Have a nice day untuk kamu yang vote dulu sebelum baca💘
°°°°°
B A G I A N 1 7 - P U T U S
Dengan langkah besar, Shena berjalan menyusuri koridor sekolah yang tampak ramai. Sorot mata nya fokus mengarah ke depan, tak peduli walau banyak pasang mata yang terus menatap nya.
Tangan nya terkepal kuat, siap melayangkan pukulan bagi siapapun yang berani menghalangi jalan nya. Gadis itu seolah menjadi sosok yang berbeda. Tangan nya terangkat untuk mengusap sisi air mata di area pipi.
Langkah Shena terhenti, mata nya menyapu ke segala arah untuk memastikan tidak ada keberadaan guru di sekitar nya. Barulah ia menginjakkan kaki nya di kelas 12 IPS 1 yang nampak sepi. Berjalan menghampiri gadis yang tengah terduduk sambil mengobrol ria di pojokan kelas. Melihat tawa canda gadis itu malah semakin membuat Shena jengkel.
Keadaan berubah hening ketika Shena berdiri tepat di hadapan Karina. Ia terdiam beberapa detik, mempersilakan Karina agar menikmati keterkejutan nya karena Shena yang datang tiba-tiba.
Selang beberapa detik, Karina menutup hidung dan mulut nya nya menggunakan tangan. Ia menatap Shena dengan sorot mata jijik. "Astaga, bau telur busuk. Jangan deket-deket gue, ewh!"
Hal itu membuat seisi kelas turut menutup hidung nya juga. Shena melirik tajam, namun kemudian malah tersenyum lebar. Tangan nya terangkat mencomot telur busuk yang pecah di kepala nya. Lalu di tunjukkan kepada Karina. "Lo mau ini?" Tanya Shena dengan alis terangkat.
Karina melotot, mundur dengan posisi yang masih terduduk di kursi. Shena mengalihkan pandangan nya ke kaki Karina yang tidak memakai alas kaki. Membuat kepala Shena sontak memanggut-manggut, "oh, kaki nya belum sembuh?"
Karina berdecih, "iya, gara-gara lo! Minta maaf kek! Bejad banget!" Seru nya galak.
Shena menunjukkan ekspresi sedih, ia sedikit membungkuk mensejajarkan tinggi nya dengan tubuh Karina. "Maaf ya? Lain kali gue patahin deh sekalian, biar gak usah pake kruk lagi.." ucap Shena melirik tongkat besi di samping Karina.
Karina melotot, hendak melayangkan pukulan ke gadis di hadapan nya namun lebih dulu di tangkis oleh Shena dengan cepat. "Kasar banget, santai dong..."
"Apaan sih, lo? Pergi sana!" Ghea yang sedari tadi menyimak mulai membuka suara. "Tau! Ganggu mulu!" Tambah Tiara.
Shena mendelik, "gak usah ikut campur, ini urusan gue sama dia." Ucap nya dengan penekanan tanpa memalingkan wajah nya dari Karina.
Karina membuang napas di ikuti seringai seolah sedang meremehkan, "lo mau apa?"
"Rin, gue panggil Sarga, ya? Kayak nya ni cewek mau kasarin lo lagi," Ghea melirik Shena curiga.
Karina menggeleng tegas, "gak usah, mending sekarang lo berdua keluar, kayak nya gue tau maksud ni cewek nyamperin gue." decih nya. Ghea dan Tiara dengan ragu mengangguk, lalu segera keluar kelas mengikuti suruhan Karina.
Shena tersenyum puas, kemudian dengan tiba-tiba menggebrak meja milik Karina cukup kuat lalu mengusap permukaan nya pelan. Di saat yang bersamaan, terlihat cairan kental membasahi sudut meja.
Karina yang melihat itu sedikit terkejut. "Bisa gak sih gak usah ngotorin meja gue pake telor yang ada di kepala lo?" Kesal Karina tak tahan dengan bau busuk yang mulai berserakan di meja nya. Shena tak menjawab, ia malah semakin asyik membersihkan kepala nya yang terlumur telur lalu di taruh ke meja Karina. Hal itu membuat sang pemilik semakin geram, ia mencekal tangan Shena kuat kemudian di hempaskan ke sembarang arah.
KAMU SEDANG MEMBACA
SARGARA
Roman pour AdolescentsOrang mah hobi berenang kek, nyanyi kek, ini malah hobi selingkuh. Dia Sargara, cowok brengsek sekaligus play boy cap kaki tiga. Dia bukan ketua geng motor, ketus osis, atau bahkan cowok dingin seperti di novel-novel pada umum nya. Ia hanyalah pria...