Chapter 5

721 48 0
                                    

Mentari telah menyinari bumi. Namun, Shaqila masih setia berada di dalam selimut. Begitulah Shaqila kalau hari libur, bangun siang.

Berkali-kali ponselnya bunyi, Ia tetap tak bergeming dari posisinya yang memeluk guling. Entah udah berapa kali ponselnya bunyi.

. . . Going Out tonight changes into something red , Her mother doesn't like that kind of dress Everything she never had , She's showing off

Dengan nyawa yang belum terkumpul sepenuhnya, Shaqila mengambil ponselnya yang tergeletak di nakas. Ia menjawab panggilan tanpa melihat ID Callernya.

"Hallo?! Gatau orang lagi istirahat ya?!" cerca Shaqila. Orang yang di sebrang sana hanya bisa menggelengkan kepalanya,

"Ini udah siang, Sha! Udah jam 11 tapi lo baru bangun? Astaga Shaqila!" tandas Vina. Ya, Dia yang telah mengganggu Shaqila tidur.

"Astaga, Vina! Lo tau 'kan kebiasaan gue? Jadi pleas, Ini bagi gue masih pagi." bantah Shaqila yang telah mengubah posisinya menjadi duduk.

"Ya, ya, terserah lo. Sekarang gue tanya lo mau ikut gak? Gue mau jalan-jalan nih sama Alfat." ajak Vina yang membuat Shaqila mendengus kesal.

"Lo sama Alfat mau jalan ngapain ajak gue?! Lha, Nanti gue sama siapa, bodoh?! Lo enak berdua naik motor, lah iya masa gue naik angkot. Terus nanti malah gua jadi obat nyamuk, Cing!" cerocos Shaqila, Vina terkekeh mendengar omelan Shaqila.

Betapa ngenesnya, Dia. Batin Vina.

"Haha, gue tau lo ngenes. Tapi gak segitunya juga kali, Sha. Lo gak bakal jadi obat nyamuk dan gak bakal naik Angkot. Si Alfat ngajak Arsen. Jadi, Lo sama Ars." ucap Vina.

Alfat ngajak Arsen. Jadi, Lo sama Ars.

Betapa bahagianya Shaqila saat tau kalau dia sama Arsen.

Sejak lama Shaqila mencintai Arsen secara diam-diam. Sejak awal pertemuannya, Arsen anak pindahan dari sekolah lain. Dan pada saat itu, Arsen sekelas dengan Shaqila dkk. X AK 2. Menurut Shaqila, Arsen itu... Manis!

"SHAAAAAA!!! WOOOY!!! JANGAN MELAMUN! MAU GAK?!" teriak Vina di sebrang sana karna kesal didiemin oleh Shaqila.

Dengan sigap Shaqila menjauhkan ponselnya dari telinga. "JANGAN TERIAK-TERIAK MONYONG! Iya, gue mau seenggaknya ngilangin bete gue di rumah."

"Ars, Shaqila mau. Yaudeh nanti lo jemput dia." Vina berbicara ke Arsen yang berada di sampingnya. Samar-samar Shaqila bisa dengar jawaban dari Arsen.

"Yaudah bagus, berarti gue gak jadi obat nyamuk. Ada Shaqila yang bakal nemenin gue. Nanti gue jemput dia."

"Sha! Yaudah, ya nanti Arsen jemput lo, Mandi gih sana. Udah ya, nanti pulsa gue abis, Bye sha!"  ucap Vina kemudian memutuskan sambungan.

Ada Shaqila yang bakal nemenin gue.

Shaqila tersenyum simpul. Gue bakal selalu nemenin lo kok , Ars. Selalu.

***

Arsen menatap Shaqila tajam dari ujung kaki sampai ujung rambut, Membuat Shaqila salah tingkah.

"Kenapa, sih? lo ngeliatin gue gitu banget?" tanya Shaqila dengan nada jengkel. Arsen mendengus dan tertawa mengejek.

"Lo daritadi lama bukain gue pintu cuma buat dandan kayak gini doang, Sha? Astaga!" ujar Arsen sarkastik.

Gue kira lo mau muji gue, Ars. Ternyata lo malah ngejatohin gue. lirih Shaqila dalam hati.

"Bawel lo! Harusnya lo berterimakasih sama gue, tanpa gue lo bakalan jadi obat nyamuk." tandas Shaqila.

"Iya, juga sih. Yaudah, cepetan kunci tuh rumah kalau gak mau dibobol maling. Vina beserta para Couplenya udah nungguin kita." ucap Arsen.

"Beserta para Couple? Hahaha lo kira Vina punya banyak cowok , Bodoh! Bahasa lo salah, Cing." ujar Shaqila.

Arsen menaiki motor gedenya dan memasang helm, "Iya lah cowok dia banyak. Ada bapaknya, ada gue, ada kenzie. Banyak 'kan?"

Shaqila menoyor kepala Arsen, " Bego! Kapan lo pinternya sih, Ars? Capek gua lama-lama berteman sama lo yang otaknya rada geser."

Selama perjalanan menuju rumah Vina, Arsen dan Shaqila bercanda gurau.

***

Vina, Alfat, Arsen dan Shaqila berhenti di restaurant yang tak jauh dari tempat tadi mereka berwisata.

"Tinggal lo doang nih, Sha. Lo mau pesen apa emang?"

"Nasi goreng steak sama jus apel." jawab Shaqila. Ia berkali-kali melirik jam tangannya yang melingkar. Jam udah menunjukan pukul setengah 10.

"Lo kenapa sih, Sha? Kayaknya gelisah banget." celetuk Alfat. Shaqila berhenti melihat jamnya dan beralih ke Alfat.

"Bukan, kayanya. Tapi , emang iya gua lagi gelisah. Masalahnya udah jam 10 gue takut diomelin ini, masalahnya gue gak bilang mau pergi. Ditambah ponsel gue mati." cerocos Shaqila panik.

Arsen menyodorkan ponselnya ke Shaqila. "Ya ampun Sha, Sha. Yaudah nih kabarin nyokap atau siapa gitu, daripada nanti lo diomelin." ujar Arsen.

Dengan sigap Shaqila mengambil ponsel Arsen dan mengirim pesan ke ponsel Mamanya.

Ma, Shaqila lagi makan di luar. Gak lama cuma bentaran doang.

Send.

Vina tersenyum ke Shaqila penuh arti. Vina memang udah tau kalau Shaqila mencintai Arsen.

"Thanks boy." ucap Shaqila dan mengembalikan ponsel ke Arsen. Arsen mengangguk dan memasukan ponselnya ke dalam jaket.

Makanan dan minuman yang mereka pesan pun datang. Mereka makan sambil bercengkrama. Arsen curiga dengan Vina yang sedari tadi tersenyum penuh arti ke Shaqila. Sedangkan, Shaqilanya tak peduli.

"Vin, lo kenapa senyam-senyum gitu?" tanya Arsen sambil makan. Shaqila yang lagi minum pun memperhatikan Vina, Begitupun dengan Alfat yang lagi makan mengalihkan pandangannya ke Vina.

Kan, Vina bego. Ngapain coba pake senyam-senyum segala. Gue tau vin lo ngeledekin gue. Batin Shaqila

"Gapapa, Emang kenapa kalo gue senyum? ada masalah?" tanya Vina dengan tetap tersenyum.

"Ya, enggak sih. Tapi aneh aja gitu." jawab Arsen dan mengedikan bahunya acuh tak acuh. Kemudian, hening.

Suasana menjadi awkward gak ada yang sama sekali buka pembicaraan, Sampe akhirnya Vina kembali berbeo

"By the way, Gimana Ars sama ka Halimah? Lo mau emangnya dicomblangin gitu?" tanya Vina.

"Gue aja gak kenal sama Halimah halimah itu. Pernah sih lihat, tapi cuma sekali dan gue udah lupa." jawab Arsen tak acuh.

Vina menatap Shaqila, lo harus berterimakasih sama gue, Sha. Karna gue lo jadi tau.

Shaqila yang balas dengan memutarkan matanya dengan jengkel.

"Lo gak kenal sama Ka halimah,  Ars? Astaga! Gue kira lo tau orangnya." sentak Vina.

"Lho, terus yang lo nanya gue itu di BBM?" timpal Shaqila

"Enggak kenal. Nisanya aja yang gak jelas. Kalo masalah itu gue cuma nanya-nanya doang." jawab Arsen.

Shaqila dan Vina hanya ber-oh-ria. Lagi-lagi Vina menatap Shaqila penuh arti dan tersenyum puas. Shaqila pun yang menyadari itu hanya bisa mendengus kesal.

Seenggaknya gue masih bisa dan masih punya kesempatan untuk masuk ke dalam hati lo. Batin Shaqila

- TO BE CONTINUE -

Ciyeee ada yang double date gicuuu;3
Tapi sayang yang satu udah jelas hubungan apa. Tapi yang satu hanya sekedar sahabat. Miris.Hahahah.

Jangan lupa Vommemt yaaaa

Terimakasih♥

Shaqila ADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang