12- Hari ini💫

15 7 9
                                    

Sepulang dari sekolah. Arion dan Nathalia,  menemani Wisnu dan Lia bermain di taman belakang yang ada di rumah Arion. Taman rumah Arion sangat lah luas. Berbagai macam bunga dan tumbuhan ada disana. Tidak lupa, taman itu juga memiliki kolam berenang yang sangat luas serta lapangan bola lumayan luas dan lapangan basket. Nathalia dan Lia memberi makan burung merak yang mereka bawa dari pulau, Sedangkan Arion bermain bola bersama Wisnu.

"Wisnu, kita istrahat dulu kakak capek," ujar Arion yang tengah jongkok sambil mengelap peluh yang ada di pelipis nya.

Wisnu menoleh ke arah Arion. "Tunggu Kak, aku ambil bolanya dulu." Wisnu berlari kearah bola yang tadi di lempar oleh Arion. Ia mengambil bolanya lalu menghampiri Arion yang tengah jongkok.

"Ayo Kak!" ajak Wisnu.

Arion segera berdiri, lalu mengajak Wisnu ke arah pohon rindang yang di bawahnya telah di siapkan meja dan kursi untuk bersantai. Tidak jauh dari sana ada Nathalia dan Lia.

"Kakak haus banget!" keluh Arion dan mendarat kan bokong nya, di salah satu kursi yang ada di sana dan mengambil air minum yang telah di siap kan sebelumnya Arion meneguknya sampai tandas. Begitu pun Wisnu yang duduk di seblah nya.

Brak!!

Tidak sengaja Wisnu menyengol tas kecil miliknya, ketika menyimpan gelas di atas meja. Sehingga isi dari tasnya pun terhambur di lantai. Tas kecil itu adalah pemberian terakhir Ibu Wisnu.

"Astagfirullah kamu ini berdosa banget! kalau kakak keselek terus meninggal gimana?  Mana masih mudah lagi," Canda Arion. Dan menyimpan gelasnya di atas meja.

"Maaf kak, Aku nggak sengaja," cicit Wisnu. Lalu memungut buku dan mainan nya,Wisnu lantas menyimpannya kembali ke dalam tas.

"Nggak papa kakak bercanda doang, jangan di ambil hati yah masukin aja kejantung. Eh itu apa?" Arion mengambil kertas lusuh yang ada di lantai. Kertas itu sepertinya terjatuh dari dalam tas milik Wisnu.

"Itu pemberian Mama, Kak. Sebelum dia pergi, dia nitip surat itu ke Wisnu."

"Kakak buka yah?" tanya Arion yang di balas angukan dari Wisnu.

Hai Wisnu!
Bagaimana kabar mu, Sayang?
Mama percaya sama Kamu, Mama juga sangat yakin pada kemampuan kamu.
Kamu jaga diri dan jaga adik mu Natalia ya.
Kalau surat ini sampai di tangan mu. Mama hanya ingin mengingatkan kamu, bahwa Virus itu tidak nyata. Ada seseorang di balik Virus yang kini merajalela di seluruh Dunia. Mama mohon Wisnu kamu harus pergi ke Selandia baru, kamu akan menemukan jawabannya disana.

Selamat malam, Sayang.

Arion pun membuka surat tersebut. Ternyata ibu Wisnu meminta agar wisnu pergi ke salah satu kota yang ada di Selandia baru. Karena disana ia akan mendapatkan jawaban tentang virus mengerikan yang merajalela di kalangan masyarakat di seluruh negara saat ini. Arion termenung menatap isi surat itu dengan nanar, ia harus mendiskusikan masalah ini dengan teman-temannya.

Kini Mereka semua berkumpul dirumah Arion, mereka berdiskusi soal surat yang di buat oleh Mama Wisnu. Mama Wisnu adalah seorang Dokter, apakah mungkin kematian kedua orang tua Wisnu adalah sebuah konspirasi? Karena sebenarnya mereka tahu apa yang terjadi di balik Virus gila ini. Arion dan teman-teman nya juga bingung apakah mereka harus pergi ke salah satu kota yang ada di selandia itu.

"Menurut kalian kita harus kesana apa ngak?" tanya Arion pada teman-teman nya. Sebelumya Arion juga sudah menceritakan latar belakang orang tua Wisnu. Arion juga mengungkap kan kecurigaan nya atas kepergian kedua orang tua Wisnu yang sepertinya adalah sebuah konspirasi, untuk menutup pengetahuan masyarakat apa yang sebenarnya terjadi di balik Virus mengerikan ini.

"Lo aja bingung apa lagi gue," jawab Oza.

Kini Arion menoleh pada Kenzie yang hanya diam, seolah mencerna semua perkataan teman-teman nya.
"Kalo menurut lo gimana, Zi?" tanya Arion lagi kepada Kenzie.

"Mending kita pikirkan dulu lagi deh masalah ini," jawab Kenzie sambil menatap satu persatu teman-teman nya. "Selandia baru itu bukan dekat. Kita juga harus mikir biaya kesana, dan lagi ini bukan masalah sepele. Kita gak tahu kan apa yang terjadi disana, jadi kita harus buat persiapan yang matang."

"Bener juga, pasti ada sesuatu disana, sampai orang tua Wisnu meminta Wisnu kesana," Gumam Arion. "Tapi Wisnu masih kecil, masa iya orang tua nya membiarkan anak kecil pergi sendirian keluar negri."

Kenzie menghembuskan nafas dengan kasar. "Orang tua Wisnu juga tahu, kalau Wisnu gak mungkin tinggal sendiri. Pasti ada orang baik yang akan menolong dia. Makanya dia nulis surat itu."

Arion menganguk setuju. "Ya udah mending sekarang kalian pulang soalnya ini udah malam juga," jawab Arion menyuruh temen-temennya pulang, karena hari yang sudah larut.

Teman-teman Arion pun menurut dan segera pulang, mereka memutuskan besok akan mendiskusikan lagi tentang virus itu, karena menurut mereka ini hal yang tidak gampang dan mereka harus memikirkan nya dengan sangat matang.

🐥🐥🐥🐥

Matahari pun mulai muncul dari ufuk timur dan itu artinya hari sudah mulai pagi, Arion yang merasa terganggu karena silau cahaya matahari langsung bangun dan mematikan jam bekernya.

"Sumpah dari malem ke pagi itu cepet banget, rasanya gue baru tutup mata tau-tau udah pagi." Arion berbicara sendiri sambil membuka jendala kamarnya, mending gue bangunin wisnu sama lia dulu habis itu mandi.

Arion segera pergi menuju kamar Wisnu dan Lia. Sesampainya di depan pintu kamar mereka, Arion langsung megetuk pintu. Merasa tidak ada jawaban dari pemilik kamar, Arion langsung masuk karena kamar memang tidak di kunci.

"Buset belum bangun juga tuh bocah!"

"Ehh... bocah bangun! Udah siang nih," ujar Arion sambil menggoyangkan lengan Wisnu dan Lia secara bergantian. Merasa terganggu Lia pun membuka matanya.

"Eughh... udah pagi ya kak?" tanya Lia dengan nada khas orang bangun tidur.

"Nggak masih malem! Ya iyalah udah pagi, Sono mandi biar Wisnu kakak yang bangunin," kata Arion yang langsung di angguki oleh Lia.

"Ehh! Buset nih anak kebo bener dah!" ujar Arion sambil geleng-geleng kepala.

"Emmm keknya gue ada ide nihh," gumam Arion dalam hati.

"Tolong Kebaran-kebakaran!" teriak Arion hingga membuat Wisnu terbangun.

The Virus 2020Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang