17. Perjuangan 1

14 7 0
                                    

Arion dengan cepat membantah kakek tersebut. "Nggak! Kita gak bisa pergi dari dermaga ini sendirian, kita harus pergi bareng yang lain."

"Cepatlah, Nak. Kalian tidak punya banyak waktu lagi, karena tidak ada satu orang pun yang selamat lebih lama berada di kota ini," ujar sang Kakek kepada Arion.

"Tapi gimana dengan yang lainnya?" Tanya Arion. "Kita udah merelakan Oza, dan sekarang apa kita juga bakal merelakan teman-teman yang lain?"

"Udah lah, Yon. Mending kita pergi aja dari sini, kita selamatkan diri kita sendiri aja udah susah gimana mau menyelamatkan orang lain," ujar Kayla.

Ivan menganguk menyetujui ucapan Kayla. "Bisa aja nanti mereka nyusul kita."

Dengan berat hati, Arion akhirnya mengangguk. Mereka akhirnya pergi bersama Ivan dan Kayla melalui jalur sungai menggunakan perahu karet tersebut.

Sedangkan di sisi lain Kenzie dan Calista masih di kejar oleh segerombolan orang-orang itu. Kini Kenzie dan Calista bersembunyi dibawah sebuah jembatan yang sangat gelap. Nafas mereka masih tersengal-sengal, Kenzie akhirnya mengambil kalung berbentuk dari rantai dan mendekat ke arah Calista. Kenzie mengikat tangan Calista dengan tangannya membuat dahi Calista berkerut.

Calista yang memandangi Kenzie malah di buat Heran dengan ulah sahabatnya tersebut. "Kenapa di ikat, Ken?"

"Biar kita gak pisah. Gue gak mau kita terpisah sama kaya yang lain, lo harus tetap ada di dekat gue," jawab Kenzie.

Mereka akhirnya melanjutkan perjalanan ke terminal bus dengan mengendap-endap, agar keberadaan mereka tidak diketahui oleh orang-orang aneh itu. Di terminal Kenzie melihat sebuah mobil sport berwarna hitam yang terparkir, namun sepertinya tidak ada pemilik nya disana. Dengan skill mengemudi yang ia miliki, Kenzie akhirnya membawa kabur mobil itu dan pergi menjauh dari terminal.

Kenzie melirik spion dan sangat terkejut, bahwa mobil hitam itu kini mengejar mereka. Kenzie menancap gas mobil dan melaju dengan kecepatan penuh. Bahkan, Kenzie tidak peduli dengan mobil-mobil parkir yang mereka tabrak. Namun sayang segerombolan mobil tersebut menembak ban mobil Kenzie membuat mereka terperosok ke dalam sebuah jurang yang sangat dalam.

Calista mengerjab pelan dan meraba sekelilingnya yang sangat gelap dan dipenuhi asap. Calista merasa sangat berat di kepala nya.

Kini Calista berhasil keluar dari mobil yang sudah sangat hancur. Calista juga menarik Kenzie yang pingsan dan di lumuri darah segar.

Calista mengulurkan tangannya ke arah hidung Kenzie. Perlahan Calista terisak dan menutup wajahnya nya. "Nggak! Ken, gue mohon. Buka mata lo! Ayo, kita berjuang sama-sama."

Calista terus mengguncang tubuh Kenzie, dengan harapan bahwa sahabat nya itu akan segera membuka mata. "Ken! Bangun! Gue mohon, jangan tinggalin gue sendiri disini. Ayo, Kenzie. Ada banyak orang yang sedang menunggu kabar baik dari kita, gue mohon."

Calista memeluk Kenzie dengan erat, bahkan air mata Calista sudah bercampur dengan darah Kenzie yang terus mengalir. "Kenzie, lo adalah salah satu sahabat terbaik yang pernah gue kenal, gue sama sekali gak pernah menyangka bahwa persahabatan kita se singkat ini dan di pisahkan oleh kematian. Apa yang bakal gue sampaikan ke orang tua lo saat mereka bertanya lo dimana? Maaf, gue harus melanjutkan perjalanan ini, Ken."

Perlahan Calista melepaskan ikatan tangannya dengan Kenzie. Dengan langkah kecil nya Calista terpaksa pergi meninggalkan Kenzie dan berusaha keluar dari jurang.

Nathalia dan Wisnu bersembunyi di bawah jembatan, mereka saling mengenggam dan saling menjaga takut mereka terpisah. "Kalian jangan takut," ucap Nathalia menenangkan Lia dan Wisnu yang mulai panik dan ketakutan.

"Iya kak," jawab Wisnu.

"Kalian nggak boleh melepaskan tangan kakak, ingat kita harus saling menjaga," ucap nya lagi.

Lia dan Wisnu serempak mengangguk pertanda menyetujui ucapan Nathalia.
Nathalia melihat sekeliling kolong jembatan, gadis itu tidak sengaja melihat ke atas gedung dan mendapati bendera berkibar di atas gedung yang tinggi itu. "Maksudnya apa? Kenapa bendara di kibarin di situ," gumam Nathalia sambil melihat ke arah gedung.

The Virus 2020Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang