-TR15-

13 5 0
                                    

Saat sarapan bersama, Jack memperhatikan Alex secara diam-diam. Namun Alex seperti hari-hari sebelumnya, seperti tak mengetahui jika Jack dan Ben adalah seorang buronan sekarang. Jack bimbang, akankah dia senang ataukah sedih?

"Aku pergi ke sekolah dulu," pamit Alex.

"Oke. Berhati-hatilah."

"Baik."

Sepeninggalnya Alex, mereka berdua memutuskan untuk bersantai di ruang keluarga. Menonton siaran televisi yang setiap hari selalu sama. Merasa bosan juga tidak melakukan suatu kegiatan yang bermanfaat.

"Apa rencana kita hari ini, Jack?"

"Tidak ada."

'Tidak ada?" tanya Ben mengulangi."

"Hm, sebenarnya ada. Tapi mau bagaimana lagi, kita tidak bisa leluasa pergi ke luar sekarang. Kau ingatkan kita ini sudah menyandang status sebagai apa?"

"Ya aku tahu. Huh, sungguh sangat menyebalkan. Ingin rasanya aku segera menghabisi mereka semua, orang-orang 'besar'."

Mereka melanjutkan acara menonton televisi. Akan tetapi sedari tadi perhatiannya Jack bukan mengarah ke televisi. Jack malah terfokus pada rencana selanjutnya.

"Argh sial, aku benar-benar sangat ingin meretas website mereka," erang Jack kesal.

"Tapi melalui apa? Kita kan tidak memiliki komputer."

"Itu dia masalahnya, Ben."

Mereka sama-sama terdiam, memikirkan cara untuk mendapatkan sebuah komputer. Tiba-tiba Ben teringat sesuatu.

"Sebentar, aku mempunyai ide."

"Apa itu?"

"Ayo ikut bersamaku," ajak Ben.

"Kemana?"

"Diamlah. Dan ikut saja kemana aku pergi."

"Okey."

Ben berjalan ke arah lantai dua. Diikuti oleh Jack. Mereka bukan akan menuju ke kamar. Jack hanya terdiam saat mengikuti Ben melewati sebuah lorong.

"Aku pernah berjalan-jalan di sekitar sini dan bertemu dengan Alex yang sedang sibuk dengan komputernya," cerita Ben sembari melangkah pelan ke sebuah ruangan yang ada diujung. Yaitu ruangan dengan pintu berwarna abu-abu. Ruangan itu ada disebelah kamarnya Alex.

"Sebuah komputer?"

"Benar. Sebuah komputer."

Seketika Jack menghentikan langkahnya, dia paham apa maksud Ben "Kau ingin kita meminjam benda milik Alex tanpa sepengetahuannya?"

"Ya, itulah yang aku rencanakan."

"Tapi, bukankah ini keterlaluan?" kata Jack. "Kita adalah seorang penumpang di rumahnya. Akan sangat tidak wajar melakukan tindakan seperti ini."

"Tidak apa-apa. Ini juga demi sebuah kebaikan."

Jack terdiam, sebenarnya apa yang dikatakan oleh Ben itu juga sebuah kebenaran.

"Ayolah, kita selesiakan lebih cepat."

Hingga pada akhirnya, Jack mengikuti langkahnya Ben lagi. Memasuki sebuah ruangannya yang sangat besar dan bersih. Bukan hanya cat pintunya saja yang berwarna abu-abu akan tetapi dinding dan semua perabotan rumah kebanyakan berwarna abu-abu. Jack dan Ben takjub melihat isi ruangan itu.

Jack berjalan ke arah meja komputer. Segera menekan tombol power. Seperti biasa menunggu beberapa menit sampai layar monitor menyala. Baru saja akan menggapai mouse, Jack dibuat menghela napas.

"Kenapa?" tanya Ben.

"Kau tidak lihat, komputernya di password."

"Kemudian, apa masalahnya untukmu?" ucap Ben "Kau kan seorang hacker."

"Akan sangat membutuhkan waktu yang lama."

"Tidak apa-apa. Lagian, Alex akan pulang saat jarum jam menunjukkan pukul empat sore. Kita masih mempunyai banyak waktu."

Jack mengangguk kemudian meraih keyboard. Untuk masuk ke dalam server yang di password Jack harus menggunakan metode brute force attack. Dan itu membutuhkan waktu yang sangat lama.

Brute force attack merupakan sebuah serangan yang dilakukan untuk membobol password dengan cara mencoba memasukkan semua kemungkinan password yang ada sampai akhirnya menemukan password yang tepat untuk suatu akun. Biasanya, para hacker akan menggunakan algoritma dengan menggabungkan huruf, angka, dan simbol agar bisa menghasilkan password yang tepat.

"Bagaimana?" tanya Ben setelah dua puluh menit berlalu.

"Aku belum menemukan isi passwordnya," balas Jack.

"Apa sesulit itu?"

"Ehm, iya."

"Aku sudah mencoba passwordnya dengan beberapa kata yang ada dalam dirinya. Misal nama neneknya atau nama dirinya. Namun itu tidak berhasil," kata Jack.

"Lalu apa passwordnya?"

"Kill or deat. Itulah passwordnya," ujar seseorang membuat Jack dan Ben mengangguk senang tapi seketika terkejut saat menyadari sesuatu.

Detik itu juga, Jack dan Ben menoleh ke arah pintu. Di sana sudah bersandar Alex dengan kedua tangannya yang terlipat di depan dada.

"ALEX?!"

Take Revenge [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang