36 | It's Me!

25.5K 1.6K 29
                                    

Warning!!!

Only for 21+ who can enter this chapter!!!

Please read wisely!!!

______________________________

______________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌹🌹🌹

Hening.

Hanya satu kata itu yang mampu menjabarkan suasana saat ini.

Mata Rezef yang begitu abu dan biru muda yang terlihat sangat menyatu. Netra yang persis seperti sebuah balok es beku di kutup utara. Begitu dingin.

Meski dingin, tetapi kini pun juga tidak terpungkiri kalau mata dingin itu adalah mata satu-satunya yang mambu membuat Rene terbeku diam di tempat. Terdiam dengan berbagai macam perasaan berkecambuk datang begitu saja.

Selalu saja sama dan tidak berubah.

'Sial! Sungguh menyebalkan!' kutuk Rene kepada dirinya sendiri karena tetap saja berdebar saat menatap mata sang tiran itu.

"Rein," gumam Rezef membuyarkan kutukkan diri dalam batin Rene.

Rene masih terdiam. Meski wajahnya tenang dan hanya terpatri dengan netra abu milik Rezef, tetapi otaknya masih berkerja.

'Benar! Rezef ... dia pada malam itu juga menyebut nama Rein saat sedang bercinta denganku. Jadi aku tidak salah ingat,' gumam Rena dengan mata yang belum terputus dari tatapan Rezef.

Pada saat malam itu, Rene memang mabuk dan setengah sadar saat menghabiskan malam dengan Rezef. Tetapi ia dengan samar mengingat kalau Rezef menyebut nama 'Rein' di saat-saat pelepasannya. Ia kira salah dengar karena malam itu dirinya sedang mabuk, tetapi ternyata itu bukan ingatan tanpa dasar.

Sedangkan Rezef, kini dia seperti orang yang seolah setengah sadar. Tatapannya begitu jauh menerawang di balik netra emerald Rene.

Meski matanya memang tercipta dengan sangat dingin, tetapi kali ini Rene bisa melihat dengan jelas ada jutaan rindu yang sedang terpendam di dalam netra Rezef. Rindu yang pastinya untuk sosok bernama 'Rein' itu.

Tangan Rezef dengan perlahan terangkat. Matanya juga masih terpaku tanpa putus ke netra emerald Rene. Tangan yang begitu dingin, sekarang seolah mencoba untuk menghangat. Membelai lembut pipi Rene, seolah wanita itu adalah sosok bayangan cahaya yang rapuh. Sosok yang bisa saja menghilang dan melebur saat ia sentuh.

Tentu saja Rene melihat sosok yang sama sekali tidak ia kenali saat ini.

Sosok laki-laki yang kejam dan tiran, kini seperti sedang rapuh dan begitu sendu menatap sosok dalam pikirannya. Sosok yang dingin, seolah sedang tersiksa dengan kedinginan itu sendiri.

"Rein," gumam Rezef lagi dengan mata yang dingin dan sendu secara bersamaan.

Degh!!

Seketika tangan Rene terkepal. Entah kenapa hatinya merasa begitu diremas dengan amat sangat luar biasa.

The Villainess's Second Life [UNDER REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang