18- Perjuangan 2

10 6 0
                                    

"Dalam pramuka, bendera di kibarkan begitu biasanya dilakukan untuk menyampaikan pesan penting, Kak. Namanya Smaphore," kata Wisnu.

Di atas gedung itu Nathalia melihat ada seorang yang seperti mengarahkan dirinya agar mengikuti rel kereta yg ada di samping jembatan, Nathalia mempertajam penglihatannya untuk mengetahui siapa orang tersebut. "Siapa sih dia?" tanya Nathalia dengan penasaran.

Nathalia terus memperhatikan gerak-gerik orang yang berada di atas gedung itu, dia semakin mempertajam penglihatannya.

Nathalia membelalakan mata ketika sadar bahwa orang itu adalah Oza. "Oza, itu Oza," ujar Nathalia, Lia dan Wisnu pun spontan melihat ke arah yang di tunjuk oleh Nathalia.

"Itu Oza," lirih Nathalia lagi.
"Ozaaa!" Nathalia semakin mengeras kan suaranya, namun laki-laki yang berada di atas gedung itu mengisyaratkan agar Nathalia diam, ternyata benar orang yang berada di gedung itu adalah Oza, Oza lah yg mengarah kan agar Nathalia mengikuti rel kereta. Nathalia mengerti apa yang di isyaratkan oleh Oza. Nathalia pun beranjak dari jembatan itu namun, lagi-lagi dia terdiam seperti sedang memikirkan sesuatu. "Kalo kita ikut rel kereta itu yang lain gimana?" tanya Nathalia.

"Sekarang bukan waktu yang tepat buat mikirin hal lain, kita sedang berada di kondisi yang sangat bahaya, kita harus egois. Keselamatan kita lebih penting," kata Wisnu.

Tanpa berpikir panjang Nathalia pun menyetujui ucapan Wisnu, mereka akhirnya pergi menuju rel kereta yang telah Oza arahkan.

Hari demi hari pun berlalu, dengan perjalanan yang sangat panjang dan kesulitan berbagai macam. Akhirnya Nathalia telah sampai di kota Hamilton yang di jaga sangat ketat oleh para tentara. Karena, tidak ada satu orang pun lalu lalang di sana kecuali para tentara yang berjaga-jaga.

"Kita harus hati hati, di sini banyak para tentara yang berjaga jaga," peringat Nathalia menyuruh Wisnu dan Lia berhati hati agar terhindar dari para penjaga, mereka akan menyusup melalui belakang rumah warga.

"Oke, siap Kak," ucap mereka berdua mengangguk bersamaan dengan penuh keyakinan.

"Oke kita nanti lewat belakang rumah warga, kalian jangan sampai lepas dari Kakak, kalian harus percaya sama kakak oke," ucap Nathalia sambil mengacungkan kedua jempol nya meyakinkan mereka.

Mereka ber-tiga akhirnya melanjutkan aksi mereka melewati belakang rumah warga, dengan penuh hati-hati melewati jalan tersebut agar tidak ada Tentara yang melihat nya.

"Kak aku takut," cicit Wisnu ketakutan sambil melihat kanan kiri karena perkampungan di sini terlihat menyaram kan.

"Kalian jangan takut, di sini ada kakak yang bakal jaga kalian. Kalian harus percaya sama kakak, semangat!" ucap Nathalia meyakinkan Lia dan Wisnu. Sebenarnya Nathalia merasa iba, di umur mereka yang masih terlalu kecil mereka terpaksa merasakan keras nya keadaan yang seperti ini.

"Ini masih jauh, Kak?" tanya Lia.

"Enggak kok, kita udah hampir sampai," ujar Nathalia sembari tersenyum.

Disisi lain Arion, Kayla, dan Ivan telah sampai di kota Hamilton, tapi mereka di halang oleh para tentara. Sesampainya di tempat tersebut, Arion, Ivan, dan Kayla sangat terkejut karena langsung di hadang oleh banyaknya tentara yang berjaga di sana. Yang membuat mereka semakin terkejut adalah ketika para tentara menodongkan pistol tepat di kepala mereka yang membuat mereka ketakutan dan angkat tangan.

Sedangkan Ivan, ia langsung menarik tangan Kayla untuk bersembunyi di belakangnya. "G-gue ta-takut Van," ucap Kayla pelan nyaris tak terdengar.

"Lo gak perlu takut, ada gue dan Arion di sini, kita bakalan berjuang sama-sama untuk bisa lolos dari mereka, lo tenang aja," bisik Ivan. Kayla hanya menunduk takut, dan tidak menanggapi ucapan Ivan, ia hanya takut para tentara itu menembak mereka. "Berhenti! Penyusup tidak boleh masuk dan harus di musnahkan!" tegas salah satu tentara tersebut dengan menggunakan bahasa inggris. Sontak hal itu membuat Arion, Ivan, dan Kayla terkejut dan semakin ketakutan.

Tidak, mereka tidak boleh mati sebelum menemui teman-teman yang lain. "Kami bukan penyusup! Kami hanya ingin menyelamatkan orang-orang dari virus sialan itu!" Bentak Arion tak kalah tegas yang membuat tentara tersebut semakin emosi dan menodongkan beberapa pistol tepat pada arah jantung mereka.

"Van apa kita bisa selamat dari mereka, " lirih Kayla. Arion yang mendengar lirihan Kayla spontan menoleh ke arah Ivan dan memberi kode agar Ivan membawa Kayla sedikit menjauh ke salah satu tempat untuk berlindung.

Ivan yang mengerti hal itu langsung menarik pergelangan tangan Kayla, namun Kayla menghentakkan tangan Ivan. "Enggak, gue gak mau, Van."

"Ini demi keselamatan lo, dengerin gue untuk kali ini aja, lo gak usah khawatirin kita, Lo ngehindar dari tempat ini dulu," balas Ivan.

Hal itu membuat Kayla pasrah dan menyetujui ucapan Ivan, Kayla pun segera berlari kecil menjauhi tempat itu, namun siapa sangka takdir berkata lain, baru tiga langkah gadis itu berjalan suara tembakan terdengar nyaring di tempat tersebut.

Dor!
Dor!
Dor!

The Virus 2020Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang