-TR12-

16 5 0
                                    

"Kali ini, apa rencanamu?" Seperti sebelumnya, Sang Hakim selalu menanyai Jack untuk memancing cerita lebih banyak lagi.

"Bolehkah saya minum terlebih dahulu? Saya merasa haus," ujar Jack. Si Hakim pun mengangguk, dengan segera Jack meraih sebotol air mineral di depannya. Segera meneguknya hingga tak merasa kehausan lagi. Setelah menutup lagi botolnya, Jack duduk dengan posisi tegak.

"Sekarang lanjutkan ceritamu."

"Baik," balas Jack. "Malam berikutnya, aku mulai merakit sebuah benda yang akan menjadi bekalku untuk balas dendam. Namun ada masalah yang menghampat kegiatanku pada malam itu, yaitu...."

####

Malam hari, pukul sembilan malam, Jack dan Ben masih terjaga. Mereka kini sedang ada di kamar seperti malam sebelumnya. Dan melakukan kegiatan yang sama seperti malam sebelumnya. Yaitu berjibagu dengan peralatan elektronik lagi.

"Memangnya semua benda ini akan kau buat apa, Jack?" tanya Ben yang sedang memainkan sebuah memory card yang tadi mereka curi di sebuah toko elektronik.

"Sebuah chip," balas Jack.

Sontak kedua bola mata Ben membulat dengan sempurna. Tak percaya dengan perkataannya Jack.

"Seriously, kau bisa membuat sebuah chip?"

"Hem."

"Yang benar saja, Jack. Jangan bercanda!"

"Apa aku terlihat sedang bercanda?" sahut Jack kesal.

"Hmm, tidak," kata Ben dengan menggaruk kepalanya. "Tapi apa benar kau bisa membuat benda satu itu?"

"Aku sudah katakan padamu, Ben. Iya, benar, aku hisa membuat sebuah chip yang didalamnya bisa aku beri sebuah virus jaringan."

"Woah, hebat! Kau memang terhebat!"

"Ya, aku tahu kalau aku hebat. Dan aku bangga dengan diriku sendiri," balas Jack seadanya.

"Dasar, manusia suka pamrih," cibir Ben kesal. Jack tak menghiraukan Ben. Dirinya sedang menata semua benda-benda elektronik di atas meja. Sedangkan Ben menopang dagu menatap kegiatan yang dilakukan oleh temannya.

Jack mengeluarkan memory card yang baru itu dengan sangat hati-hati. Kemudian menempatkannya di atas sebuah kain yang bersih dengan tekstur yang sangat lembut agar tak meninggalkan goresan di memory card-nya.

"Apakah begini cara kerja seorang hacker? Semua kegiatannya penuh dengan kehati-hatian. Aku kira semua hacker bekerja dengan sangat ceroboh. Seperti seekor tikus yang mengais di tempat sampah."

"Hei, jaga mulutmu itu. Semua hacker tidak seperti itu. Meskipun tampilan dari kita ada yang terkesan badboy, tapi cara kinerja kita seperti seorang goodboy. Karena di dunia hacking, salah langkah saja bisa berakibat fatal bagi si hacker itu sendiri."

"Maaf, bukan itu maksudku. Aku sangat takjub dengan kalian para hacker yang bisa meretas sebuah komputer atau beribu-beribu komputer dalam satu langkah."

"Ya, untuk meretas sebuah jaringan komputer sangatlah mudah. Hanya perlu menguasai beberapa bahasa pemograman dan bisa membuat sebuah virus komputer yang bisa dikirim via online maupun offline," terang Jack.

"Kalau vie online itu seperti apa?"

"Mengirim sebuah virus via online itu sangatlah banyak cara, namun ada dua yang mudah. Yaitu bisa dilakukan dengan menyebar sebuah link ke server yang akan dituju. Bisa juga dengan melalui sebuah jebakan iklan palsu atau disebut dengan adware. Melalui jebakan iklan palsu ini, lebih mudah daripada link. Karena, tanpa pergerakan yang lebih besar dari si palaku, si korban akan datang dengan sendirinya."

Take Revenge [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang