Pacar :
Iya.
Salam buat nenek.Me :
Kata nenek salam balik, disuruh main ke sini.Pacar :
HeheMe :
Aku semingguan loh di sini. Jangan kangen ya.Pacar :
Iya.Me :
Kangen aja deh gpp.
Read.19.08
Me :
ArunikaMe :
Aku tlpn ya?Pacar :
Gk bisaPacar :
Bsk ajaMe :
Sibuk emang? Ngelukis ya?Pacar :
Iya. Maaf ya Chan.Me :
Lah maaf kenapa? Gpp kali kalo kamu lagi sibukMe :
Jgn lupa makan ya cantikMe :
Aku sayang kamu
Read.
20.36Pacar :
Iya Chan. Sekali lagi aku minta maaf.Pacar :
Besok pagi aku telpon sebelum sekolahMe :
Iya AruuuEchan membalik ponselnya di atas kasur, lalu tanpa sadar tertawa parau dengan bola mata yang sudah mengabur karena diselimuti air. Dia berkedip, lalu melintas sudah air matanya. Dadanya sakit sekali. Echan ingin marah namun dia tidak mampu. Echan tidak bisa memulai sesuatu yang akan membuat mereka bertengkar- di saat dirinya sedang jauh.
Memejamkan mata, Echan berusaha untuk menghalau bayangan tadi ketika temannya mengirimkan foto Aru bersama Bian di parkiran sekolah. Mungkin saja mereka hanya pulang bersama- meski Echan gak pernah bisa mengerti kenapa Aru bisa bersama Bian, bukannya abang-abangnya yang lain.
Tidak sampai di situ, dia juga melihat IGS Bian sedang berada di galeri seni. Dia menyorot sebuah lukisan, lalu entah sadar atau tidak sebuah siluet seseorang yang sangat familiar ikut masuk ke dalam foto itu. Echan bisa mengenali Aru meski hanya dari bagian belakangnya saja.
"Kenapa ya Ru? Kenapa sesusah itu sayang sama aku?"
*
Aru pikir mungkin dia gak akan sempat memikirkan orang lain, sebab hidupnya juga butuh banyak waktu untuk dipahami. Dia cuma anak kelas 10 SMA yang sampai sekarang gak pernah bisa tidur nyenyak karena mimpi buruk selalu membangunkannya. Di usia yang begitu muda Aru sudah dihantui bayang-bayang orang tuanya yang semakin lama memudar.
Dia gak pernah merasa pantas berada di mana saja dan bersama siapa saja.
Namun akhir-akhir ini, ketika dia punya beberapa persen persentase kehilangan lagi, Aru merasa kini dia mulai serakah. Aru gak akan mau ditinggalkan lagi, sama seperti bertahun-tahun yang lalu. Entah ditinggalkan Ayah, Ibu, Abang-abangnya atau bahkan... Erdalan Chandra.
KAMU SEDANG MEMBACA
From Home ☑️
Fanfiction"Memangnya rumah cuma buat mereka yang punya keluarga?" Suatu kali Jian tiba-tiba bertanya begitu saat mereka sedang makan es krim di bawah pohon mangga. Tujuh orang yang duduk berjejer di sebelahnya menoleh, lalu kompak menggeleng. "Justru dari rum...