Chapter 20 : Sebuah Pengakuan

610 117 39
                                    

Banyak orang telah berkumpul di aula besar itu. Beberapa menteri dari divisi lain, pejabat daerah, pengusaha, tokoh masyarakat, dan figur-figur penting lainnya di Korea, semuanya diundang untuk menyaksikan jalannya upacara peresmian sekolah elit, Korea National High School yang akan memulai proyek pembangunannya bulan depan.

Di deretan bangku depan, Lee Hongseok tampak duduk dan berbincang-bincang penuh antusias dengan sang ketua, tidak sabar untuk segera memulai upacara peresmian ini. Di saat yang bersamaan, banyak wartawan dan para awak media terus berdatangan memasuki aula untuk meliput jalannya upacara peresmian KNHS yang akan disiarkan secara live di hampir semua stasiun televisi nasional.

Semuanya tampak berjalan dengan sempurna. Begitulah pikir Hwang Seoksoon, si bos besar The Deathless, yang mengamati semuanya dari kejauhan. Ia, Park Yuri, dan dua anak buahnya ditempatkan di ruang VVIP, lebih tepatnya di balkon lantai atas yang dilengkapi dengan fasilitas mewah dan dinding kaca untuk melihat keadaan aula yang semakin ramai.

Pria tambun itu menghisap cerutunya dengan nikmat, sembari menghitung sejumlah uang tunai dengan nominal fantastis yang disusun di dalam sebuah koper kayu antik. Itu adalah bayaran final yang ia terima atas jasanya dalam menyembunyikan kasus korupsi sang pejabat.

"What a wonderful day" ucap Seoksoon menghembuskan asap cerutu itu menyandarkan punggungnya di sebuah sofa empuk, seraya mengamati jalannya acara peresmian dengan santai,"Aku harap mereka bisa mengurus tikus-tikus jalanan itu dengan baik"

Ia melirik kearah jam tangan mahalnya, jarum pendek hampir menunjuk ke angka delapan, artinya sebentar lagi upacara peresmian sekolah elit akan segera dilaksanakan,"Bos, sepertinya kita mendapat masalah besar diluar"

Seoksoon refleks menatap sang kaki tangan yang tampak panik setelah menerima kabar dari rekannya yang berjaga-jaga di luar gedung. Firasatnya mulai buruk,"Apa yang terjadi?" Ia segera bangkit berdiri, menunggu jawaban dari Park Yuri,"BULL:IES dan para polisi itu sudah tiba di gedung balai pendidikan. Tampaknya mereka masih hidup dan berhasil mencuri bukti-bukti itu dari markas kita"

"APA? TIDAK MUNGKIN!!!

BRAKK!!
BRAKK!!

Seoksoon tidak bisa menahan amarahnya lagi. Dilempar dan dihancurkannya botol-botol minuman keras dan segala benda yang diletakkan di atas meja, untuk meluapkan rasa emosinya,"Habisi mereka sekarang dan jangan biarkan tikus-tikus itu merusak semua rencana kita!!"

Ia mengusap wajahnya kasar. Batinnya terus mengutuk Namjoon dan si anak baru yang telah gagal dalam menjalankan tugas. Lihat saja nanti setelah pulang ke mansion, ia akan membakar kedua lekaki itu hidup-hidup, tepat seperti perkataannya kemarin.

"Bos, ada kabar buruk dari markas" wajah Yuri terlihat menegang, setelah menerima panggilan telepon dari salah satu rekannya yang ditempatkan di markas,"Apa lagi yang terjadi, Park Yuri?" Seoksoon semakin frustasi,"Kalau itu adalah berita kematian Kim Namjoon, aku dengan senang hati akan menerimanya sebagai kabar baik"

Lelaki jangkung itu menelan salivanya dengan susah payah,"Memang benar, Kim Namjoon sudah tewas karena jatuh ke dalam akuarium milik hiu-hiu peliharaan Anda. Tetapi ada satu orang lagi yang tewas, dan mayatnya ditemukan dalam keadaan terpenggal di ruang kerja Anda"

Jantung Seoksoon berdebar dengan kencang. Firasatnya semakin buruk.

"Mayat itu adalah istri Anda, bos"

================================

Tubuh Sowon membeku. Kedua kakinya melemas bak jeli. Kejadian itu terjadi dengan sangat cepat, tepat saat ia hendak membalik badan untuk melindungi diri dari serangan seseorang yang akan menikamnya dengan pisau tajam.

BULL:IES ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang