Bagian 22 - Menjauh

4.5K 274 26
                                    

Belum capai target tapi ni tangan gatel pengen update 🤬

°°°°°

B A G I A N  2 2  -  M E N J A U H


Sedari tadi, Sarah merasa gelisah memikirkan apa yang terjadi dengan anak satu-satunya itu. Dari pulang sekolah sampai selesai makan malam, Sarga terlihat tidak punya semangat hidup, bicara pun hanya sepatah dua patah, hanya sekadar 'iya' 'bukan' 'enggak'. Seperti layak nya anak bayi yang baru bisa berbicara.

Apalagi, anak nya tidak pulang semalaman karena menginap di rumah Arjuna. Ia takut jika terjadi hal buruk terhadap anak nya.

Sarah tahu betul jika Sarga adalah tipe orang yang tidak di bawa pusing jika ada masalah. Namun kali ini, anak nya berubah menjadi pendiam total. Membuat ibu berkepala 3 itu merasa cemas.

Sarah ingin sekali bertanya, namun ragu karna takut menganggu privasi anak nya. Setelah di pikir-pikir dengan matang, akhir nya Sarah memutuskan untuk membawakan cemilan untuk anak nya ke kamar, siapa tahu Sarga memang butuh tempat bercerita 'kan?

Tok tok tok

"Sarga, Mama masuk, ya?"

Menunggu beberapa detik, Sarah tanpa ragu membuka pintu kamar karna telah mendapat persetujuan dari anak nya.

Sarga yang sedang berbaring di atas ranjang langsung terduduk, ia sedikit bergeser mempersilahkan Mama nya agar duduk di samping nya.

"Mama bawain camilan buat kamu," ucap Sarah, lalu menaruh nampan yang ia bawa ke atas nakas. Di ikuti helaan napas, Sarah duduk di samping anak nya, ia menatap Sarga dengan sorot mata peduli, selayak nya seorang ibu di luar sana.

"Ada masalah apa, sih? Mama perhatiin kamu murung terus dari tadi sore,"

Sarga menoleh, "i'm okay, Ma.."

"Bohong, itu muka nya ketekuk gitu. Emang nya Mama gak tau? Ayo, cerita aja sama Mama, siapa tau Mama bisa bantu 'kan?" Ucap Sarah berusaha meyakinkan.

Sarga terdiam menimang-nimang. Ia ragu untuk mengatakan jika diri nya sudah tidak ada hubungan lagi dengan Shena, karna Sarga sangat tahu jika Mama nya itu sangat menyukai Shena.

Sarah menaikkan kedua alis nya sembari tersenyum, menunggu anak nya berbicara. "Cerita, Sa—"

"Sarga putus sama Shena,"

Jelas Sarah terkejut, namun ia berusaha menutupi karna takut membuat Sarga semakin sedih. Sebisa mungkin, Sarah tersenyum, "oalah, anak Mama yang paling ganteng ini lagi patah hati toh?

"Mama kecewa Sarga putus sama Shena?" Tanya Sarga yang langsung membuat Sarah terdiam, namun setelah nya Sarah menjawab, "tergantung, memang putus nya karna apa?"

"Karna..."

"Karna?"

"Karna kesalahan Sarga,"

Sarah memanggut-manggut, ia tidak akan bertanya lagi kesalahan apa yang di perbuat anak nya. Karna pada awal nya, Sarah hanya berniat membantu atau memberi solusi untuk anak nya.

"Jadi, kamu tuh sebenarnya nggak mau putus sama Shena?" Tanya Sarah memastikan.

Sarga mengendikkan pundak nya, "kalau Sarga bilang iya, Mama pasti ngira kalau Sarga egois 'kan?"

Sarah tersenyum lembut, ia mengubah posisi duduk nya agar terasa lebih nyaman. "Gini loh, sayang, kalau orang membuat kesalahan itu udah wajar. Tapi, point penting nya, apa orang itu mau berubah dan gak akan ngelakuin hal yang sama? Kalau iya, dia pantas mendapat kesempatan. Jadi, kamu tipe yang mana?"

SARGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang