Chapter 30 : Skema

308 76 14
                                    

Watcher yang mengendong Lee Gilyoung dan Biyoo terus berlari sampai tangga menuju ke atas terlihat. Yang pertama memberi isyarat agar Biyoo membawa Lee Gilyoung ke sudut, sementara dia membuka pintu kecil yang seperti tutup lubang pembuangan.

Watcher melirik sekilas ke arah orang-orang yang berlarian dan sedang meringkus musuh. Dia tiba-tiba memanggil seseorang yang kebetulan dekat dengan pintu keluar, "Hei, bisakah kau mendengarku?"

Orang tersebut berbalik dan segera mengenali si pemanggil, "Tuan Watcher?"

Dia salah satu bawahan Sun. Dia melihat isyarat tangan Watcher untuk membawa dua anak di belakangnya pergi dan mengangguk memahami.

Watcher menoleh ke belakang dan berkata pelan, "Biyoo, bawa Lee Gilyoung pergi bersamanya, aku akan menyusul nanti."

Watcher tak menerima penolakan, jadi dia menyuruh orang itu, yang telah terkena hipnotisnya agar bisa dipercaya, untuk menyeret dua subjek itu pergi ke sisi yang aman.

Watcher memutuskan untuk mengurus masalah laten yang membayangi operasi mereka, yakni penyebab kegelisahan dan luka yang entah dilakukan oleh siapa. Yang pasti, itu bukan salah satu dari orang-orang yang dia hentikan.

Watcher kembali ke dalam dan menelusuri langkahnya ke tempat semula sambil terus menahan rintihan kesakitan.

Dia terengah-engah setelah sampai di tempat di mana orang-orang itu tergeletak. Dugaannya benar, ada satu yang masih hidup dan orang itu tampaknya tidak terpengaruh kekuatan misteriusnya.

Tentu saja, Watcher sudah tahu siapa orang itu.

"Nirvana Moebius, apa tujuanmu sebenarnya?" Suaranya yang rendah bergema di lorong yang sunyi.

Sosok yang menyembunyikan diri akhirnya keluar dan tertawa kecil, dia secara mengejutkan cukup tampan, tidak, itu terlihat androgini. Bahkan dalam keremangan cahaya, parasnya seperti bersinar.

Kekuatan pesona yang dimilikinya merupakan cerminan dari kekuatan utamanya.

"Aku hanya ingin bertemu denganmu," jawab Nirvana dengan seringai menakutkan.

"Apa itu kesepakatan lain? Aku menolak. Tak ada gunanya bagiku bekerjasama dengan orang gila sepertimu." Watcher menatap tajam Nirvana.

"Tidak, tidak, bukan itu maksudku. Kekuatan yang kau miliki itu berbeda dengan Esper, kan? Itulah yang ingin kuketahui."

Nirvana merasa yakin pada tebakannya. Esper, pengguna kekuatan supernatural, ada di balik bayang-bayang dunia. Namun, kekuatan Watcher sangat berbeda dari Esper. Seolah kekuatan Watcher merupakan kekuatan murni yang bisa diubah menjadi apa saja.

"Kembalikan benda itu padaku!" Watcher merujuk pada hal yang melemahkannya.

"Ah~ aku tidak bisa... Sayang sekali, hipnotismu tak berefek padaku." Nirvana mengejeknya.

"Kau—."

Ucapan Watcher terpotong karena mendadak merasakan sensasi yang akrab. Sudut mulutnya naik di balik masker hitamnya.

"Benda itu ada padamu sekarang, kan?" tanyanya tanpa mengharapkan balasan, itu nada keyakinan.

"... Ternyata kau memang bisa mendeteksinya." Nirvana berhenti bercanda dan memasang wajah serius.

Watcher tak bisa menahan tawanya demi melapisi rasa sakit. "Merupakan kesalahan besar untuk membawanya ke hadapanku," komentarnya.

Benda yang dimaksud mengeluarkan energi misterius yang menjebak keduanya. Ilusi dimainkan di sekitar mereka.

"Fourth Wall, kau berhasil mempengaruhinya dengan baik," puji Watcher.

Meskipun dia tak mengerti situasi kebetulan ini pada awalnya, setelah mengetahui bahwa Fourth Wall dibawa, Watcher bersenandung dalam pemahaman di hatinya.

Fanfic ORV : SalvationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang