Chapter 5 : Orang yang Sama

1.4K 288 7
                                    

"Benarkah itu dia? Tatapannya menyeramkan, aku jadi merinding," ucap gadis dengan rambut dikepang itu, Lee Jihye.

Pria yang mirip pro gamer YJH menyipitkan matanya lalu melihat arloji saku kuno di tangannya, di dalam arloji tersebut ada sebuah foto.

Dua anak lelaki yang tersenyum bersama dengan latar taman bermain, dia melihat salah satunya dan mengingat kenangan yang sangat lama.

—Siapa dia, Jonghyuk?

—"Berikan! Jangan menyentuh milikku!"

—Hei! Aku takkan memberikannya jika kau tidak mau cerita.

—"Dia temanku satu-satunya, jadi berikan dan enyahlah!"

"Jonghyun-Oppa," panggil Lee Jihye. "Apa kita harus menyelidiki tentang orang itu?"

Yoo Jonghyun, saudara kembar pro gamer YJH yang terkenal adalah seorang informan yang melindungi saudaranya dari balik layar. Namun, ada saatnya dia tidak berhasil melakukannya seperti sekarang, jadi yang bisa dia lakukan sebagai penebusan rasa bersalah adalah menemukan penyelamatnya. Tentu saja, dia memastikan bahwa saudaranya tidak mengetahui tentang dirinya, untuk beberapa alasan YJH membencinya.

Yoo Jonghyun menggelengkan kepalanya. "Tidak perlu, kupikir aku salah orang. Mungkin bukan dia. Ayo kembali, Jihye."

Lee Jihye mengangguk dan mengikuti langkahnya menuju perpustakaan itu lagi. Lee Jihye adalah salah satu yang mengetahui hubungan saudara kembar itu, dia pandai dalam menjaga rahasia sehingga Yoo Jonghyun mempercayainya.

***

"Salvation-nim, apakah kau mengenal pria itu?" Yoo Sangah bertanya dengan nada hati-hati takut mengorek sesuatu yang menyinggung.

Kim Dokja memulihkan ketenangannya dan memasang ekspresi datar sambil melajukan mobilnya melewati kendaraan lain dengan cepat. Selama beberapa detik, dia masih diam sampai akhirnya angkat suara. "Tidak, dia salah orang."

"Begitu," respon Yoo Sangah yang merasakan perubahan suasana menjadi canggung.

Kim Dokja berusaha memecahkan keheningan yang menurutnya sedikit menjengkelkan, apalagi karena dia harus memberikan kesan yang baik pada Yoo Sangah. "Apakah kau menyukai film horor, Sangah-ssi?"

Yoo Sangah dengan antusias menjawab. "Ya, aku menyukainya terutama pada bagian tentang psikologi." Dengan suara yang menyenangkan.

"Begitukah? Maka film yang akan kita tonton sedikit berbeda," sahut Kim Dokja dengan nada lembut dibuat-buat.

"Sungguh?" Mata coklat cerah Yoo Sangah berbinar mengantisipasi, apalagi dengan pria yang menarik di sampingnya.

Yoo Sangah pada pertemuan pertama tertarik padanya, bukan hanya wajah, tetapi juga sikap dan caranya berbicara. Mungkin jika harus dikatakan, dia akan benar-benar jatuh cinta padanya……… namun, ada satu hal yang menghalangi, yaitu orang tuanya berniat menjodohkannya dengan seseorang tanpa meminta pendapatnya, jadi Yoo Sangah mau tidak mau harus menurut dan berusaha sebisa mungkin tidak jatuh cinta dengan orang lain selain orang yang dipilih orang tuanya.

Akan tetapi, tak bisa dipungkiri bahwa pria dengan wajah dingin dan terkesan tak peduli itu telah mengetuk sebagian dinding hatinya yang kokoh. Ditambah pria itu adalah seseorang yang dia kagumi diam-diam secara online karena beberapa novelnya sangat terkenal. Sejujurnya, Yoo Sangah berbohong mengenai belum pernah menonton film adaptasi karya Salvation-nim yang populer, dia hanya mencoba mencari alasan untuk bersamanya lebih lama hari ini. Lagipula, Salvation-nim tampak senang dengan ajakannya.

Tring~

Pemikiran bersemangat Yoo Sangah terputus karena nada dering lonceng dari smartphone. Dia menoleh dan mendapati Salvation-nim mengambil smartphone-nya yang berdering dan melihatnya sekilas sebelum menyalakan bluetooth earphone yang dia pasang di telinganya.

Fanfic ORV : SalvationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang