06- Nathalia

70 12 1
                                    

H A P P Y 🐥 R E A D I N G

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

H A P P Y 🐥 R E A D I N G

Ivan memandangi Kayla yang masih fokus mengotak atik layar handphone nya. "Eh, Kay. Lo gak mau bantuin Lista masak?"

Kayla menoleh dan memandangi Ivan dengan sengit. "Suka-suka saya, Dong!"

"Cuma mau ngingetin kalo lo lupa ini villa orang, bukan villa nenek moyang lo!" sergah Ivan geram.

"Lah kok ngamok?" Tanya Kayla tanpa memperdulikan Ivan yang mati-matian menahan emosi nya.

"Terserah lo deh, demi Alek kagak apa-apa," ucap Ivan mengalah.

"Nah gitu dong!"

Calista datang dengan sepiring ikan goreng di tangan nya. Ikan itu sudah di taburi bumbu yang sangat lezat tentunya. Jangan tanyakan soal skill memasak. Calista memang ahli dalam memasak. Selain, hobbi gadis itu juga pernah mengikuti ajang pencarian bakat dalam memasak. Dia adalah gadis yang baik, pintar, ramah dan cantik. Berkat Tuhan yang mana lagi kau dustakan?

Ivan memandangi semua makanan yang dihidangkan Calista dengan takjub, aroma nya benar-benar menggoda. "Akhirnya perut gue akan terisi," kata Ivan.

"Sumpah jijik gua denger nya, Van!" balas Kayla

Calista melerai Kayla dan Ivan yang terus saja sibuk dengan dunia mereka. "Ya udahh mending kita makan gak usah berantem deh."

"Hmm," balas kenzie.

"Eh Arion sama Oza mana kok gak bareng?" tanya Calista.

"Di atas tuh, bentar gue panggilin." Ivan beranjak dari duduk nya dan ingin segera memanggil Arion dan Oza.

Ivan mengetuk pintu kayu yang ada di hadapannya. "Woii! Kuy makan!" Teriak Ivan.

Tak lama akhirnya Arion pun turun dengan muka yang masih sama. Tidak ada senyuman yang ia perlihatkan. Mungkin memang pria itu masih kesal pasal gadis yang katanya ia temui di pinggiran pantai. Oza menyusul datang dari arah belakang mengikuti Arion.

"Belum sembuh pms lo?" Satu pertanyaan dari Kenzie yang membuat amarah Arion naik kembali.

🐥🐥🐥🐥


Arion berdiri di bawah pohon di depan Villa. Pria ini sibuk dengan dunia nya sendiri. Arion berusaha berpikir keras bagaimana caranya dia bertemu dengan gadis tarzan itu.

Arion mendongak ke arah Villa dan melihat teman-temannya sedang asyik disana. "Memang bangsat, giliran gue serius gak ada yang percaya. Disaat gue bercanda semua pada percaya."

Arion memandangi sekeliling nya, hutan disekitar Villa ini sangat lah luas dan lebat. Arion memilih untuk mulai memasuki hutan. "Gue bakal buktikan ke mereka kalau gue gak bohong."

Perlahan Arion sudah memasuki hutan. Awalnya dia ingin berjalan melewati pinggiran pantai. Tapi, rasanya itu bukan ide yang bagus. Bagaimana kalau tiba-tiba ada ombak besar? Bisa saja dia mati tenggelam.

"Ngeri juga anjir!" Gumam Arion di tengah hutan yang sangat sunyi. Suara burung terdengar dari ujung ke ujung.

Tidak terasa, Arion sudah memasuki hutan terlalu dalam. Arion terlalu fokus berjalan sampai akhirnya dia tidak sadar pada jalan yang curam dan tergelincir akhirnya jatuh ke jurang.

Bugh!

"Aww!" Arion meringis memegangi siku nya yang terasa perih.

"Anjg! Bangsat! siapa yang bikin jurang ini? sini keluar kalo berani sama gue!" umpat Arion dengan sangat kesal. Hari ini adalah hari tersial baginya, semua teman-teman tidak mempercayai nya dan sekarang Arion pun terjatuh dalam jurang kerinduan, Anjay!

Arion terduduk lemah di bawah pohon sembari merutuki nasip nya. Pria ini sedang berpikir bagaimana caranya dia bisa naik ke atas sana, jurang ini ternyata sangat dalam.

Bugh!

Mungkin memang benar, ini adalah hari paling sial yang Arion alami. Satu dahan kayu yang berukuran lumayan besar jatuh dan menghantam kepala Arion membuat nya jatuh pingsan.

Perlahan mata lentik Arion mengerjab dan mulai mengedip kan mata nya. Awalnya Arion berfikir bahwa dia di Villa. Tapi, Tidak! Villa tidak memiliki langit-langit kamar yang terbuat dari kayu. Arion mengumpul kan semua nyawa nya dan akhirnya menyadari. Arion sudah berada di sebuah rumah pohon, dengan seorang gadis duduk di samping nya. Seketika itu pula mata Arion terbelalak melihat gadis itu memangku bayi harimau dan banyak hewan buas di sekelilingnya.

Arion pun langsung duduk, bukan nya takut Arion hanya sedikit ngeri jika hewan itu mengigit tubuh mulus nya.

"Gue dimana? kok banyak hewan buas, jangan bilang gua ada di kebun binatang!" lirih Arion bingung.

Gadis itu hanya diam memperhatikan wajah kebingungan Arion. Tidak lupa dia seperti orang kebingungan dengan gelagat Arion.

"Bentar, kayak pernah liat, tapi dimana ya?" Tanya Arion sambil mengetuk kan jari telunjuk di bagian jidat nya.

"Oh, iya! Gue inget. Lo yang malam-malam ngintipin gue di jendela dapur kan?" Tanya Arion dengan nada suara yang mulai meninggi.

Gadis itu masih diam dan mengelus bayi harimau yang masih anteng di atas pangkuan nya. "Lo budeg atau tuli? Atau dua-duanya?" Tanya Arion dengan antusias. Pasalnya gadis itu masih belum merespon pertanyaan Arion.

"Eng... eng... enggak kok!" jawabnya dengan gugup.

"Terus kenapa. Eh, nama lo siapa?" tanya Arion. Lupakan sejenak kejadian beberapa jam yang lalu. Gadis ini sepertinya sangat misterius dan Arion berniat untuk menyelidiki nya.

Gadis itu menyodorkan air kelapa muda yang sudah di campur ntah apa. Arion sangat ingin menolak, bagaimana kalau gadis aneh ini memberi nya racun? Tapi melihat tatapan nya yang polos membuat Arion yakin dan menerima air kelapa tersebut.

"Nama ku Nathalia."

"Oh, namanya cantik!" Orang nya juga, Lanjut Arion dalam hati. Arion menertawakan dirinya sendiri yang sudah berpikir terlalu jauh.

Nathalia pun tersipu malu dengan pernyataan Arion.

"Lo tinggal sendiri disini?" Tanya Arion lagi.

"Nggak, kok. Aku tinggal sama Tiger dan mereka semua." Nathalia menunjuk satu per satu binatang yang ada di rumah nya.

Arion mengikuti arah yang di tunjukkan oleh Nathalia. Pria ini bergidik ngeri melihat pada sahabat yang di maksud oleh Nathalia. Arion harap cemas, bagaimana kalau suatu saat nanti Hewan buas itu menggigit kulit mulus nya.

"Udah berapa lama lo disini?" tanya Arion sedikit mengintrogasi.

"Sudah sangat lama. Bahkan aku lupa kapan pertama kali aku ke sini," jawab Nathalia.

Nathalia mengingat kembali momen beberapa tahun yang lalu.
"Dulu aku tinggal sama Ibu di sini. Tapi, ketika aku umur 10 tahun, ibu aku pergi ninggalin aku," tambah Nathalia sambil menyeka air matanya, Arion pun mengusap punggung Nathalia agar gadis itu sedikit tenang.

Arion ingin bertanya lagi, tapi dia mengurung kan niatnya. Ketika melihat perubahan wajah Nathalia yang perlahan mendung. Arion berjalan ke arah pintu rumah pohon, disana terlihat pemandangan yang sangat menakjubkan. Bahkan dari rumah pohon ini kita bisa melihat atap Villa milik Kenzie dan hamparan pantai. Kalian bisa membayangkan betapa tingginya rumah pohon ini.

Di depan rumah Nathalia juga terdapat sebuah kebun yang ditanami beberapa macam makanan. Terutama pisang dan Ubi.

The Virus 2020Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang