"Kak Gia, satu ice americano-nya. Terima kasih." Rendra menarik senyuman tipis seraya memberikan minuman itu kepada pelanggan terakhirnya. Kemudian dengan cekatan dia membersihkan meja lalu membuka apron kerjanya untuk berganti shift.Hari ini Rendra gak akan langsung pulang, melainkan menjemput Sofia seperti ucapannya semalam. Meskipun janji jam 2 siang harus dibatalkan karena ternyata Rendra lupa hari ini dia bekerja, makanya ia baru bisa menjemput Sofia sekarang.
Tidak butuh waktu lama untuknya mengambil motor di parkiran dan berkendara sampai apartemen Sofia. Rendra bersyukur gadis itu cukup tahu diri dan tepat waktu muncul di depan gedung apartemen ketika Rendra datang.
"Pake." Rendra memberikannya helm milik Martin. Tanpa banyak bicara Sofia memakainya, kemudian duduk di jok belakang. Untuk sejenak rasa takutnya terganti oleh rasa nyaman. Aroma lembut Rendra selalu mampu membawanya untuk seakan-akan terbang. Sofia ingin mendekap aroma itu, namun dia tidak akan pernah bisa.
"Lo udah makan?" Tanya Rendra ketika mereka sudah bergabung dengan berbagai kendaraan di jalan raya.
"Belum."
"Gue juga. Kalo gitu makan dulu."
Tadinya Sofia ingin membalas lagi, namun ketika ia melihat kalau Rendra memajukan duduknya, seakan-akan menjaga jarak darinya, Sofia terdiam. Cewek itu hanya mampu menatap Rendra dari kaca spion, dan sepertinya Rendra cukup peka akan hal itu.
"Gue takut lo kesempitan."
"Gue bahkan gak sebesar itu. Lo berlebihan."
Rendra tergelak. "Lo kebiasaan pake mobil. Gue tau ini gak nyaman."
"Terus kenapa lo jemput gue?"
"Seenggaknya sekali aja." Rendra membalas tatapannya di kaca spion. "Gue pernah berandai-andai membonceng lo kayak sekarang."
"Ren—"
"Keliling kota. Makan sate di pinggir jalan. Seenggaknya sekali aja.... Gue pengen wujudin itu."
Mata Sofia berkaca-kaca. Bukan karena angin malam yang menyapu wajahnya begitu lembut, melainkan karena keinginannya memeluk Rendra yang semakin kuat. Sofia ingin sekali bilang, bahwa pergi kemana saja dan naik apa saja tidak masalah asal dia bersama Rendra.
Namun bagaimana laki-laki itu memberitahunya dengan embel-embel 'seenggaknya sekali aja.' membuat Sofia sadar kalau Rendra benar-benar akan menyudahi semua ini.
Sisa perjalanan itu mereka lengkapi dengan keheningan. Mereka akhirnya sampai di tempat penjual sate kambing yang sama— tempat pertama kali mereka bertemu. Sofia duduk deluan sebab Rendra bilang dia yang akan memesan. Setelahnya, laki-laki dengan jaket jins itu ikut duduk, lalu membuka jaketnya hanya untuk menyisakan sebuah kaos putih yang membuat Rendra terlihat semakin tampan.
KAMU SEDANG MEMBACA
From Home ☑️
Фанфик"Memangnya rumah cuma buat mereka yang punya keluarga?" Suatu kali Jian tiba-tiba bertanya begitu saat mereka sedang makan es krim di bawah pohon mangga. Tujuh orang yang duduk berjejer di sebelahnya menoleh, lalu kompak menggeleng. "Justru dari rum...