Chapter 18 : Asosiasi Gourmet

578 139 41
                                    

Ruang perjamuan tamu-tamu khusus yang diundang oleh tuan rumah — seorang lelaki tampan berambut emas yang duduk santai di salah satu meja perkumpulan — itu mendadak sunyi senyap ketika seseorang yang mereka tunggu memasuki ruangan dengan langkah ringan. Orang tersebut berhenti dan menyapa wanita berambut coklat dengan topeng setengah wajah berwarna merah yang pertama datang menyambutnya.

"Tuan Watcher, saya senang Anda benar-benar datang," sambut Selena Kim yang tersenyum cerah.

Watcher mengangguk lalu mengedarkan pandangan ke semua orang yang hadir kemudian membalas, "Baru dimulai?"

Selena Kim akan menjawab. Namun, seseorang menyelanya. Dia adalah wanita pirang yang terkenal dengan kelicikannya, tetapi dia banyak berjasa kepada yang lain berkat kemampuan prediksinya. Dia, Prophet Anna Croft, tentu saja mengikuti pertemuan menyenangkan ini. Dia menutupi Selena Kim untuk menunjukkan bahwa dia lah yang berhak menyambutnya.

"Perjalananmu lancar?" tanyanya penuh selidik pada pria yang memakai masker hitam di depannya.

Watcher mengetuk dahinya dengan jari telunjuk karena merasa sedikit pusing. Dia menjawab setelah beberapa saat.

"Tak ada masalah."

Anna Croft yang memakai topeng putih setengah wajah menyeringai sambil berpose selayaknya putri yang menyambut rajanya.

"Selamat datang, kami semua menunggumu, Tuan Watcher."

Tuan rumah telah beranjak dari tempat duduknya semenjak pintu ruang perjamuan yang merupakan aula manor-nya terbuka, dia menginterupsi.

"Kau tidak berbohong, kan? Aku tahu trikmu, Watcher. Dan ini akan menjadi jamuan makan malam kita yang ke-8," sahut tuan rumah Sun.

Watcher terkekeh sejenak kemudian mendekati Sun dan berbisik pelan di telinganya. Bahkan Anna Croft dan Selena Kim tidak mendengar apa yang dia bisikkan. Mereka berdua sangat penasaran.

Sun membelalakan matanya yang memancarkan kilau keemasan seperti rambutnya yang keren. Dia mundur selangkah lalu mendesah dan memasang ekspresi pura-pura tidak tertarik di wajahnya.

Watcher mengagumi bakat akting yang menakjubkan itu, informasi yang dia sampaikan adalah rahasia besar yang dia korek diam-diam sembari menyelamatkan teman lamanya.

Dia telah menukar jadwal penerbangan dari Bandara Incheon pada saat-saat terakhir sebelum keberangkatan, dan setelah memastikan bahwa sahabatnya tidak memperhatikan area masuk, dia menyelinap ke lobi tiket dan langsung mendapat tiket yang sudah dia pesan. Tujuannya adalah Kekaisaran Pecinta Makanan untuk menghadiri jamuan makan malam para gourmet, meski dia bukan bagian dari mereka.

Watcher menunda pertemuannya dengan psikiater yang dia maksud sampai akhir perjalanan singkat, mungkin akan berubah sesuai peristiwa beruntun yang bakal terjadi.

Momen mengingat tindakan sebelumnya berhenti ketika seseorang menghampiri, dia seorang pria yang tampak ramah, namun sangat licik. Tak ada yang waras di Asosiasi Gourmet ini. Watcher mendecak dalam hati. Sebenarnya, dia telah mempertanyakan tentang keanehan dirinya sendiri sejak lama, mengapa orang-orang sulit itu begitu mudah ditaklukkan? Seolah dia ditakdirkan untuk disukai siapapun itu! Apakah itu keberuntungan atau kutukan?

Jika memang benar begitu … bukankah rasanya tidak adil bila tiba-tiba kemampuan itu menghilang dan dia akan dibenci semua orang? Mungkin termasuk 'dia'??

Saat Watcher tenggelam dalam kekhawatiran tak beralasan, pria tersebut membuka percakapan sepihak dan menengahi tuan rumah dan dirinya. Sun mengerutkan kening jengkel.

"Watcher kita yang hebat, ayo bermain denganku nanti. Hnm~," ajak Asmodeus.

Kode nama yang masuk akal sesuai sifatnya, Raja iblis nafsu dan kemarahan, Watcher sedikit terhibur melihatnya.

Watcher tidak repot-repot menanggapi, justru dia menarik perhatian yang lain dengan kata-kata, "Dengar semuanya, kita harus menikmati makanan pembuka sekarang, benarkan?"

Sun mengamati seringai licik pembicara sebelum memberi sinyal ke beberapa orang untuk mengurus ruang perjamuan, serta menghidangkan masakan istimewa mereka.

"Mari nikmati jamuan menyenangkan ini," ajak Sun pada Anna Croft dan Selena Kim, jelas mengabaikan Asmodeus yang tertegun sebab tak mendapat respon dari Watcher.

Yang terakhir berjalan melewatinya menuju meja bundar di tengah dan duduk tanpa permisi di kursi yang seharusnya diduduki Sun. Akan tetapi, Sun sama sekali tidak keberatan.

Ada lima meja bundar yang diisi orang-orang berbeda, tergantung preferensi makanan kesukaan mereka serta topik diskusi yang diinginkan. Watcher menatap pria flamboyan di seberangnya yang tersenyum.

"Aku pikir kau tidak akan datang," ujar yang terakhir.

Watcher memasang ekspresi bersalah dan melepas maskernya, dia menyapa dengan hormat. "Master Kyrgios."
Ditanggapi dengan uluran gelas berisi sampanye padanya.

Watcher sedikit bermasalah dengan alkohol, tetapi dia tetap menerima minuman yang ditawarkan. Setelah meneguknya cepat, dia menyadari bahwa ini bukan alkohol biasa.

"Master, apa ini?" tanyanya sambil memperhatikan yang lainnya sedang mengisi tempat duduk masing-masing.

Kyrgios mendengus. "Muridku yang bodoh, kau tidak meminum obatmu, jadi aku meminta 'mereka' memberiku versi cairannya yang disuling seperti sampanye. Bagaimana rasanya?" beritahunya lalu mengetuk botol sampanye yang isinya berbeda.

"Ini hebat. Master, Anda langsung mengetahuinya?" tanya Watcher penasaran.

Dia pikir dia sudah menyembunyikan kondisinya dengan baik. Namun, itu masih bisa dideteksi.

"Kebodohanmu semakin bertambah. Ah, kau harus belajar lebih banyak," saran Kyrgios yang menolak menjawab.

Watcher menyerah karena gurunya sangat keras kepala. Sementara itu, para pelayan datang membawakan makanan istimewa yang dipesan. Walaupun jamuan makan malam yang sekarang tidak se-mengesankan jamuan yang ke-7, mereka masih merayakannya dengan riang. Jarang menemukan waktu istirahat di tengah bahaya yang dapat mencekik leher atau memborbardir mereka tiap malam.

Dan semua momen ini ada berkat satu orang yang mengejutkan, orang tersebut masih sangat muda. Namun, bukan itu yang terpenting, keterampilannya memanipulasi kebenaran dan mendapatkan informasi rahasia secepat kilat membuat mereka mengakuinya.

Kekaisaran Pecinta Makanan sesuai namanya sungguh menghidangkan masakan yang menguarkan aroma lezat dan cara penyajian yang menarik. Para tamu menikmati hidangan tersebut sambil menajamkan telinga kalau-kalau mendengar 'orang tersebut' berbicara meski hanya satu patah kata.

Makanan pembuka diganti makanan utama setelah semua tamu menghabiskannya. Watcher berdiri dan menuju ke balkon di balik pintu kaca dengan tirai tertutup. Dia tak perlu memberitahu mereka bahwa dia membutuhkan privasi.

Watcher membuka panggilan video dengan seseorang setelah melihat waktu di smartphone-nya. Panggilan segera terhubung, pria memuakkan yang terkesan tua — sebenarnya dia memang sudah tua — itu membuka percakapan.

     • Watcher, ini USB yang kau maksud?

"Ya," jawabnya.

     • Kuhahaha, menarik. Ini permainan yang menyenangkan. Bukankah begitu, Watcher?

Yang terakhir tidak suka nada suaranya, jadi dia mengakhiri panggilan setelah berkata dengan wajah tanpa emosi.

"Menguji kesetiaan dan kepercayaan itu penting."

Tut!

Watcher memegangi langkan balkon dan menutup matanya sejenak. Emosi berputar-putar di hatinya dan suara-suara itu datang lagi.

"Sangat mengganggu."

Triiing~

Dia memaksa pikirannya kembali, lagipula cairan tadi sedikit berefek padanya. Watcher menatap smartphone-nya untuk waktu yang lama, pada kontak yang sudah begitu lama tak dia hubungi.

Dia mengangkat teleponnya, suaranya yang datar berubah lembut. "Ibu," balasnya.

***

Apa ini cliffhanger?





Fanfic ORV : SalvationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang