Chapter 32 : Ketidaknyamanan

346 77 10
                                    

Waktu berputar ke malam sebelumnya, di mana Yoo Jonghyuk sedang berada di bar Jung Heewon untuk menunggu Gurunya.

"Jonghyuk-ssi, apa ada masalah serius?" tanya Jung Heewon yang malam ini bertindak sebagai bartender, dia mengosongkan barnya untuk pertemuan Yoo Jonghyuk dan Namgung Minyoung.

"Mm." Yoo Jonghyuk mengiyakan sambil meminum cocktail yang dia pesan. Dia terganggu oleh pesan yang dia baca dari ponsel wanita itu.

Yoo Jonghyuk selalu memendam perasaannya sampai dia berhasil mengurus masalahnya, itu sudah menjadi ciri khasnya yang tidak terbiasa dengan kasih sayang.

Dia berpikir akan memakan waktu yang cukup lama baginya untuk bertemu Kim Dokja yang sangat ingin dia temui. Namun, tanpa diduga bahwa situasi melenceng ke arah yang tak diketahui. Dia takut terjadi sesuatu pada Kim Dokja sebelum dia sempat bertemu dengannya dan bertanya apakah Kim Dokja masih mengingatnya serta kehidupan sebelumnya?

Di samping itu, Yoo Jonghyuk tidak menyukai wanita yang mengaku paling dekat dengan Kim Dokja.

Dia menunggu lama sampai Gurunya datang dan duduk di sampingnya di konter bar. Penampilan Gurunya sedikit acak-acakan seolah-olah baru selesai mengerjakan sesuatu dan terburu-buru ke sini.

Namgung Minyoung memesan Jung Heewon untuk menyediakan segelas bir dan menyapa murid tersayangnya. "Kau sepertinya berubah sejak terakhir kali kita bertemu."

Yoo Jonghyuk menyahut, "Aku mengingat beberapa hal dari masa lalu. Orang itu menyelamatkanku."

Namgung Minyoung menyeringai. "'Orang itu'? Oh, benar. Aku mendengar ada orang misterius yang menyelamatkan nyawamu."

Yoo Jonghyuk menoleh dan bertanya, "Apa yang Olympus lakukan padamu?"

Namgung Mimyoung sedikit tidak senang karena kurangnya sopan santun muridnya ini, tetapi membiarkannya berlalu untuk saat ini.

"Tidak banyak. Mereka bermain dengan baik. Jangan khawatir, aku bisa mengurus diriku sendiri. Kaulah yang kukhawatirkan. Mereka mengincarmu," balasnya sambil menampakkan ekspresi prihatin.

Jung Heewon pada saat itu menyela dengan menaruh segelas bir yang dipesan. "Jonghyuk-ssi, kau tampak gelisah, ini tidak seperti dirimu."

Alis Yoo Jonghyuk berkerut dan upayanya untuk terlihat biasa saja terungkap. "Firasat buruk," jawabnya lalu menghabiskan cocktail dalam satu teguk.

Namgung Minyoung merasa itu tak ada hubungannya dengan grub Olympus, muridnya ini bisa menangani mereka dengan baik selama mereka tak punya senjata rahasia mematikan.

"Apa ada sesuatu yang kau butuhkan?" Dia tidak menanyakan perihal tersebut lebih jauh. Dia memahami karakter Yoo Jonghyuk, yakni seseorang yang sulit dipaksa jika dia tidak mengambil inisiatif untuk mengatakannya lebih dulu.

Yoo Jonghyuk terdiam sejenak, kemudian berkata dengan ragu-ragu, "Aku akan pergi ke suatu tempat selama beberapa waktu. Bisakah Guru membantuku mengawasi adikku?"

Dia tak mungkin mengajak Yoo Miah ikut serta dalam perjalanan ke sarang harimau. Karena Yoo Miah adalah salah satu kelemahannya, sementara kelemahan lainnya.... Dia tidak yakin apakah emosinya yang gelisah itu menunjukkannya dengan jelas?

Namgung Minyoung menyetujuinya tanpa pertanyaan. Mereka kemudian membahas hal-hal terkait bagaimana berbaring sampai debu mengendap untuk mengecoh musuh dan menyerang mereka tanpa simpati.

***

Yoo Jonghyuk pulang ke kamar apartemennya setelah memberitahu Yoo Miah bahwa Gurunya akan merawatnya untuk sementara.

Dia memasuki kamar tidurnya, mengakses semua informasi yang berhasil dikumpulkan oleh Han Donghoon di tabletnya tentang Watcher dan membacanya.

Watcher of Light and Shadow. Seseorang yang disebut momok dunia bawah. Memiliki kolega dan klien di banyak tempat. Terkenal kejam dan aneh. Penampilannya tak diketahui. Tak ada yang tahu di mana dia tinggal dan apa saja yang dia lakukan tak terekam di manapun. Itu terhapus.

Yoo Jonghyuk menyimpulkan informasi singkat seperti itu dan menutup matanya. Dia menarik napas dalam-dalam, menahan rasa takut dan antisipasi karena akan bertemu dengannya besok.

Haruskah dia mengungkapkan bahwa dia mengingatnya?

Yoo Jonghyuk yakin bahwa Kim Dokja mengingatnya, kalau tidak mengapa lagi orang itu menyelamatkannya?

Akan tetapi, perasaan cemas memuakkan menusuknya sehingga dia insomnia.

***

Sekarang, Yoo Jonghyuk tahu alasan perasaan gelisahnya. Di depan wajah akrab yang memandangnya dengan asing, dia mengerti bahwa ini gilirannya.

Apakah takdir begitu mempermainkan mereka?

Watcher memijat pelipisnya yang berdenyut lagi saat dia melirik Yoo Jonghyuk. Dia merasa tidak nyaman karena pria itu, jadi dia menyarankan agar mereka pergi dan beristirahat.

"Aku akan membahas sesuatu dengan Plotter. Kau dan... pria di sana bisa mencari tempat untuk beristirahat. Aku akan menemui kalian nanti," ujar Watcher seraya memberi isyarat dengan matanya pada Plotter.

Han Sooyoung tercengang. "Kau juga tidak mengingatnya?" Suaranya dipenuhi schadenfreude karena bukan hanya dia yang malang.

Watcher menggeleng. "Maaf atas itu. Tapi, yakinlah bahwa aku akan mengingatnya setidaknya satu bulan lagi." Kata-kata itu ditujukan ke Yoo Jonghyuk yang menatapnya dengan muram.

Plotter mengantar mereka pergi dan akan kembali nanti untuk membicarakan sesuatu dengan Watcher.

Yoo Jonghyuk meludahkan serangkaian kata dengan suara parau, "Kim Dokja, kau bodoh!"

Dia berbalik dan mengikuti Plotter pergi. Han Sooyoung tertahan sebentar, dia agak rumit tentang situasi ini, tetapi dia cepat beradaptasi.

Watcher terpaku di tempatnya, bertanya-tanya apakah dia dan pria itu memiliki hubungan pisau di tenggorokan satu sama lain?

Entah kenapa, punggungnya terasa dingin saat tatapan pria itu melintas di benaknya.

Dia memikirkannya dan merasa semakin tidak nyaman.

***

Asosiasi Gourmet menyambut dua kenalan baru berdasarkan rekomendasi Plotter. Mereka diberi kamar tersendiri di gedung mewah tersebut dan diberikan akses terbatas.

Pada malam hari, di kolam renang besar yang ada di suite VIP. Watcher, yang duduk di kursi di pinggir kolam, memainkan laptop portabelnya sambil sesekali mendeteksi pergerakan di sekitarnya yang sekarang sunyi.

Dia mencatat dan merekam aktivitasnya dan mengenkripsinya. Kemudian, menambahkan kondisi khusus, yaitu ingatannya yang tersegel sebagian.

Pencahayaan agak gelap, dengan cahaya dari lampu di sudut yang dinaungi bayangan tanaman bonsai di pot-pot di sekelilingnya.

Dia menghindari dua tamu siang tadi, itu adalah caranya untuk menjaga perasaan kedua belah pihak, itu menurutnya.

Dia tidak nyaman karena khawatir efek obat itu semakin tipis, sementara itu dia juga tidak mau melihat ekspresi terluka mereka. Lagipula, kondisi ini hanya sementara.

Pada saat itu, dia berhenti mengetik. Dia mendengar langkah kaki samar yang berjarak kurang dari 20 meter darinya.

Watcher menurunkan laptopnya ke meja di samping, menatap tajam ke penyusup berbahaya yang mengganggu.

Fakta bahwa Watcher baru mendeteksinya sekarang dengan jarak sedekat itu berarti penyusup memiliki kekuatan kamuflase yang menyerupai Esper.

"Kau sangat waspada." Penyusup itu berbicara saat menampakkan wajahnya di bawah penerangan cahaya yang dipantulkan air kolam.

Watcher tertegun sesaat kemudian menegur, "Kau seharusnya tidak diizinkan masuk ke sini."

Penyusup Yoo Jonghyuk menaikkan sudut bibirnya. "Aku tahu. Tapi, peraturan tak bisa menghentikanku."

Watcher sama sekali tidak bangkit dari duduknya dan masih agak santai. Dia mengabaikan kegelisahannya dan berbicara dengan suara tanpa emosi. "Apa yang kau inginkan?"

Itu pertanyaan yang klise. Watcher merasa ini tidak benar, jadi mengoreksinya. "Apa yang ingin kau bicarakan denganku?"

Yoo Jonghyuk berjalan mendekat sembari menjawab, "Itu tergantung apakah kau mau mendengarnya."

***

Okey, aku membuatnya cliffhanger....

Fanfic ORV : SalvationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang