3 | The Abandoned Wife

40K 2.3K 37
                                    

🌹🌹🌹

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌹🌹🌹

-

Featherington. Keluarga yang juga merupakan keluarga terpandang. Keluarga yang sudah berdiri ratusan tahun yang lalu sebagai salah satu bangsawan tinggi dengan gelar duke. Keluarga nomor satu di dataran Eropa.

Meskipun sekarang gelar kebangsawanan itu telah dicabut, karena hanya keluarga bergaris darah Kerajaan saja yang bisa menerima gelar bangsawan, namun posisi Featherington juga tidak bisa dianggap remeh. Gelar bangsawan dicabut bukan berarti menumpulkan pengaruh dan kekuasaan keluarga tersebut.

Fe.Royal Group. adalah perusahaan yang didirikan oleh Featherington dengan skala yang sudah melebihi dari sekedar gurita bisnis. Bisnis yang mencangkup semua lini perekonomian suatu negara bahkan benua. Dimana hampir 50% perekonomian di Britania Raya telah bertumpu pada kaki bisnis milik Featherington. Mereka pulalah yang menjadi pelopor alat-alat modern. Seolah mengetahui perkembangan zaman, Kakek Rezef Featherington memberikan sponsor besar-besaran pada para ilmuwan teknologi dan sains saat itu.

Hingga saat para ilmuwan berhasil menciptakan inovasi teknologi, tentu drajat dan ketenaran Featherington semakin melambung meski mereka tak lagi menyandang status Duke-karena penghapusan kasta feodal kala itu dan mengubah zaman menjadi revolusi industri pertama.

Rezef Featherington. Ketampanan dan kekuasaan, tentu saja dengan itu semua menjadikan Rezef sebagai laki-laki paling diincar di akhir abad 19 ini. Tetapi bukan itu semua yang dilihat oleh Rene. Rene hanya memandang sosok laki-laki yang mengulurkan tangannya di saat Rene sedang terjatuh di taman kota London.

Hanya itu.

"Rene ...," panggil seseorang penuh dengan cahaya.

Saat itu, Rene sedang asik menikmati secangkir teh di meja taman mansion. Menikmati sejuknya udara kala itu. Daun-daun kecil yang bertebrangan terbawa angin, serta iringan dari kicauan merdu burung-burung kecil. Begitu menenangkan.

Namun tiba-tiba Ivyone mengusik ketenangannya dengan panggilan yang melengking itu.

Rene pun membuka matanya saat sedang menikmati angin, dan hanya menatap Ivyone dengan datar.

"Kamu sedang apa, Rene?" tanya Ivyone dengan wajah yang begitu bercahaya.

"Apa kau tidak bisa melihat?" Rene pun dengan acuh mengabaikan Ivyone dan meminum tehnya.

"Sedang meminum teh di tengah-tengah taman," jawab Iyvone dengan senyuman. "Waahh ... udara hari ini begitu sejuk, Ya?" Dia tampak benar-benar seolah sangat kagum tanpa mempedulikan batasan terhadap Rene.

Lalu, bahkan dengan lancangnya Ivyone mengambil tempat duduk begitu saja di depan Rene. Tak ada tanda permisi atau apapun. Duduk dengan santainya seolah ini adalah rumahnya sendiri sembari melipat kedua tangannya dan memandang langit-langit pagi.

The Villainess's Second Life [UNDER REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang