Chapter 29 : Black Market Attack pt. 2

403 94 25
                                    

Warning 17+ (Terdapat adegan kekerasan dan kata kasar yang hanya digunakan untuk kepentingan cerita dan tidak patut ditiru di kehidupan nyata. Mohon kebijakannya dari para pembaca sekalian. Terima kasih)

.
.
.

Sudah tak terhitung lagi, berapa banyak kata makian yang keluar dari mulut Xiao. Ia mengerang kesakitan saat lengan kanannya ditebas oleh mata pedang sang lawan, membuat darah segar kembali mengalir dari tubuhnya.

Xiao benar-benar tak habis pikir, bagaimana mungkin si surai merah bisa kembali mempermalukannya dua kali berturut-turut, terhitung setelah kali pertama mereka bertemu dan bertarung di ruang bawah tanah casino Royal Palace.

Pergerakan SinB menjadi semakin cepat, dan kekuatannya dalam menangkis serangan sang assassin juga tak bisa dianggap enteng.

Kemampuan seorang Hwang SinB dalam membaca setiap pergerakan lawan juga patut Xiao waspadai. Sudah tiga kali bagian tubuhnya terkena tebasan pedang, karena strategi dan gerak-gerik gadis itu dapat ditebak dengan begitu mudahnya.

"How's that feel? Apakah rasanya sakit? Perih?" Sarkas SinB sembari tersenyum lebar, menikmati momen-momen bahagianya dalam mempecundangi harga diri si pembunuh bayaran,"Atau kau ingin mengibarkan bendera putih dan menyerah saja? Aku dengan senang hati akan membiarkanmu pergi ke rumah sakit untuk mengobati luka-lukamu itu, aigoo"

Ia berdecak beberapa kali seraya menggeleng-gelengkan kepala,"Aku jadi kasihan melihat kondisimu sekarang"

"SHUT YOUR MOUTH, B*TCH!! DON'T UNDERESTIMATE ME!!"

Congratulations, Hwang SinB. Kau telah berhasil membangkitkan sesosok monster di dalam diri Xiao.

Gadis manis itu menggertakkan giginya, menatap tajam lawannya penuh rasa dendam. SinB terkejut begitu melihat Xiao menegapkan tubuhnya dan membusungkan dada tanpa ekspresi, seakan rasa sakit dari luka-luka yang dideritanya hilang dalam sekejap mata.

Pandangannya terkunci rapat-rapat ke satu titik. Ya, hanya kepada Hwang SinB seorang. Tentu saja kebiasaan itu merupakan sebuah pertanda bahwa Xiao tidak akan pernah melepas SinB, sampai ia berhasil melenyapkan sang target dengan kedua tangannya sendiri.

Xiao tidak bermain-main lagi kali ini. Ia akan berjuang habis-habisan untuk mengalahkan SinB, hingga titik darah penghabisan.

"Kau pikir, kau bisa membunuhku dan menyingkirkanku dengan semudah itu? Hahahahaha!!" Here we go again. Xiao tertawa melengking bak sudah hilang kewarasannya. Ia lalu menyeringai, tersenyum menampakkan deretan gigi taringnya,"Jangan bermimpi! Aku tidak akan pernah membiarkan diriku mati di tanganmu! Hidupmulah yang akan kuakhiri hari ini juga. Camkan itu!"

"Berisik! Jangan berteriak di hadapanku, brengsek!" Amuk SinB menutup kedua telinganya sendiri, tidak tahan lagi mendengar semua omong kosong yang dilanturkan si assassin.

"Kau yang harusnya menutup mulutmu, b*tch!" Xiao membalas gadis merah itu, kemudian mengacungkan jari tengahnya.

"Mari kita lihat, seberapa kuat kau bisa bertahan di dalam semua kegilaanku kali ini" lanjutnya kembali tertawa, menepuk-nepuk tangannya menyambut pertarungan ronde kedua yang sebentar lagi akan segera dimulai.

SinB menegak salivanya dengan susah payah. Xiao berubah seratus delapan puluh derajat dari sebelumnya. Ia bukan lagi sosok yang lemah dan ceroboh, melainkan telah bertransformasi menjadi iblis yang kuat, licik, dan akan menghalalkan segala cara untuk bisa merebut kemenangan dari sang kebaikan. Aura negatif terpancar kuat dari tubuh Xiao, membuat perempuan itu terlihat semakin berbahaya dan menakutkan.

BULL:IES ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang