15- Oza?

11 5 0
                                    

Kini Oza dan kenzie sedang memasuki sebuah restaurant yang sangat kosong, mereka berniat untuk mencari makanan di sana.

Kenzie dan Oza sudah berada di dalam restaurant yang sangat megah dan luas. Kedua pemuda ini saling tatap.
"Kita pencar aja gimana? Lo kesana gue ke sini," ujar Oza menunjukkan arah yang mereka akan telusuri masing-masing.

Kenzie mengangguk dan menepuk pelan bahu Oza. "Lo hati-hati!" Oza menganguk mendengar peringatan Kenzie.

Oza berjalan ke arah dapur restaurant yang berada di belakang, Oza melihat banyak sekali chef yang sudah mati di sana, bau busuk pun tercium sangat menyengat di Indra penciuman Oza. "Bau apa ini?" Tukas Oza.

Oza beberapa kali mengibaskan tangan di hadapan wajah nya. Bau mayat para chef yang ada di dalam restaurant ini benar-benar merusak udara.

Oza pun terus melangkah dan tidak sengaja terpleset karna ada air yang mengalir. Kini Oza terlentang di lantai yang di penuhi genangan air, Oza terdiam sangat terkejut bukan main, melihat pemandangan yang ada di hadapan nya. Wajah Oza kini berhadapan langsung dengan wajah salah satu chef yang terkapar di lantai itu. "Anjing, Gue kaget!" Pekik Oza. Oza masih terdiam menatap wajah chef itu, wajah nya dipenuhi darah segar. Wajah nya juga sangat pucat, sepertinya Chef ini masih hidup dia beberapa kali bernafas.

Tiga detik kemudian chef itu mulai terbatuk tepat di wajah Oza dan mengeluarkan darah. Sontak Oza sangat terkejut karna darah itu sekarang sudah memenuhi wajah Oza. Darah kental keluar dari mulut chef itu mengalir sampai ke tangan Oza. "Kali ini gue bener-bener mati," gumam Oza.

Oza terpaku di tempat dan melihat tangan nya yang dipenuhi darah segar, perlahan Oza meraba wajah nya yang ternyata juga di penuhi darah. Cairan bening mulai turun dari pelupuk mata indah Oza. Oza memejamkan mata nya dan menangis dengan lirih. "I love you, Mama!" Lirih Oza.

Kini perlahan Oza akan mati. Oza sudah terpapar virus yang sangat mengerikan ini "Ternyata sialan ini masih hidup," kata Oza ketika melihat manik mata chef itu bertemu dengan manik mata milik Oza. "Kita akan mati bersama di tempat ini brother," tambah Oza dengan senyuman kecut.

Oza yang kini sudah berdiri melihat kebawah ketika merasa seseorang memegang sepatunya.
"Bawa teman-teman kamu keluar dari kota ini!" Suruh chef itu dengan suara yang tertatih.

Oza mengernyit, sangat tidak paham dengan perkataan Chef yang ada di hadapan nya saat ini. Setelah berhasil membuat Oza terpapar virus. Lantas apa lagi yang dia mau? Apakah dia mau seluruh teman Oza juga akan terpapar Virus? Oza tidak akan membiarkan hal itu terjadi.

"Pemerintah kota akan menyemprotkan gas beracun agar semua makhluk hidup yang ada di kota ini mati, termasuk virus itu," tambah chef itu lagi.

Sebelum Oza mengeluarkan suara chef itu mulai terbatuk lagi dan mengeluarkan banyak darah kental dari mulutnya, perlahan mata sang Chef bersatu kemudian chef itu menghembuskan nafas terakhirnya. Oza pun terdiam, baru pertama kali ia menjadi saksi malaikat isroil benar-benar mencabut nyawa seseorang.

Kenzie yang terus berjalan menyusuri restaurant tak sengaja melihat Oza yang berdiri bagai patung di dengan baju yang berlumuran darah. "Oza, Lo kenapa?" Tanya Kenzie. Seketika Oza menoleh ke arah suara itu, Kenzie pun mundur dua langkah ke belakang menjauhi Oza, ketika mata nya tidak sengaja melihat mayat yang ada di hadapan Oza saat ini. "Za, Lo kenapa? Wajah Lo?!" Tanya Kenzie lagi dengan suara yang sangat panik dan bercampur takut. Oza pun masih setia diam tak ada jawaban atau pergerakan yang menandakan Oza baik-baik saja, Kenzie pun berlari, terus berlari, mencari keberadaan toilet guna mengambil air untuk membersihkan wajah dan baju Oza yang berlumuran darah.

Kenzie membawa air dari dalam baskom yang lumayan besar, dan berniat untuk membersihkan darah yang ada di sekitar baju dan wajah Oza. Namun belum sempat melakukan nya Oza mundur beberapa langkah agar menjauh dari Kenzie.

"Lo kenapa, lo baik-baik aja 'kan?" Kenzie terus bertanya, seperti ada hal aneh yg Oza sembunyikan dari Kenzie.

"Jangan mendekat, Ken. Lo tetap di situ. Please jangan dekat-dekat sama gue, maafin gue Ken, gue harus menjauh dari kalian dan juga demi keselamatan kalian," ucap Oza sambil menangis karna dia terpaksa harus berpisah dengan teman-teman nya.

Kenzie semakin dibuat bingung dengan pernyataan Oza. "Lo kenapa sih?!"

Oza menunduk dan meremas ujung jaket nya, ini adalah situasi sulit yang pernah Oza rasakan. "Ini adalah situasi berat yang pernah gue alami, gue gak pernah menyangka kalau gue bakal berakhir disini. Gue gak bisa ikut lo dengan yang lain, Ken. Tolong jaga Calista, Kayla dan Nathalia untuk gue. Gue percaya lo bisa jaga mereka semua. Gue anak tunggal di keluarga gue, lo harus kembali dengan selamat, Ken. Titip salam untuk bokap gue. Tolong sampaikan ke dia, kalo gue sangat menghormati dia."

Kenzie yang mendengar pun sontak kaget, merasa tak percaya dengan apa yg Oza katakan, Kenzie menangis dia masih tidak menyangka jika Oza terpapar virus berbahaya itu.

"Cepat pergi dari sini Ken! Keselamatan nyawa kalian lebih penting," ucap Oza.

"Enggak, Za. Sampai kapan pun gue dan yg lain gak akan pergi sebelum lo ikut bersama kami," kata Kenzie.

"Lo gak perlu mikirin gue, lo harus bawa teman-teman kita keluar dari tempat ini. Gue percaya sama lo. Misi ini harus selesai, Ken."

The Virus 2020Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang