepi ranjang dengan menunduk sambil memegang dadanya, hati Shaqila seperti tersayat-sayat melihatnya.

"Aku nggak nyangka kita bakalan secepat ini berpisah, Roby. Sungguh aku tidak ingin perpisahan ada diantara kita, a-aku ingin tetap bersamamu." rancau Zuniar.

Kaki Shaqila melemas mendengarnya, sebenarnya apa yang terjadi diantara kalian?

"Terimakasih untuk hadiah yang kamu berikan tahun ini, Roby. Aku tidak menyangka kamu akan memberikan ini semua. Hadiah yang paling menyakitkan."

Shaqila menitikan airmatanya, ia berjalan mundur menjauh dan berlari ke kamarnya. Duduk di kasurnya dan menangis sembari memeluk lututnya, kepalanya ia sembunyikan.

Sedangkan di luar, Satria memandangi kamar Shaqila yang lampunya masih menyala, ia menaikan sebelah alisnya saat Shaqila tiba-tiba mematikan teleponnya. Ponselnya bergetar dan ada pesan dari Shaqila.

Mine:
Aku tidur.

Setelah membaca pesan yang berisikan dua kata tersebut, tak lama lampu kamar Shaqila mati. Ada sesuatu yang nggak beres, batin Satria.

Satria telepon Shaqila yang ternyata ponselnya tidak aktif, kemudian beralih membalas pesan Shaqila. Walaupun Satria tau, pasti pesan yang dibalasnya akan dibaca besok oleh Shaqila.

Entah hanya perasaan gue aja, atau memang bener kalau ada sesuatu yang nggak beres. Gue harap lo baik-baik aja, babe. Selamat tidur, jangan lupa mimpiin aku. Love you, Shaqila.

Shaqila ADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang