Chapter 15 : Sahabat

829 158 104
                                    

—"Semua keperluanmu bukan tanggungan kami lagi, mengerti?"

Han Sooyoung mengumpat dalam hati saat membalas telepon tidak ramah itu yang jelas dia tahu dari siapa, orang yang tidak mengakuinya sebagai anak.

"Aku mengerti, mulai sekarang aku akan hidup sendiri, jadi kalian jangan mencariku!" teriaknya.

Tut!

Dia mengakhiri panggilan lalu menghela napas keras sampai membuat seorang pria pendiam yang duduk di bangku dan sedang membaca buku itu mendongak menatapnya.

Han Sooyoung sedikit tersipu sebab tak menyadari kehadiran pria itu, salah satu teman sekelasnya, pria yang aneh dan tak banyak bicara dan ekspresinya selalu datar.

Han Sooyoung gugup karena ditatap seperti itu meskipun hanya berlangsung sekilas, pria tersebut kembali membaca bukunya yang tebal. Yah, sebenarnya ini bukan salahnya sih, Han Sooyoung yang mencari tempat sepi untuk menjawab panggilan tanpa sengaja menuju tempat pria itu biasanya berada.

Dengan kehadiran yang lemah hampir disangka tak ada siapapun di sini, Han Sooyoung dengan percaya diri memutuskan hubungan dengan mereka yang tidak pernah mengurusnya. Hanya dikirimi uang dan perlengkapan tanpa kasih sayang sehingga dia bertanya-tanya mengapa mereka begitu? Apa salahnya?

Namun, di kemudian hari dia menyadari bahwa kedua pasangan terkenal itu tidak ingin mempunyai anak dan dia takkan dianggap sampai kapanpun.

Permasalahan sudah selesai, tetapi Han Sooyoung merasa sedikit bersalah karena mengganggu waktu nyaman pria yang menurutnya tidak terlalu tampan, tapi juga tidak jelek, dia yah lumayan, jika harus dijelaskan pria itu memiliki wajah babyface yang terkesan imut bukan tampan, hal itu menyebabkannya ingin merawatnya seperti hewan peliharaan, ah pikiran konyolnya berulah.

"Maaf," ucapnya pada pria itu yang membalik halaman bukunya. Yang terakhir menengadah sesaat lalu membalas dengan nada robot. "Tidak apa-apa."

Krik! Krik! Krik!

Han Sooyoung dapat mendengar suara jangkrik di kepalanya dalam keheningan yang canggung, dia masih berdiri sambil mengamati pria tersebut menikmati waktunya membaca buku dengan serius tanpa perubahan ekspresi.

'Apakah dia manekin?' tanyanya dalam hati.

Itu menakutkan hanya dengan memikirkannya, pasti yang dia baca adalah buku sains atau sejenisnya yang membutuhkan konsentrasi, itulah penjelasan yang mungkin yang ditafsirkannya sendiri.

Akan tetapi, isi halaman yang dibalik itu familiar, itu adalah novel. Han Sooyoung tercengang.

'Apakah dia suka novel?'

Sejujurnya, Han Sooyoung sudah tertarik pada orang itu sejak pertama melihatnya di kelas, memperkenalkan diri dengan cara robot dan nama yang unik, Kim Dokja. Teman-teman yang lain anehnya tidak berani dekat-dekat dengan Kim Dokja, yang pertama bertanya-tanya alasannya. Dan akhirnya dia tahu, penyebabnya adalah sikap apatis pria itu yang tidak repot-repot mengajak berbicara lebih dulu dan kaku saat menjawab.

Han Sooyoung diam-diam terus memperhatikannya dari jauh seperti stalker.

Dan sekarang dia berhadapan langsung dengannya.

"Kau suka novel?" tanyanya tiba-tiba tidak mengharapkan balasan.

Namun, Kim Dokja sepertinya tahu bagaimana menyikapi sesuatu dengan baik, apalagi jika menyangkut hal yang dia sukai.

"Iya, kenapa?" Dia mengamati reaksi wanita cantik di depannya yang tentu saja dia kenali sebagai teman sekelas.

Han Sooyoung jadi salah tingkah ketika menyahut. "Aku seorang penulis webnovel, meski berhenti baru-baru ini …. Omong kosong apa yang aku katakan ini! Ah, lupakan saja, dah!" Dia menyesali caranya berusaha mengajak pria itu bicara.

Fanfic ORV : SalvationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang