27.

87 6 4
                                    

Dimas dan cinta sekarang sedang menuju ke Jakarta, bunda dan mamah meminta mereka berdua untuk segera memilih cincin untuk pertunangan dan pernikahan mereka yang akan di selenggarakan secepatnya.

Mungkin ini terlalu mendadak, namun inilah yang bunda dan mamah harapkan dari dulu.

Mereka langsung menuju tempat yang kedua orang tua mereka sarankan tanpa ke rumahnya masing masing terlebih dahulu, mereka ingin mempersingkat waktu yang dikarenakan Dimas yang sedang sibuk sibuknya dengan bisnis papanya yang berada di Bandung.

Dari masih SMA Dimas sudah diajarkan bagaimana mengurus perusahaan, saham dan lain sebagainya. Bahkan Dimas juga pernah ikut papa nya untuk menghadiri meeting penting, hanya saja dulu dirinya yang masih enggan untuk meneruskan perusahaan papanya.

Dan sekarang perlahan lahan Dimas mulai memahami dan mulai menerimanya, bagaimanapun ia tidak ingin mengecewakan papa dan mama nya.

Dimas memberhentikan mobilnya saat sudah sampai di toko perhiasan yang mereka tuju.

"Udah sampe dut...."

"...."

Karena tidak ada jawaban Dimas menoleh, dan benar saja dugaannya, cinta sedang tertidur pulas karena perjalanannya juga yang cukup jauh.

Dimas memperhatikan wajah cinta lekat, betapa cantiknya gadisnya yang sudah menyandang calon istrinya ini. Bulu matanya yang lentik dan hidungnya yang mancung sangat amat sempurna dan lengkap.

Pandangan Dimas berhenti pada bagian lembut, kemerahan, dan sedikit kenyal itu. Yang membuat Dimas ingin menjenguknya sekarang juga.

Aktifitas Dimas terhenti saat mendengar dering ponsel dari handphone miliknya.

Mama is calling.....

"Hallo maa"

"Hallo sayang..... Gimana kamu sama mantu mama? Sudah samapai?"

"Hmmmm, baru banget sampe, tapi si endut pelor"

"Hush kamu, mantu mama yang cantik kaya gitu dibilang endut" Omel mama dari sebrang sana.

Dimas tertawa kikuk, ya memang benar, menurutnya cinta adalah manusia endut yang menggemaskan. Ya walaupun aslinya cinta tidak gendut.

"Yaudah sana bangunin mantu mama yang paling cantik itu, abis kalian selesai milih cincinya kalian langsung pulang ke rumah yaa.... Mama sudah masak banyak, ini bunda juga sudah ada disini sama yang lainnya. Ya sudah hati hati, sudah dulu ya mamah tutup telfonnya assalamu'alaikum"

"Iya maa.... Wa'alaikumussalam"

Callended.

Dimas menatap cinta yang masih tertidur pulas dengan hangat, bisa dihitung sebulan lagi mereka akan segara menjadi pasangan suami istri yang sah.

🍿🍿🍿

Di dalam Dimas dan cinta langsung di tuntun oleh pegawai disana untuk menuju tempat dimana beragam cincin-cincin pertunangan dan pernikahan berada, mereka langsung dipersilahkan untuk melihat lihat terlebih dahulu.

"Yang ini bagus gasi mas?" Tunjuk cinta pada cincin emas yang nampak simpel.

"Kayanya ke simpel-lan deh dut"

Cinta mengangguk dan kembali melihat lihat. Sebenarnya disini banyak-banyak sekali cincin yang super bagus dan juga cantik cantik juga, namun itu yang dipermasalahkan, karena banyaknya cincin cinta jadi bingung memilihnya. Dimas si enak tinggal jawab iya atau engga, dia bilang masalah cincin biar cinta saja yang memilih. Curang banget bukan?

CINTADIMASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang