-TR22-

17 5 0
                                    

Malam hari, terasa damai seperti juga pada malam-malam sebelumnya. Cuaca yang cerah di tambah dengan hiasan berjuta-juta bintang serta bulan purna, membuat semua orang yang menyaksikan langit malam akan merasa tenang.

Di ruangannya Alex, Jack sudah berkutat dengan komputer miliknya Alex. Menjalankan lagi aksi meretasnya. Tak berapa Alex datang bersama Ben dengan membawa beberapa camilan dan kopi panas. Malam ini, mereka bertiga berniat untuk bergadang.

"Bagaimana, Jack. Apakah sudah menemukannya?" Alex meletakkan camilan di atas meja. Ben pun ikut menaruh nampan yang berisi tiga mug kopi panas.

"Belum. Aku masih berusaha mencarinya."

Alex dan Ben duduk di sofa. Memakan camilannya dan mengambil satu mug kopi untuk dirinya sendiri. Ben memasukkan satu keripik kentang ke dalam mulutnya.

"Sebenarnya aku heran dengan sekolah FSHS itu," ujar Ben membuka obrolan malam ini.

"Kenapa?" tanya Alex yang ikut memasukkan keripik kentang goreng ke mulutnya.

"Apakah semua orang dalam di sekolah FSHS itu semua ikut terlibat? Apa hanya Mister Smith dan Mister Mask saja?"

Alex tergelak, namun Alex kembali menetralkan wajahnya kembali.

"Aku pikir, hanya Mister Smith dan Mister Mask saja. Tidak mungkin semua pengajar dan karyawan ikut terlibat. Kalau semua pengajar dan karyawan ikut terlibat, si Mister Smith tak akan memasang topeng-nya di dalan sekolah," sahut Jack yang ternyata mendengar perkataannya Ben.

"Apa maksudmu dengan 'Mister Smith tak akan memasang topeng-nya'? Jelas-jelas yang memakai topeng itu Mister Mask. Cih, apa gunanya menutupi wajahnya dengan sebuah topeng. Aku yakin, dia pasti memiliki rupa wajah yang buruk," ujar Ben kesal.

"Bodoh. Kau sungguh tak tahu apa arti perkataanku?"

"Tidak," balas Ben dengan tersenyum polos bak seorang anak kecil.

"Maksud dari perkataanku itu, semua pengajar dan karyawan tidak terlibat. Jika memang benar semua pengajar dan karyawan terlibat, Mister Smith tak akan memasang sikapnya yang baik saat di sekolah, dia akan memasang sikap baiknya saat diluar sekolah saja. Sampai di sini paham?"

"Oh begitu ya? Okey, aku sudah paham."

"Bagus."

"Tapi, aku pernah dengar, beberapa tahun yang lalu, sekolah FSHS ketuai oleh seorang wanita. Katanya, wanita itu sudah sangat tua, tapi kinerjanya masih sangatlah bagus," jelas Ben.

"Kalau satu fakta itu, aku baru mengetahuinya," jawab Jack.

"Soal sekolah FSHS, sebenarnya-"

"Aku menemukannya!" Seruan dari Jack berhasil menghentikan perkataannya Alex. Alex mengatupkan bibirnya lagi, dengan segera Alex dan Ben berjalan mendekat ke arah komputer.

"Apa yang kau temukan?" tanya Alex saat sudah berhasil duduk di sampingnya Jack.

"Sebuah file penting. Tunggu sebentar, aku akan meng-ekstrak file itu terlebih dahulu."

"Oke."

Mereka duduk menunggu sampai seluruh file selesai di ekstrak. Jack menekan mouse dan membuka file itu.

"Dari berkas ini, aku berhasil mendapatkan sebuah informasi. Bahwa Mister Smith telah menjual barang khusus itu ke banyak orang. Dan ada banyak sekali orang-orang yang memilih 'paket lolipop'. Aku menduga jika orang semacam Mister Giant yang menjalin koneksi dengan Mister Smith bukanlah hanya satu atau dua, melainkan ada banyak," jelas Jack sembari menggulir mouse yang ada di tangan kanannya.

"Wah, pasti Mister Smith akan untung banyak," cetus Ben.

"Ya. Dan itu akan sangat berbahaya. Usahanya akan semakin besar, dan tentu saja pasti akan banyak korban yang dia peralatkan. Seperti kita saat masih tinggal di sekolah FSHS," balas Jack.

"Memangnya ada berapa orang yang terdaftar di sana?" tanya Alex.

"Sekitar dua ratusan orang. Dengan 'paket lolipop' sebanyak seratus dua puluhan yang terpilih."

"Aku tak menyangka jika usaha seperti itu sangat mendatangkan keuntungan," komentar Ben.

"Tentu saja akan mendatangkan banyak keuntungan. Karena itu barang ilegal!"

"Bagaimana kalau kita menyusup ke ruang penyembunyian barang khusus itu dan mengambil beberapa bungkus guna dijadikan contoh untuk kita serahkan ke polisi?" Alex mengajukan pendapatnya.

"Aku sangat setuju denganmu, Alex!" seru Ben semangat.

Jack termenung, masih ada yang mengganjal di perasaannya. "Aku setuju dengan usulmu, Alex. Tapi kita juga butuh bukti yang lebih kuat lagi agar kita tidak terjebak. Dan lagi pula, kita belum mengetahui ruangannya ada dimana? Tidak mungkin juga kita harus berkeliling di sekolah itu yang dijaga sangat ketat."

"Hem, bagaimana kalau file yang baru kau dapat itu kita jadikan buktinya?" saran Ben.

"Ya, itu benar. Aku setuju dengnmu, Ben," kata Alex.

"Oke. Dan aku akan meretas Cctv untuk mencari tahu dimana letak ruang persembunyian barang khusus itu."

"Baik!"

Jack meraih keyboard, mengetikkan sebuah ruang penyimpanan yang ada di komputer-nya Alex. Setelah menekan tombol enter, Jack langsung bisa melihat beberapa video yang terhubung dengan kamera Cctv milik sekolah secara langsung. Sudah lima belas menit Jack mengecek satu per satu Cctv itu, namun Jack belum menemukan titik terang.

"Aku rasa, mereka memang berniat menyembunyikan barang khusus itu di tempat yang tak terlihat," kata Jack. "Aku sudah meretas semua Cctv milik sekolah, tapi tak ada yang mengarah ke suatu tempat yang dijadikan sebagai ruang penyimpanan barang khusus tersebut. Apa menurut kalian barang khusus itu di simpan di dalam sekolah FSHF?"

"Aku rasa disimpan di tempat yang lain," kata Ben namun terlihat tak yakin.

'Tidak. Menurutku barang khusus itu tetap di simpan di dalam sekolah," kata Alex akhirnya.

"Tapi mengapa?"

"Karena di sekolah itu, semua orang tak akan menyadarinya. Semua orang mengira jika sekolah FSHS hanya-lah sekolah seperti kebanyakan," terang Alex.

"Kau benar juga," desah Ben frustasi. "Mengapa sulit sekali mencari barang buktinya!"

"Kita harus sabar, Ben," nasehat Jack. "Alex, apakah di sekolah ada seorang siswa yang merupakan salah satu siswa beasiswa seperti kita dulu?"

"Hem, aku lihat tidak ada. Dan aku tidak mendengar rumor adanya seorang siswa jalur beasiswa."

"Berarti mereka sudah mengganti metode usaha mereka. Mungkin mereka tidak lagi memberi pekerjaan khusus kepada seorang siswa," kata Jack.

"Mungkin saja begitu. Namun, apakah Mister Smith masih memperalat orang-orang kecil?"

"Aku tidak tahu," sahut Jack. "Sudah, kita hentikan kegiatan malam ini. Kita lanjutkan besok lagi. Sekarang istirahatlah semua."

Take Revenge [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang