20.

112 5 5
                                    

4 tahun kemudian....

Setelah turun dari ojol, cinta langsung bergegas menuju ruangan dosen pembimbing nya untuk melakukan seminar proposal.

Cinta mempercepat langkahnya karna sepertinya ia telat beberapa menit, cinta menarik nafasnya dan menghembuskannya perlahan.

Cinta mengerutkan alisnya saat sampai di depan ruangan pak Dewa—dosen pembimbing nya yang kosong, cinta langsung membuka ponselnya dan segera menghubungi pa Dewa.

"Siang pa"

"Ya ada apa?"

"Maaf pa, saya sudah berada di depan ruangan bapa tapi kenapa kosong ya pa?"

"Oiya saya lupa kabarin kamu, tadi saya ada urusan mendadak jadi saya harus pergi"

"Maar berarti di undur lagi apa gimana ya pa?"

"Oh kebetulan saya sudah selesai dan sekarang saya lagi ada di cafe cendana"

"Itu si kalo kamu mau" Lanjutnya dengan nada yang sedikit terdengar menyebalkan.

"Oh baik pa, saya akan segera kesana, sampai ket—"

TUT!...

Cinta mendengus kesal ketika panggilannya di matikan sepihak oleh para Dewa.

"Untung cakep, kalo engga uda gue bejek bejek tu muka lo!!!" Ucapnya dengan menburu.

🦋🦋

C

inta celingak celinguk mencari keberadaan pa Dewa, karena belum juga menemukan keberadaan dosen killer ganteng itu akhirnya cinta memutuskan untuk menghubunginya lagi.

"Maaf pa, saya sudah samapai, bapa ada di sebelah mana ya?"

"Saya ada di belakang kamu"

Cinta mengerutkan alisnya, ia membalikan badannya, dan benar saja pa Dewa ada disana.

"Kenapa dia ga manggil gue?! Bikin gua emosi mulu ni dosen!" Ucapnya sambil menghampiri pa Dewa.

"Saya sengaja" Ucap pa Dewa yang sepertinya mendengar perkataan cinta barusan.

Cinta membuatkan matanya, merutuki kebodohannya.

Setelah menunggu lima belas menit akhirnya pa Dewa membiarkan cinta untuk memulainya.

🦋🦋

"Asli nyebelin bgt ya tu dosen!!! Untung ganteng yallah, kalo engga—"

"Kalo engga apa?" Potong Dimas.

"Ooo jadi dia genteng?" Lanjutnya.

Cinta langsung terdiam, ia mengatupkan bibirnya. 'Duh salah ngomong gua' batinnya.

"Ha? Wheheh, gagitu ko dim.... Serius. Maksud gue tu ya mending gitu dia killer tapi good looking, coba kalo udah killer trus tampangnya minim juga? Gimana? Makin stres iya gue" Bela cinta.

"Enak ya dapet dosen pembimbing yang good looking? Ya walaupun killer tapi kan ganteng, iyakan?" Ucap Dimas dengan nada sedikit kesal.

"Pftt—HAHAHAHA, ga gitu dim yallah" Cinta tidak bisa membendung lagi tawanya.

"Lucu gitu ketawa?"

"Cemburu?" Goda cinta sambil menaik turunkan alisnya.

Dimas membulatkan matanya, sambil mengatupkan mulutnya. Kemudian ja menggeleng dengan tegas.

CINTADIMASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang