16.

242 18 5
                                    

Happy reading 💕
_
_____________

Dimas dan Cinta menikmati merahnya langit dengan pemandangan sunset yang begitu indah, mereka langsung kembali ke resort dikarenakan hari yang sudah malam. Niatannya mereka akan menghabiskan tahun di dekat resort saja, untuk masalah gabung atau pisahnya mereka belum menentukan.

Saat sampai resort Dimas langsung membersihkan diri dengan mandi air hangat yang bisa sedikit merelax-kan tubuhnya. Ia masih bingung untuk nanti malam apa strategi yang akan ia lakukan, ia ingin momen nanti adalah momen yang berkesan untuk kekasihnya. Semoga saja rasa gugupnya tidak menghancurkan rencana awalnya.

Setelah mandi, Dimas langsung menuju resort perempuan. Tak perlu dikasi tau, pasti kalian sudah tau mau apa dan dengan siapa Dimas bertemu. 

Setelah mengetuk pintu tiga kali, akhirnya pintu terbuka dan mendapati Gladis dengan handuk di kepalanya.

"Cinta..... Ayang mbeb datang" teriak Gladis dari pintu. "Gue tinggal ya dim"

Dimas mengangguk. "Sipp"

Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya cinta keluar dengan mengenakan t-shirt berwarna hitam,  rok levis span berwarna dark selutut, dan ada scrunche ditangan kanannya.

"Yuk?"

Bukannya menjawab Dimas malah bengong, masih dengan menatap cinta.

Cinta menepuk pundak Dimas.
"dim?"

"Hah?" Tanyanya bodoh, karna rasa gugup membuatnya menjadi salting.

Cinta memutar bola matanya, dan langsung menarik tangan Dimas untuk segera menjauh dari resort. "Ayo ihh"

"Hmm iya ayoo"

"Buru buru amat sii mau kemana?"

"Kemana aja asalkan aku berdua bersamamu, baby boy" ucap cinta dramatisir dengan kekehan diakhirnya.

Dimas mengerutkan keningnya. "Idihh udah gila kali lo? Kesambet apaan anjirr"

"Anjim kau"

"Whahahha bercanda bercanda" Dimas langsung merangkul pundak cinta.

Mereka berjalan menyusuri pantai, benar benar tidak ada tujuan, yang penting adalah qualititime. Itu yang ada dipikiran cinta, mau nanti ia akan diajak makan di pinggir jalan atau di pedagang kaki limapun cinta akan menerimanya dengan senang hati. Semenjak menjadi mahasiswa, Dimas dan cinta sudah jarang jalan jalan tidak ada tujuan, dan ini yang cinta rindukan.

Dimas memberhentikan langkahnya dan langsung diikuti dengan cinta. "Laper ga?"

Cinta mengangguk antusias dengan matanya yang berbinar, yang membuat Dimas gemas. "Ayokk" Dimas mengacak acak rambut Cinta dengan gemas.

"Pacar mau makan apa?"

Perkataan Dimas barusan membuat cinta menggidik gelli. "Apaansi dim"

"Yaallah Ta, biar lebih romantis—dikit"

"Hahaha iyadah suka suka lo"

Setelah berdebat lumayan cukup lama, akhirnya cinta yang menentukan. Cinta memilih untuk makan malam di pecel ayam di dekat sana, sebenarnya Dimas menolak. Masa jauh jauh ke Bali ujung ujungnya makan pecel ayam, tidak ada yang lebih romantis sedikit gitu? Makan dengan lilin lilin kan lebih cocok untuk momen saat ini, namun takdir berkata lain, yang mau tak mau Dimas hanya bisa ikut.

Mereka langsung memesan menu yang mereka inginkan, setelah menunggu beberapa saat akhirnya pesanannya datang, karna cacing cacing di perut sudah memanggil manggil akhirnya mereka makan dalam diam.

CINTADIMASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang