-TR10-

20 6 0
                                    

"Apakah yang kau butuhkan hanya sebuah flasdisk?" tanya Sang Hakim.

"Sebenarnya tidak. Setelah aku berkeliling di toko itu, aku mendapatkan benda-benda yang lainnya," balas Jack.

"Lalu kau apakan semua benda itu?"

"Semua benda itu akan aku buat...."

####

Malam hari, pukul delapan, Jack dan Ben sudah ada di kamarnya setelah makan malam bersama Alex. Jack mengambil tasnya, kemudian mengeluarkan isinya. Ada flasdisk mini warna hitam, beberapa kabel berwarna hitam, biru dan merah, ada sebuah ponsel dengan bentuk yang sudah rusak.

"Kau akan memulainya sekarang?" tanya Ben.

"Ya, aku akan memulainya sekarang agar rencana kita cepat selesai. Aku sudah muak melihat mereka masih hidup tenang memeras orang-orang 'kecil'."

"Baiklah, sekarang kau butuh apa? Biar aku yang ambilkan."

"Sekarang aku belum membutuhkan sesuatu. Cukup dengan kau diam, dan berhenti bicara itu akan sangat membantuku."

"Siap kapten, aku akan laksanakan tugasmu," seru Ben. Sedangkan Jack hanya menggelengkan kepalanya melihat temannya itu.

"Kau sangat konyol," ujar Jack.

"Diam. Lebih baik kau mulai sekarang."

Jack hanya mengangguk kemudian membawa benda-benda yang tadi dia bawa dari toko ke atas meja belajar. Pertama-tama, Jack melepaskan kabel-kabel yang saling melilit. Memisahkan sesuai warnanya, memilahnya dan dia ambil bagian kabel yang masih bagus. Setelah itu Jack membongkar ponsel yang sudah rusak.

"Ponselnya terlihat sangat mahal jika keadaannya masih hidup. Apa pendapatmu juga begitu?"

"Aku tak tahu. Aku belum pernah melihatnya," balas Jack.

"Apa ponsel yang harganya mahal akan tetap rusak? Tapi kalau ujung-ujungnya ponsel mahal itu akan rusak, kenapa masih banyak orang-orang yang membelinya?"

"Kau tahu, siapa saja orang-orang yang membeli ponsel yang mahal itu? Apakah dari kalangan orang-orang 'besar'?"

"Ya benar, semua orang-orang besar lebih suka membeli ponsel yang mahal. Padahal fungsinya tak jauh beda dari ponsel yang lebih murah."

"Nah itulah orang 'besar', hanya menghambur-hamburkan uang saja. Mereka lebih mementingkan fashion daripada fungsinya.

"Hah, andai aku terlahir menjadi orang 'besar', aku pasti- auww Jack sialan, itu tadi sangat sakit."

Jack mengambil sebuah pensil yang baru saja dia lempar ke Ben. Memungutnya dari atas lantai dan kembali duduk lagi di atas kursi putar di depan meja belajar.

"Agar kau sadar, kalau sekarang bukanlah waktu yang tepat untuk berandai-andai. Sekarang adalah waktunya kita harus berusaha."

"Yayaya, terserah kau saja."

Jack kembali membongkar ponsel itu. Setelah semua terbongkar, Jack mengambil sebuah kota kecil berwarna hitam yang ada di balik batrai. Itu adalah memory card. Inilah komponen paling pentingnya. Saat Jack akan mengambil kartu itu, seseorang mengetuk pintu kamar. Dengan segera Jack memasukkan semua benda itu ke dalam tasnya.

Tok! Tok! Tok!

"Jack, Ben, apakah kalian sudah tidur?!"

"Belum, kita belum tidur, Alex!" balas Ben.

"Apa aku boleh masuk ke dalam?"

"Silahkan,"sahut Jack.

Ceklek!

Take Revenge [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang