-TR17-

13 5 0
                                    

"Aku berangkat dulu," pamit Alex kepada Jack dan Ben.

"Baik. Hati-hati dijalan dan berhati-hatilah nanti," pesan Jack.

"Tentu saja."

"Kau sudah bawa chip-nya, Alex?" tanya Ben.

"Tenang saja. Sudah aku masukkan ke dalam tasku."

"Okey."

####

Pukul sembilan pagi. Di kelas Alex sedang berlangsung kegiatan belajar mengajar. Sedari tadi Alex memeriksa jam tangannya, untuk melihat pukul berapa. Saat jam sudah menunjukkan pukul sembilan lebih satu detik, Alex meminta ijin kepada sang pengajar.

"Miss Vio, saya ijin ke toilet," kata Alex sopan.

"Oh ya, Alex. Silahkan," balas Miss Violet.

Buru-buru Alex keluar dari ruang kelas. Bukan berjalan ke toilet, tapi Alex berjalan ke arah jajaran loker siswa. Ya, Alex ingin mengambil sesuatu terlebih dahulu.

Setelah sampai di lokernya, Alex segera memgambil kunci loker dari saku celananya. Kemudian segera membuka pintu loker. Mengambil sebuah paper bag, yang berisi sebuah drone kecil.

Setelah menutup kembali lokernya, Alex berjalan ke arah belakang sekolah. Di area belakang sekolah ada sebuah gudang tua yang sudah tidak digunakan. Setelah menempuh beberapa menit perjalanan, akhirnya Alex sampai di gudang itu.

Melihat ke kanan dan ke kiri, kemudian menghembuskan napas dengan lega. "Untung saja tidak ada orang lain disini. Dan tidak ada Cctv."

Alex mengeluarkan kotak kecil hitam. Kemudian mengeluarkan sebuah earphone kemudian Alex pasang di kedua telinganya.

"Halo, halo, Jack. Apakah suaraku sudah terdengar?" tanya Alex setelah menekan tombol power di bagian kotak itu.

"Sudah, Alex. Sekarang posisimu dimana?" tanya Jack yang ada di seberang. Kini posisi Jack ada di rumahnya Alex.

"Aku masih ada di gudang. Aku sedang menyalakan drone-nya."

"Baik. Lanjutkan pekerjaanmu."

Alex masih mengotak-atik drone-nya. Ya, drone mini. Sangat mini. Drone ini bahkan terlihat seperti serangga jika dilihat dari jarak jauh. Dan drone ini tidak menimbulkan suara sedikitpun.

Alex meletakkan drone kecil itu di lantai. Setelah menyambungkan ke ponselnya, Alex menjalankan drone-nya. Memeriksa kamera kecilnya yang ada di drone melalui ponsel.

"Bagaimana, sudah selesai?" tanya Jack.

"Sudah siap. Tinggal menjalankannya saja."

"Ya sudah."

Alex menjalankan drone itu mengelilingi gedung sekolah. Di sekolah ini terdiri dari dua gedung yang besar. Akan membutuhkan waktu yang sangat lama bagi Alex. Tapi Alex tidak akan menyerah.

Setelah hampir lima belas menit, Alex sudah mengelilingi gedung A. Dan Alex tidak menemukan dimana letak komputer utama. Padahal di dalam gedung A itu ada beberapa laboratorium komputer yang biasanya dipakai oleh siswa belajar.

"Jack, di gedung A tidak ada," kata Alex melalui earphone-nya.

"Kalau begitu, kelilingi gedung B."

"Baik."

Alex kembali menjalankan drone-nya. Mengelilingi gedung B yang lebih besar daripada gedung A. Memulainya dari lantai dasar.

"Bagaimana kalau lihat di ruang kepala sekolah, aku mempunyai firasat seperti itu," kata Jack tiba-tiba.

"Kau jenius. Kenapa aku tidak terpikirkan?" seru Alex. Sedangkan Jack hanya terkekeh menanggapi seruannya Alex.

Alex mengarahkan drone kecilnya ke lantai lima. Ya, setiap gedung di sekolah ini masing-masing ada lima lantai.

"Bagimana, kau sudah sampai, Alex?"

"Hem, aku sedang berusaha. Aku sudah sampai di depan pintu kepala sekolah. Namun aku tak mengetahui passwordnya. Tunggu sampai seseorang masuk dan aku akan mengetahui passwordnya.

"Ya sudah. Kau tunggu saja."

Alex menghentikan drone-nya di fentilasi cendela. Sudah dikatakan bukan, drone milik Alex sangatlah mini. Maka dari itu drone itu bisa berdiri di fentilasi cendela. Alex menekan tombol zoom pada ponselnya, yang kamera drone-nya mengarah ke pintu yang ada passwordnya. Setelah menunggu beberpaa menit, Alex melihat kedatangan sseorang.

"Mister Smith datang," kata Alex.

"Suatu keberuntungan. Kau perhatikan passwordnya.

Alex bergumam dan kini fokusnya sedang mengarah ke ponsel yang berisi video kamera drone-nya.

Alex sangat fokus, sehingga kini Alex mengetahui apa isi password itu. Membenarkan letak earphone-nya. Alex melihat Mister Smith yang berjalan masuk ke dalam ruang kepala sekolah. Dan Alex akan menunggunya sampai Mister Smith keluar.

"Aku sudah dapat passwordnya."

"Apa isi passwordnya?"

"Money and money. Itulah passwordnya.

"Huh, dasar manusia gila harta," sahut Jack kesal.

"Hahaha, kau benar. Sangat gila harta. Aku kan menunggu dia sampai keluar, setelah itu aku baru masuk ke dalam sana."

"Baiklah. Berhati-hatilah."

"Siap."

Membutuhkan waktu sepuluh menit untuk menunggu Mister Smith keluar. Selama itu Alex menjalankan drone-nya kembali padanya. Dan mematikan drone-nya itu. Memasukkan kembali ke dalam paper bag. Menyimpannya di dalan gedung tua, agar tak menyusahkan dirinya saat masuk ke dalam ruang kepala sekolah. Setelah memastikan beliau benar-benar tak akan kembali, Alex segera pergi ke ruang kepala sekolah.

Menempuh jarak lima menit, akhirnya Alex sampai di depan ruang kepala sekolah.

"Jack, ada Cctv di sana," kata Alex pelan.

"Tidak apa-apa, nanti setelah aku masuk ke dalam server, aku akan menghapus video jejakmu."

"Baik."

Alex memperhatikan sekitar. Sepi dan ini peluang bagus untuknya. Alex menekan tombol yang ada di pintu. Menekannya hingga membentuk kalimat dari isi password itu. Setelah menekan tombol enter, terdengar suara dari pintu. Dan pintu pun otomatis terbuka.

Dengan perlahan Alex berjalan, dan melihat sebuah komputer yang memiliki banyak kabel yang tersambung. Awalnya Alex ragu, kenapa komputer offline memiliki banyak kabel?

"Jack, disini hanya ada satu komputer. Dan komputer itu terpasang banyak sekali kabel."

"Itulah komputer offlinenya. Segeralah tanjapkan chip-nya. Dan kau bisa segera keluar."

Alex mendekati komputer itu. Di layar monitor ada sebuah hologram yang semakin lama semakin bertambah. Alex membaca judul hologram itu.

"Komputernya dalam keadaan hidup dan di monitor ada sebuah hologram yang semakin bertambah. Ternyata itu adalah jumlah target mereka. Dan sialnya ada ratusan target."

"Apa?! Bagimana sebanyak itu target dari  Mister Smith?"

"Aku tidak tahu. Kita pikir lagi nanti."

Alex segera menancapkan chip buatannya Jack. Dan untung saja tidak memberikan reaksi apa-apa pada server itu. Setelah selesai, Alex segera keluar dari ruang kepala sekolah. Berjalan menuju gudang untuk mengambil drone-nya.

"Aku sudah selesai. Dan kini aku sedang berjalan ke gudang."

"Baik. Aku akan mencoba menyebarkan virus di dalam komputer itu."

"Ah, aku sudah tidak sabar untuk pulang."

Take Revenge [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang