Chapter 33 : Dari Shimonoseki, ke Tokyo

397 87 27
                                    

Yunho terbangun dari tidur panjangnya, setelah tubuh bongsor itu diguncang-guncang dengan kuat oleh beberapa orang.

Sayup-sayup, ia mendengar jeritan kesakitan disertai suara-suara bernada panik yang terus menggema di dalam van. Seketika itu juga, kedua netra Yunho terbuka sangat lebar. Rasa kantuknya langsung hilang dalam sekejap.

"Yunho-ssi! Yunho-ssi, bangunlah! Kau punya obat penenang tidak?! Efek sakau Yuju kambuh lagi saat ini!" Seru Yerin heboh bukan main sembari menggoyang-goyangkan tubuh Yunho, tak peduli jika pemuda itu tengah menatapnya horor.

"Sekarang jam berapa ya, noona?" Duo Jung refleks menatap Yunho tajam, seperti hendak memakannya hidup-hidup. Mengapa malah pertanyaan tidak nyambung itu yang keluar dari mulut si trainee? Ini darurat! Mereka sedang membutuhkan pertolongan medis untuk Yuju sekarang.

"Dasar bodoh!" Eunha lantas memukul kepala Yunho kuat-kuat, melampiaskan semua rasa amarahnya,"Kami meminta obat darimu, bukannya mendapatkan pertanyaan bodoh yang harus kami jawab. Buang-buang waktu tahu! Apa kau tuli ya? Atau ada kotoran yang menyumbat saluran telingamu? Aku sangat membenci lelaki yang jorok dan tidak bisa merawat tubuhnya sendiri! Iuhhh!" Sarkas gadis mungil itu semakin melantur kemana-mana.

"Benar sekali itu! Buang saja lelaki-lelaki seperti itu ke dalam lubang hitam atau segitiga bermuda. Biarkan spesies tak berguna itu diculik oleh alien dan dijadikan sebagai kelinci percobaan mereka sekalian!" Timpal Yerin semakin meninju lengan kekar si pemuda berkali-kali.

Yunho pasrah. Nasib, nasib, harus terjebak di tengah-tengah para noona yang perilakunya sebelas dua belas layaknya atlet smackdown yang biasanya ia tonton di televisi pada saat larut malam.

"Jung Yerin! Jung Eunha! Hentikan semua omong kosong kalian atau kulempar tubuh kalian dari ferry ini sekarang!"

Emosi Sowon memuncak seketika. Bukannya membantunya dan anggota lain untuk mencari obat, tetapi dua homo sapiens tidak waras ini malah bercanda dan terus-menerus membicarakan hal bodoh.

"P3Knya saya letakkan di samping kotak penyimpanan sniper rifle. Coba periksa saja isinya, siapa tahu ada obat-obatan yang noona-noona sekalian cari di dalam sana" Jelas Yunho ingin cepat-cepat terbebas dari amukan dua gadis barbar tersebut.

Umji segera berbalik badan dan mengambil kotak P3K yang dimaksud Yunho. Sementara Sowon dan SinB masih setia memegangi kedua tangan Yuju, menahan si gadis Choi dari rontaan dan amukannya yang semakin menggila dari waktu ke waktu.

Keringat dingin tampak bercucuran deras dari wajah dan tubuh Yuju. Ia terus memekik kesakitan, tidak tahan lagi merasakan nyeri dan panas yang terus menyerang dirinya saat ini. Semuanya gara-gara cairan sialan yang disuntikkan oleh lelaki bajingan itu!

Sia-sia sudah semua usaha yang Yuju lalukan untuk berhenti mengkonsumsi obat-obatan terlarang dan menjalani rehabilitasi mandiri di markas selama bertahun-tahun.

"Aku menemukan obatnya! Syukurlah!" Seru Umji merasa lega saat menemukan obat penenang yang ia cari di dalam kotak P3K milik Yunho.

Gadis itu memindahkan cairan berwarna bening itu ke dalam tabung jarum suntik dengan cekatan, lalu menyuntikkannya ke lengan sang rekan sesuai dengan dosis yang dibutuhkan.

Tak perlu menunggu lama, Yuju berangsur-angsur tenang dan tidak memberontak lagi seperti barusan. Kedua matanya tiba-tiba saja terasa berat. Beberapa detik kemudian, ia pun tertidur pulas sembari menyandarkan kepalanya di bahu SinB.

"Brengsek! Bisa-bisanya tanganku dicakar oleh Yuju eonnie tadi!" Protes SinB tak terima melihat bekas cakaran panjang yang mulai memerah di permukaan kulit anggota gerak atas sebelah kanannya. Ia sontak melenguh pelan, lalu memandang Sowon dan Umji dengan tatapan memelas, seakan mencari pembelaan atas 'aksi kekerasan' yang ia terima dari seorang Choi Yuju.

BULL:IES ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang