Chapter 44 : Membuka Kedok

198 43 10
                                    

Lampu warna-warni berkedip-kedip mengiringi alunan musik disco yang berdendang. Pub mewah yang berada di tengah distrik Kota S adalah tempat di mana para hooligan dan chaebol generasi kedua biasanya menghabiskan uang mereka.

Tuk Tuk!

Seseorang mengetuk meja konter bar untuk memesan minuman ke bartender. Memperhatikan penampilannya yang asing, bartender bertanya, "Baru di sini?" Seraya mengelap gelas kaca dan menyiapkan bahan koktail yang dipesan.

"Begitulah, Deux ex Machina," bisik pria muda yang mengenakan topi dan masker serta pakaian hitam, dia mengucapkan sandi tertentu untuk memperoleh akses.

Bartender berhenti pada gerakannya dan menatap pria muda di depannya dengan teliti, kemudian menekan tombol.

"Tuan Maker ada di dalam," balasnya sembari menuntun pria muda itu memasuki ruang rahasia di belakang konter.

...

"Jadi, Modifier barumu itu Salvation? Kau pasti datang untuk mengambil barang itu," ucap pria tua yang sedang mengotak-atik mesin kecil di meja kerjanya.

Dia terkenal di dunia bawah sebagai si tangan ajaib yang dapat membuat beragam peralatan dengan kualitas terbaik. Namun, dia amat sulit ditemui dan cenderung menolak permintaan yang bukan berasal dari kenalan baiknya.

Dia dikenal sebagai Mass Production Maker, beberapa orang memanggilnya Tuan Maker atau Pak Tua dan dia memiliki murid, yang cukup merepotkan, bernama Myung Ilsang, yang suka mengacau.

"Benar, lama tak bertemu. Kau tidak pernah muncul di Asosiasi Gourmet sejak dua tahun lalu," sahut Salvation seraya melepas topi dan maskernya.

"Asosiasi Gourmet hanya tempat singgah sementara bagiku, aku lebih suka di sini. Nah, apakah kau berencana menyabotase organisasi yang menyerang Asosiasi Gourmet itu dari belakang?" Pak Tua itu cukup jeli dalam melihat rencana yang hendak disampaikan Salvation.

Salvation tertawa kecil menanggapi tebakan Pak Tua itu, dia kagum dengan betapa tajamnya pengamatannya. Hanya dari melihat beberapa kondisi, Pak Tua itu dapat menyimpulkan apa yang sedang terjadi.

"Benar, itulah alasanku ada di sini."

Pak Tua mengeluarkan barang yang dipesan Salvation, dia membuka kotak yang menyimpannya dan memperlihatkannya ke Salvation.

Sebuah pistol portabel khusus dengan peluru istimewa yang dibuat oleh Mass Production Maker. Jelas bukan peluru biasa, melainkan peluru yang dapat melawan kekuatan supernatural.

Salvation mengambilnya dan memasukkan sekotak peluru berisi 12 biji ke sakunya, sementara kotak lainnya tetap dia biarkan di kotak penyimpanan bersama pistol portabel.

Melihat perilakunya yang aneh, Pak Tua itu bertanya dengan heran, "Untuk apa kau memisahkan salah satu kotak?"

"Hanya berjaga-jaga," respon Salvation tanpa penjelasan lebih lanjut.

"Kau tahu di mana untuk mengambil uangnya," alihnya ke caranya membayar untuk barang itu.

Mereka telah bekerjasama untuk waktu yang lama, jadi mereka tahu untuk menutupi transaksi ini dengan baik karena musuh bisa datang darimana saja.

"Ya, ya, tentu aku tahu. Nak, kau yakin kau baik-baik saja? Kau terlihat siap untuk mati," ucap Pak Tua itu dengan khawatir.

"Tidak apa, aku pastikan untuk kembali setelah mengurus Olympus, atau kau bisa berkunjung ke Markas Asosiasi Gourmet, selamat tinggal," pamit Salvation seraya membawa kotak barang itu dan keluar dari ruang tertutup ini.

***

Braak!

Salvation melempar kotak berisi senjata ke Yoo Jonghyuk yang dengan sigap menangkapnya. Yang terakhir tampak agak kesal karena dilempari barang, pada saat yang sama juga bingung mendapatkannya.

Mereka masih berada di laboratorium rahasia yang letaknya di pinggiran kota yang sepi, persis tempat yang aman dan dibutuhkan Salvation untuk memulihkan diri. Sebelum menemui penjual senjata, Salvation telah memberitahu Yoo Jonghyuk tentang tujuannya, jadi mereka resmi bekerjasama dengan tingkat kepercayaan 51%.

Angka yang ganjil, tetapi itulah yang sengaja dipikirkan oleh Salvation terkait sikap Yoo Jonghyuk padanya. Yoo Jonghyuk percaya padanya, tetapi hanya jika dia memberitahu pria besar itu tentang rencananya. 50% adalah minimum kepercayaannya, 1% adalah bonusnya karena orang yang dia percaya adalah Salvation.

"Senjata untukmu, jangan memakai pedang, itu terlalu mencolok karena tugas kita selanjutnya harus dilakukan diam-diam," ungkapnya sambil menyerahkan beberapa dokumen informasi yang berkaitan dengan rencananya.

Yoo Jonghyuk mengesampingkan kekesalannya dan membuka dokumen untuk menganalisis isinya dengan cermat. Dia tidak ingin ditipu oleh orang sialan di depannya yang selalu saja berhasil mengecohnya jika dia lengah.

Melihat kata tertentu di salah satu lembar dokumen, Yoo Jonghyuk mengerutkan keningnya, langsung bertanya, "Menyamar?"

"Benar," jawab Salvation sambil tersenyum tipis, dia berjalan-jalan sebentar di luar saat menemui penjual senjata dan membeli penyamaran wajah.

"Ini."

Dia melemparkan satu untuk Yoo Jonghyuk dan sisanya untuk dirinya sendiri. Salvation yakin bahwa Yoo Jonghyuk memahami rencananya tanpa perlu banyak penjelasan, pria besar itu seharusnya lebih pintar darinya, tetapi kurang licik daripada dia.

"Jadi, mari lakukan besok malam, itu adalah waktu terbaik." Senyuman Salvation entah mengapa membuat Yoo Jonghyuk merasa buruk.

***

Di suatu tempat yang agak kumuh, seorang pria muda berambut pirang dan mata biru tengah berjalan sendirian di lingkungan tersebut. Dia gemetar karena takut disergap oleh orang-orang jahat seperti yang dia dengar. Lingkungan sekitarnya tidak aman. Ada banyak kasus penculikan, terutama terhadap imigran sepertinya.

Pada saat itu, dia mendengar suara langkah kaki di belakangnya yang seakan membuntutinya. Dia gugup dan gelisah, ditunjukkan dari langkahnya yang semakin cepat dan keringat tampak muncul di pelipisnya.

Semakin cepat langkahnya, semakin dia merasa telah masuk ke dalam perangkap. Kemudian, —

"Huuuk!"

Saputangan berbau obat bius dimasukkan secara tiba-tiba ke mulutnya dari belakang, dia disergap seperti perkiraannya. Mata birunya yang awalnya panik perlahan berubah dingin dan berkilat licik. Namun, dia masih melanjutkan aktingnya.

Penculiknya terus mencengkeramnya hingga dia pingsan, baru kemudian si penculik memeriksa wajahnya dan bersiul puas.

"Tangkapan yang bagus, bos akan senang dengan budak baru ini," serunya antusias, dia menyeret pria muda pirang itu dengan hati-hati agar tidak merusak tubuh atau wajahnya, bagaimanapun pria muda itu diperlukan selayaknya barang berharga yang dijual.

Di sudut tak jauh dari mereka ada mobil sedan yang menunggu mereka menghilang di tikungan, pria besar dengan mantel hitam dan ekspresi berkerutnya sedang menahan diri untuk tidak pergi ke arah mereka dan merobek si penculik berkeping-keping.

"Rencana bodoh macam apa ini, Kim Dokja!"

Benar, dia ditipu lagi meski telah mengetahui seluk-beluknya. Dia tidak diberitahu tentang bagian ini. Akan tetapi, segalanya sudah dimulai, dia tak bisa mengacaukannya di tengah jalan.

Pria besar itu berencana memberikan pelajaran yang bagus untuk rekannya yang suka menipu setelah tugas pertama mereka selesai.

***

Pria muda berambut pirang, yang berpura-pura pingsan, itu bangun di jeep milik si penculik. Rupanya ada dua orang selain si penculik, satu sedang menyetir, satunya lagi yang mengarahkan.

'Bingo.'

Pria muda berambut pirang itu dengan paksa menekan seringainya untuk tidak terlihat. Tahap pertama dari rencananya berhasil, selanjutnya adalah babak kedua. Dia bisa membayangkan kemarahan Yoo Jonghyuk di benaknya, itu saja sudah cukup menghiburnya.

'Maaf Jonghyuk-ah, kita perlu sedikit bersenang-senang malam ini.'

***

Yo~ kembali lagi, hehe, aku tidak bisa janji, tapi setidaknya kuusahakan tiap Minggu update sekali, terkadang sesuai ide yang muncul juga~

Bagaimana ceritanya, semakin menarik kan?

Tunggu lanjutannya~ terimakasih~

Fanfic ORV : SalvationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang