30 | Eat Me Out!

29.9K 1.9K 29
                                    

Warning!!!

Only for 21+ who can enter this chapter!!!

Please read wisely!!!

______________________________

______________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌹🌹🌹

Langkah demi langkah teredam di lantai dingin dengan sunyi.

Wanita yang terbalut dress sutra yang tipis berwarna cream. Dress tidur yang begitu lembut dan tentu sangat mahal.

Rambut blonde emas bergelombang yang terurai, menyebak lembut mengikuti hempasan angin malam.

Mata emerald yang sangat indah, seolah bersinar di kegelapan, begitu sendu dan dingin menatap sebuah objek. Objek yang sedang tidur terlelap seperti tokoh legenda yunani yang begitu sempurna.

Terbaring dalam damainya, menutup dinginnya mata abu yang tajam itu.

Ya! Wanita itu adalah Rene.

Di mana kini ia sudah berdiri tegap di sisi ranjang dengan menggunakan dress tidur tanpa lengan. Sebuah dress yang berlubang di bagian belakang punggungnya.

Rene menatap sosok yang seperti tokoh yunani itu dengan tatapan yang sulit dijelaskan. Sosok pria yang memejamkan mata saja sudah sangat tampan.

Pria yang bertubuh sempurna seperti dicetak oleh tangan Tuhan tanpa cacat.

Sosok pria yang paling membekas dihatinya. Pria yang paling ia cintai tetapi juga yang paling menyakitinya.

Rezef Featherington.

Rene pun menaruh brandy miliknya di atas nakas samping tempat tidur. Lalu tangan lentiknya membelai dada bidang yang mana tersembunyi di balik kemeja putih Rezef.

'Dia tidur tanpa mengganti baju rupanya,' batin Rene.

Rezef memang belum sempat mengganti bajunya. Dia masih mengenakan kemeja putih dengan tiga kancing yang terbuka. Celana dan sabuknya pun masih melekat. Tetapi ia sudah melepas sepatunya.

Tanpa kata lagi, Rene pun naik ke atas ranjang. Lebih tepatnya duduk di atas tubuh Rezef yang masih terlelap.

Mata emerald Rene memandang Rezef dengan sangat dingin. Seolah seperti memancarkan sinar misteri di tengah-tengah kegelapan.

Lalu dengan lembut Rene membelai dada Rezef. Membuka satu persatu kancing kemeja pria itu, hingga menampakkan betapa sempurnanya tubuh yang gagah, kekar, dan kokoh.

Rene menyusuri tubuh itu dari dada hingga perut Rezef. Benar-benar tubuh pria yang sangat sempurna!

Ruangan masih temaram. Dentingan jam masih terdengar jelas dan konsisten akibat betapa sunyinya ruangan ini.

Hal itu semakin membuat Rene berani. Seolah lupa akan ketakutannnya. Bahkan bayangan gelap yang menakutkan itu tidak datang menjemputnya. Benar-benar kosong, temaram, dan ....

The Villainess's Second Life [UNDER REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang