Bagian 16 - Bad day

2.4K 168 4
                                    

Hallow😝
Nungguin ya?

°°°°°

B A G I A N  1 6 -  B A D  D A Y


"RAKAAAA!!! CEPETAN AKU MAU SEKOLAH!!!"

Dengan suara bak toa, Shena berteriak sekencang mungkin di depan pintu Kos-an. Menunggu Raka yang tengah mengeluarkan isi perut nya di dalam Toilet sejak 10 menit yang lalu. Hari kembali nya Shena ke sekolah, terpaksa di sambut dengan mood yang buruk.

Pria itu awal nya memang menawarkan diri untuk mengantarkan Shena ke sekolah, namun, saat sampai di Kos-an Shena, ia malah ngibrit ke toilet. Itu membuat Shena super duper kesal karena bisa membuat nya di hukum karena terlambat sekolah.

"RAKAAA!!!"

"IYA-IYA, INI LAGI CEBOK!" Raka menyahut dari dalam kamar mandi, membuat suara nya sedikit bergema.

Shena menghentakkan kaki nya kesal, ia melangkah menuju mobil Raka karna tak tahan menunggu sambil berdiri. Tak lama, Raka datang dengan wajah yang sumringah. Berbeda dari 15 menit yang lalu yang terlihat pucat seperti menahan sesuatu.

"Cepet berangkat, 5 menit lagi bel!" Desak Shena. Raka mengangguk, menekan pedal gas nya. Setelah datang nya hambatan tadi, akhirnya mobil berwarna putih bersih itu sudah sempurna pergi meninggalkan area kos-kosan.

°°°°°

"Shena, ini hari pertama kamu sekolah setelah di skors, loh. Ibu jadi kecewa sama kamu karna datang terlambat,"

Terlambat 10 menit membuat Shena harus terpaksa menginjakkan kaki nya di ruangan paling keramat seantero sekolah. Lagi-lagi, awal dan akhir skors Shena harus di mulai dan di akhiri di ruang BK. Walaupun beda kasus, tapi siapa sih murid yang bahagia kalau masuk BK?

Kepala Shena makin tertunduk ketika nada bicara Bu Reni semakin keras. Diri nya hanya memikirkan cara agar ia bisa secepatnya keluar dari ruangan ini. Entah Bu Reni akan memberi hukuman apa yang setimpal.

"Maaf bu, saya ikhlas di hukum kok.." ujar Shena.

"Ya emang udah peraturan nya kalau telat di hukum, nak." Balas Bu Reni. Ia terdiam sejenak, memikirkan hukuman apa yang pas untuk di berikan kepada murid di hadapan nya itu. "Hormat ke bendera di lapangan utama sampai jam istirahat pertama berakhir, ya."

Shena menengak, "baik bu."

"Yaudah, kamu keluar sana." Suruh Bu Reni. Shena mengangguk, menyalimi tangan Bu Reni terlebih dahulu sebelum pergi menuju lapangan utama.

Matahari belum sempurna bersinar terang, setidak nya tidak membuat Shena berkeringat atau lemas. Tapi, keadaan itu tidak berlangsung lama setelah memasuki jam 9 pagi. Di mana matahari sudah setengah menuju puncak. Sinar kuning keemasan itu semakin lama semakin terasa panas menyentuh permukaan kulit Shena. Di tambah, Shena sudah berdiri selama hampir 2 jam dengan tangan yang terangkat di samping pelipis.

Shena menekuk lutut nya diam-diam, sesekali mengubah posisi tangan nya saat sedang hormat. "keep calm, Shena. Sebentar lagi bel istirahat.." gumam Shena berusaha menyemangati diri nya sendiri.

Tett!
Tettt!
Tetttt!

"Yes!" Begitu suara bel istirahat berkumandang, Shena langsung menghembuskan napas nya lega. Itu arti nya, 30 menit lagi Shena bisa pergi meninggalkan hukuman ini.

Namun, hal buruk kembali datang. Begitu para siswa mulai berlarian leluar kelas, banyak dari mereka yang menatap Shena dari pinggir lapangan. Ada yang menatap kaget, heran, benci, dengki, juga bergosip ria.

SARGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang