"Yah, siapa cinta pertama ayah?"
Bukan cuma ayah, tapi Jeno, Jay, Martin, Jian dan Lele ikutan menoleh saat Rendra tiba-tiba bertanya begitu diperjalanan pulang sehabis sholat subuh berjamaah di masjid.
"Pasti ibu, tuh." Jeno menebak, terbayang bagaimana bucinnya ayah ke ibu.
"Lain. Bukan ibu."
Mereka agaknya terkejut, jadi ayah tertawa dan buru-buru melanjutkan. "Cinta pertama ayah tuh di umur 16 tahun, sedangkan ayah ketemu ibu pas umur 19 tahun."
"Ayah pacaran sama cewek itu?"
Ayah mengangguk. Dia kemudian tergelak lagi sewaktu Jian dan Lele menempelinya karena terlalu penasaran.
"Ayah ceritain tapi jangan bilang-bilang ke ibu, lho."
Jay tersenyum geli. "Ibu cemburuan?"
"Ih, banget. Apalagi sama cewek itu. Nyebut namanya aja ayah gak berani karena ibu pasti sensitif deluan."
"Masa sih?" Martin tertawa, tidak bisa membayangkan betapa lucunya ayah dan ibu. "Terus putus sama cewek itu kenapa, yah?"
"Orang kaya, Tin. Mama sama bapaknya gak setuju kalo dia pacaran sama ayah. Padahal 'kan cinta-cintaan anak baru SMA tuh gimana sih? Gak perlu terlalu dibawa serius. Tapi suatu kali Mamanya bilang gini," ayah berdeham, siap-siap untuk menirukan suara Mama dari cinta pertamanya.
"Intan gak bisa bergaul sama kamu-"
"Oh, namanya Intan." Jian menyela bikin kakak-kakak dan ayahnya mendengus geli. "Sori.. lanjut." Ayah berdeham lagi.
"Terus bilang apalagi pacaran? Saya sudah punya calon sendiri. Sekarang Intan cuma perlu belajar aja, gak butuh kamu."
"Cessss sakit sekali eperibadih." Lele tiba-tiba menambahkan backsound.
"Orang jaman dulu tuh gitu banget ya, yah? Jodoh-jodohan. Bobot-bebet-bibit penting banget."
Rendra mendengus. "Jaman sekarang juga masih ada yang begitu." Ucapannya membuat ayah menoleh.
"Kenapa, bang? Mestinya ayah yang sedih, kok malah abang yang kepingin nangis?"
"Ih, nggak ada!"
"Lanjut, yah, lanjut." Jeno gak sabar mendengar cerita lagi. "Terus gimana?"
"Ya gitu, Mas. Dia pindah sekolah, terus ayah lost contact."
"Gak pernah ketemu lagi?"
"Pernah. Waktu kuliah ayah ketemu dia. Ternyata kita satu kampus, cuma emang beda fakultas. Kayak mimpinya dulu, dia beneran masuk fakultas kedokteran."
"CLBK dong?!"
"Apa tuh?"
"Cinta lama bersemi kembali, yah."
Ayah tergelak, lalu menggeleng. "Ayah udah ketemu ibu kalian. Udah gak bisa ngelirik cewek manapun lagi."
"Yeuu.. padahal dulu mah ibu udah jadian tuh sama orang lain."
KAMU SEDANG MEMBACA
From Home ☑️
Fanfiction"Memangnya rumah cuma buat mereka yang punya keluarga?" Suatu kali Jian tiba-tiba bertanya begitu saat mereka sedang makan es krim di bawah pohon mangga. Tujuh orang yang duduk berjejer di sebelahnya menoleh, lalu kompak menggeleng. "Justru dari rum...