22.

93 6 2
                                    

Beberapa keluarga besar ada yang menginap di hotel dan ada juga yang langsung pulang karena memiliki kepentingan pribadi, karna  om Anton—papa Dimas sedang berada di luar negri, alhasil tante Nirma memilih untuk menginap di hotel saja.

Setelah pulang dari pasar malam, Dimas mengajak cinta untuk menuju kamar yang bang Bayu  tempati.

"Hah mau ngapain? Ngaco, ini udah malem dim, biarin mereka istirahat" Cinta menahan tangannya yang di tarik oleh Dimas.

"Mereka gabakalan istirahat sampe besok pagi, percaya sama gue" Dimas memberi kedipan matanya.

Cinta yang memang sudah mengantuk hanya menunjukan muka yang berfikir keras, mungkin ini karna otaknya yang sejak dari tadi terus bekerja, sehingga kelelahan.

"Ah uda lama" Dimas langsung merangkul punggung cinta dan membawanya menuju lift.

Mereka berjalan mindik mindik dan nampak sangat hati hati, pasalnya ini sudah larut malam dan mereka belum juga masuk kamar.

Cinta membulatkan matanya saat mendengar suara langkah kaki, dan sedikit obrolan disana. Buru buru Dimas langsung membekap mulut cinta dan membawanya untuk mengupat, sebelum cinta dengan tak sengaja mengeluarkan suara.

Dimas dan cinta menghela nafasnya lega saat melihat dia orang tadi yang sudah memasuki lift.

Setelah merasa cukup aman, Dimas dan cinta langsung memasuki lift untuk menuju lantai 8 untuk menuju kamar bang Bayu.

"Nyusahin abang lu  ta, sengaja banget emang milih kamar yang jauh biar engga diketahui"  Cinta hanya melirik dan membiarkan Dimas berbicara sendiri, atau  bahkan sampai mulutnya berbusa tidak bakal ia ladenin karna sudah saking ngantuknya.

Lift terbuka, mereka langsung menuju kamar bang Bayu.

"Seriusan ni kita ketok?" Tanya cinta tidak yakin.

"Kenapasi?"

"Gue takut ganggu la bloon" Cinta menoyor kepala Dimas geregetan.

"Astaghfirullah hal azim, kasar banget kalo sama pacar allahu"

Tanpa pikir panjang Dimas langsung mengetuk pintu kamar Bayu beberapa kali, namun tidak ada jawaban.

"Tuh kan apa gue bilang, mereka lagi bermain" Dimas terkekeh membayangkan Bayu yang sedang bergelut.

"Main apaan? Mereka pasti lagi istirahat lah, cape. Emang lo ga cape apa, yaampun" Ucap cinta geregetan membuatnya ingin menerkam Dimas sekarang juga.

Dimas tersenyum mendengar jawaban cinta dengan muka polosnha barusan.

"Nanti gue ajarin, lo nurut aja nanti, jangan bandel" Ucap Dimas tepat di telinganya, yang  membuat cinta bergidik ngeri.

"Nanti kalo bang Bayu bukain pintu, kita ngomong apa?"

"Apa aja yang terlintas di otak lo, tapi yang masuk akal juga" Cinta memutar bola matanya malas, mengapa harus dirinya?

Dimas kembali mengetuk pintu kamar Bayu lagi, dan tepat di ketukan ke lima Bayu keluar dengan muka yang sedikit kesal. Maklum lah mungkin Bayu sedang kelelahan, atas acaranya yang berlangsung cukup ramai. Atau bahkan yang dibilang Dimas tadi ada benarnya juga, kalian bisa menyimpulkan nya sendiri aja ya...  HAHAHAH.....

"Kenapa cinta? Abang cape banget nih"

"Cape abis ngapain bang?"

Bayu membulatkan matanya dan memberi isyarat kepada Dimas untuk menjaga perkataannya karena ada cinta disini.

"Ya cape karna acara lah bocah, pake nanya lagi lo" Bayu menempeleng kepala Dimas.

"Bocah, udah gede nih"

CINTADIMASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang