07- Gadis periang

55 9 0
                                    

H A P P Y 🐥 R E A D I N G

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

H A P P Y 🐥 R E A D I N G

Nathalia menghampiri Arion yang masih berdiri di pintu rumah pohon milik Nathalia. Nathalia menajamkan pendengaran nya, mendengar suara gemuruh yang ternyata berasal dari perut Arion.

"Lapar?" Tanya Nathalia agak sedikit canggung takut jika Arion merasa malu.

Arion terkejut menatap Nathalia yang kini sudah berdiri disamping nya. Rasanya malu sekali saat Nathalia menyadari bahwa Arion sedang kelaparan. Tapi, apakah Arion tahu malu? Pria itu kini menggaruk tengkuk nya yang sebenarnya tidak gatal sama sekali. "Heh, iya nih. Cacing gue udah pada demo."

"Ya udah ikut aku yuk, kita nangkap ikan!"

"Nangkap ikan?" Arion celingukan memandangi sekeliling nya, namun yang ia cari tidak terlihat juga. Arion menoleh pada Nathalia yang menatap nya dengan datar. "Emang lo punya pancing?" Nathalia menggeleng pelan menanggapi pertanyaan dari Arion.

"Terus nangkap ikan nya pakek apa Jaenab?" Arion tidak habis pikir dengan spesies makhluk yang ada di hadapannya saat ini, Arion curiga otak Nathalia gabungan dari telur ikan di laut.

"Pakai ini." Nathalia mengangkat tombak yang sudah ada di tangan nya.

"Emang bisa?" Tanya Arion lagi.

"Bisa. Ayo!" Ajak Nathalia sambil menarik tangan Arion secara paksa. Mau tidak mau Arion pun pasrah dengan ajakan Nathalia. Entah kemana Nathalia akan membawa nya. Dan, bagaimana cara Nathalia si penguasa hutan menangkap ikan dengan tombak yang ia pahat dari batu.

"Mencoba hal baru mungkin menyenangkan, dan semoga gue kembali dalam keadaan selamat dan tidak kekurangan sesuatu apapun," Gumam Arion dalam hati.

Akhirnya Arion pun mengikuti langkah kaki Nathalia hingga sampai di tepi pantai. Nathalia berjalan sangat cepat dan sesekali berlari, membuat Arion sangat sulit menyamakan langkah mereka.

"Ini cara nangkapnya gimana?" Tanya Arion dengan bingung. Sumpah demi Alex, ini adalah pengalaman buruk sekaligus menyenangkan menurut Arion.

"Sini aku ajarin!" Nathalia menyerahkan tombak yang ia bawa pada Arion. Dia juga menjajarkan tubuh nya agar lebih mudah mengajari Arion, walupun Arion jauh lebih tinggi dari ukuran tubuh nya yang terbilang sangat mungil.

"Jadi gini, kamu pegang ujung tombak atasnya. Terus kalau udah kelihatan ikannya. Tinggal di lempar aja, arahin ke ikannya," kata Nathalia dengan telaten mengajari Arion, berbeda dengan Nathalia. Arion malah menjadikan moment itu sebagai kesempatan untuk memperhatikan lebih dekat wajah cantik dan alami Nathalia. Wajah nya murni tanpa polesan bedak sedikit pun. Atau, jangan-jangan Nathalia sering maskeran pakai daun-daun liar di hutan, atau luluran memakai rumput laut. Arion terkekeh geli menyadari pikiran nya yang sudah terbang sangat jauh.

Nathalia melirik Arion yang ternyata tidak menyimak semua yang baru saja dia ucapkan. Pria itu sibuk senyum-senyum sendiri dan bergelut dengan pikiran nya. Arion menoleh dan melihat Nathalia yang kini tengah menatap nya dengan wajah polos. Tiupan angin yang lumayan kencang membuat bulu kuduk Arion mulai berdiri.

Tatapan mata Nathalia yang sangat natural membuat Arion salah tingkah.

Hari sudah mulai sore dan memasuki malam. Matahari mulai tenggelam dan digantikan sosok bulan yang mulai menampakkan diri. Arion dan Nathalia memilih untuk pulang, sebelum nya mereka sudah mendapatkan ikan di pantai dan memanggang nya di sana. Satu hal yang membuat Arion sangat takjub, Nathalia membuat api hanya dengan goresan beberapa batu.

Kini Nathalia mengantar Arion ke Villa. Perjalanan mereka dipenuhi dengan keheningan. Mungkin Arion merasa sangat lelah mengikuti setiap kegiatan Nathalia. Berbeda dengan gadis itu. Dia tampak nya sudah terbiasa dengan perbudakan ini.

Mereka sudah sampai di depan Villa, Nathalia akhirnya membuka suara sebelum meninggalkan Arion disana.

"Aku pasti akan menemui mu, kalau kamu sedang sendirian," Ujar Nathalia.

"Emang kalo ada teman-teman gue kenapa?" Tanya Arion.

"Nggak papa, aku hanya takut kalau mereka tidak bisa menerima aku, layaknya manusia pada umumnya."

"Emang lo bukan manusia?" Tanya Arion.

Arion merangkul pelan pundak Nathalia, walaupun sedikit canggung. "Lo tenang aja, teman gue baik semua."

Nathalia hanya menganguk dan melanjutkan perjalanan mereka menuju Villa. Tak jarang mereka bercanda sembari berlari. Kadang Arion heran, bagaimana dulu awal Nathalia dan Ibu nya berada di hutan belantara ini. Terlebih dalam pulau seperti ini. Tapi, Nathalia tidak mengetahui apapun, bahkan Nathalia tidak mengerti apa itu Ayah. Dia hanya tahu Ibu, dia sama sekali tidak mengerti bahwa manusia lahir karena adanya laki-laki dan perempuan. Wajar saja Nathalia tidak mengerti, karena dia tidak sekolah dan juga tidak ada yang memberi tahu nya.

Perjalanan mereka di suguhi dengan pemandangan yang sangat menarik. Nathalia mengajak Arion untuk pergi ke taman bunga. Sungguh sesuatu yang sangat menakjubkan, berbagai macam bunga dengan warna yang sangat menarik ada di taman milik Nathalia. Bahkan gadis itu menghafal semua nama bunga nya. Arion diam-diam memperhatikan Nathalia yang sedang memetik bunga. Ada desiran aneh di dalam tubuh Arion. Entah lah, bahkan dia pun tidak mengerti pada dirinya sendiri.

Setelah memetik bunga dan mengikat nya dengan kulit batang kayu, Kini Arion dan Nathalia tiba di dekat Villa. Jarak mereka tidak terlalu jauh dari Villa.

Nathalia memberi bunga yang tadi ia petik pada Arion. Senyuman yang sangat tulus ia berikan, kehadiran Arion membuat Nathalia belajar banyak hal.

"Lo hati-hati ya pulangnya, jangan deket-deket sama hewan buas ntar di gigit," ucap Arion penuh perhatian.

Nathalia menganguk dan segera pergi, begitupun Arion. Pria itu mengangkat bunga pemberian Nathalia dan mencium aroma yang sangat menarik dari bunga tersebut. Arion pun melenggang pergi dan memasuki Villa.

🐥🐥🐥🐥

Sore hari Calista dan Kayla pergi ke pantai berniat untuk mencuci piring dan beberapa pakaian mereka. Namun,
Mereka sontak terkejut melihat seorang wanita dengan rambut panjang sedang berenang di lautan lepas. Mata Kayla dan Calista membulat sempurna. Tidak logika manusia bisa berenang di lautan tanpa pengaman sedikitpun.

Kayla dan Calista saling melempar pandangan, jantung keduanya sedang berpacu sangat cepat. Entah itu duyung atau hantu laut, itu sangat mengerikan.

Kini keduanya berlari dan bersembunyi di balik pohon besar.
"Itu apaan anjir?" Tanya Kayla dengan sangat ketakutan, matanya masih terus menatap Gadis yang kini berenang dengan sangat anteng disana.

"Gue juga gatau," jawab Calista

"Masa iya pagi-pagi ada hantu laut?"

"Mana gue tau gue kan ikan," gumam Calista sambil tertawa pelan.

Calista dan Kayla berlari dengan tergesa-gesa ke arah Villa. Nafas mereka naik turun karena ketakutan sekaligus kelelahan.

"Kenapa lo?" Tanya Arion. "Kaya di kejar hantu aja."

"Bentar-bentar, gue mau nafas dulu," ucap Calista dan hanya di balas deheman oleh Arion.

"Gue apa lo yang ngejelasin?" Tanya Calista, tatapan nya menuju pada Kayla.

"Lo aja deh Lis, gue cape!" Seru Kayla.

"Tadi gue sama Kayla pergi ke pantai untuk nyuci baju, terus kita ngeliat ada orang berenang di lautan." Calista menarik nafas sebentar, sebelum akhirnya melanjutkan cerita yang tertunda. "Entah itu putri duyung atau hantu laut, gue juga gak tahu."

Mereka semua bertanya-tanya siapakah sosok orang tersebut, tapi di sisi lain Arion hanya diam dan tersenyum penuh arti, karena dia tahu orang yang di maksud Kayla adalah Nathalia, gadis yang Arion temui kemarin pagi.

The Virus 2020Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang