05- Gadis misterius [2]

66 14 0
                                    

H A P P Y 🐥 R E A D I N G

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

H A P P Y 🐥 R E A D I N G

"Hah?! Ngapain lo malem-malem ke pantai sama Calista? nggak ngejebolin tu anak kan?" Tanya Kenzie penasaran.

Kini Arion menatap Kenzie dengan horor. Tidak bisakah dia lebih sopan dalam menyampaikan argumen. Arion juga menatap Oza seolah meminta pembelaan. Namun, Oza juga sepertinya sedang menunggu penjelasan Arion.
"Mata lo minta di colok! yakali gue jebolin sahabat gue sendiri, gue juga punya hati kali!" balas Arion.

"Terus ngapain lo sama Calista tadi malem ke pantai?" tanya Oza tak kalah kepo.

"Yang bilang gue sama Calista siapa? makanya kalo orang ngomong itu di dengerin jangan langsung motong." Ingin sekali rasanya Arion mencabik-cabik mulut Oza dan Kenzie sekarang juga.

Oza dan Kenzie saling melempar pandangan dan akhirnya menunggu Arion memulai kembali ucapannya yang tertunda.

"Jadi pas tadi malem gue tidur, gue kebangun karena haus banget. Gue langsung ke dapur dan gak sengaja gue liat ke jendela pojok, eh kayak ada yang merhatiin gue gitu. Gue coba cari tahu, gue jalan pelan-pelan dan gue intip dari belakang pintu. Eh ternyata beneran ada manusia. Gue kira itu dedemit gak tau nya manusia, Dia terus liatin ke arah dalam rumah dan gak sengaja kontak mata kita ketemu, dia gelagapan dan lari kenceng banget, karena gue penasaran akhirnya gue ikutin dia sampai ke tepi pantai, di sana gue liat dengan mata kepala gue sendiri cewek itu main bareng hewan buas." Sampai sekarang Arion masih merasa ngeri melihat pemandangan yang begitu menyeramkan itu.

"Berarti yang kita liat jejak kaki harimau itu beneran?" Tanya Oza.

"Terus gimana?" Tanya Kenzie yang semakin penasaran dengan cerita Arion, setahu mereka pulau ini kosong dan tidak berpenghuni. Lantas, darimana datang nya manusia yang dikatakan oleh Arion?

"Gue ngeri banget anjir. Masa dia ketawa-ketawa gitu sama hewan, seakan hewan itu juga manusia kaya dia. Gue sempet mikir kalo dia gila, dan untuk kedua kalinya gue ketahuan ngeliatin dia. Di langsung naik ke punggung harimau dan pergi ninggalin gue."

Oza dan Kenzie pun hanya mengangguk menandakan mereka mengerti yang di ceritakan oleh Arion. Ini merupakan satu kebetulan yang sangat sulit untuk dijelaskan oleh akal manusia. Bagaimana caranya seorang manusia berbicara bersama hewan dan bermain. Dan, darimana datang nya manusia itu? Atau sebenarnya Arion yang sedang berbohong. Tapi, Oza sangat mengenal Arion dengan baik. Dia bukan lah pria pembohong.

"Gimna kalau kita cari tahu siapa sebenarnya cewek itu, dan darimana asal nya. Terus gimana caranya dia bisa masuk ke pulau ini?" Kata Oza yang sudah terlanjur penasaran dengan cerita Arion.

"Gue sih ngikut aja, tapi masalahnya kalau harimau itu makan kita gimana? Kan sayang muka ganteng gue," jawab Arion.

"Gampang! Gue tinggal lempar lo ke arah harimau itu. Gitu aja repot," balas Oza di sertai gelak tawa, dia sukses membuat Arion diam karena pernyataannya.

"Gue setuju!" Seru Kenzie dengan menyodorkan dua jempol nya.
Mereka tertawa melihat ekspresi Arion yang hanya diam.

Oza mengambil pancing yang tadi sudah tergeletak di pasir. "Sudah hentikan omong kosong ini. Gue sama sekali gak percaya ada orang selain kita di pulau ini. Masuk lewat mana dia? Sedangkan semua akses menuju pulau ini udah di putuskan."

"Tau tuh, Arion. Ngawur mulu. Keseringan baca wattpad dah lo!" Cibir Kenzie.

Arion memandang Oza dan Kenzie "Tapi beneran, gue lihat cewek itu tadi malam. Kalau gue bohong si kenzie bakalan nguras air laut pake sendok!"

Kenzie memukul bahu Arion. "Lah kok gue yang di bawa-bawa, lagian mungkin itu cuma halusinasi lo doang dan masalah telapak kaki mungkin hantu penunggu pulau ini," ucap kenzie yang kini juga ikutan mulai ngawur.

Arion mendesis memegangi bahu nya yang terasa perih. "Ssst... Sakit bego! mana ada hantu punya telapak kaki."

"Tapi bener kata Kenzie mungkin itu cama halusinasi lo doang!" tambah Oza.

"Terserah kalian deh!" ujar Arion kesal, lalu malangkah pergi dari bibir pantai meninggal kan Oza dan Kenzie yang kini menatap dirinya yang kian menjauh. Ingin sekali Arion mencekik Kenzie sekarang juga.

"Ya elah ngambek tuh anak, kek cewek aja, yaudah deh kita juga pulang lain kali aja kita mancing. Nanti ada hantu lagi, kek nya ini udah cukup." Kenzie memperlihatkan beberapa ikan yang sebelumnya sudah mereka tangkap.

Gadis berambut panjang duduk diatas salah satu pohon pinggiran pantai. Tangan nya mengelus dengan lembut kepala harimau yang kini berada di pangkuan nya. Rasa sayang ia curahkan pada hewan peliharaan yang kini telah ia anggap sebagai saudara. Gadis ini terus memandangi interaksi Oza dan teman-temannya. Tidak bisa dipungkiri dia memang sangat mengagumi pertemanan mereka yang sepertinya sangat asik. Gadis ini tertawa dan sangat greget melihat cara Oza mencari ikan yang sepertinya sangat tidak ahli, rasanya dia ingin melompat sekarang juga dan mengajari Oza cara menangkap ikan yang benar.

"Ya udah, Yuk!" Ajak Oza dan kini mereka meninggalkan pantai dan ingin segera kembali ke Villa.

Melihat Oza dan Kenzie sudah pergi dari area pantai. Gadis itu segera keluar dari tempat persembunyian nya. Dia berjalan ke pinggir pantai dan mulai berenang disana. Tidak lupa bayi harimau terus melekat di genggaman nya. Gadis itu menaiki punggung gajah dan terlentang di atasnya.

"Nama mereka siapa ya?" Gumam gadis ini tidak pernah berhenti mengagumi sosok Arion dan teman-temannya.

Di villa Calista dan juga yang lain sedang bersantai di ruang tamu.
Mereka kompak menoleh ke arah pintu melihat kedatangan Arion. Namun, wajah pria itu tampak tidak bersahabat. Kini Arion mendaratkan bokong nya di sofa sembari duduk bersila bersama Lia dan Wisnu. Tidak lupa, pria gila ini sesekali mencuri makanan yang sedang dipegang oleh Lia.

"Lo dari mana aja sih? Gue cariin juga?" Tanya Calista dengan heran.

"Muka lo kenapa? Kusut banget!" Sambung Ivan yang kebetulan juga sedang duduk didekat Calista.

Arion bangkit dari duduknya. "Pantai. Gue gak papa. Gue keatas dulu mau mandi!" jawab Arion lalu melangkah naik ke lantai dua.

"Kenapa tuh anak?" Tanya Calista.

"Positif thinking aja mungkin tuh anak kesambet," jawab Ivan cuek, Lalu kembali bermain bersama Lia.

Tak selang waktu yang lama Oza dan Kenzie pun datang dari arah pintu depan.

"Dari mana kalian?" Tanya Ivan.

Calista menoleh ke arah tangan kanan Kenzie yang membawa kantong kresek.
"Bawa apaan tuh?" Tanya Calista dengan antusias.

"Ikan, gue sama Kenzie habis mancing di pantai," jawab Oza.

"Sini biar gue masak."

Kenzie pun menyetujui ucapan Calista dengan deheman pelan, akhirnya Calista pun beranjak dari duduk nya dan pergi ke arah dapur untuk memasak ikan yang di bawa oleh Oza.

"Eh, Arion mana?" tanya Oza.

Ivan menoleh ke lantai atas. "Gaje tuh anak, datang-datang muka kusut banget."

Seorang gadis berjalan di pinggiran pantai, matanya menatap ke atas langit memandangi sinar matahari yang sangat terik. Dia tidak merasa panas atau gerah. Hal ini sudah biasa ia lakukan. Kesepian? Tidak! Dia tidak pernah merasa kesepian.

Dia merasa bahagia dan hidup tanpa masalah, masalah terbesar nya ketika teman-temannya mengalami percekcokan. Walau hanya berdebat soal makanan atau dimana mereka akan tidur.

The Virus 2020Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang