-TR21-

14 6 0
                                    

Pagi hari di sekolah Frankie Senior Hight School, sedang diadakan sebuah upacara penyambutan wali kota. Entah apa artian acara itu yang sebenarnya, hingga seluruh siswa harus berbaris rapi di lapangan.

Sedangkan di pojok lapangan, ada seorang remaja laki-laki yang melihat ke arah panggung yang berdiri menjulang di depan sana. Ya, orang itu adalah Alex. Alex memilih untuk berdiri di pojok lapangan dengan tubuhnya yang dia senderkan di dinding gedung sekolah. Melipat kedua tangannya di depan dada.

"Hei, sebenarnya ini ada acara apa?" tanya Alex kepada seorang remaja laki-laki yang baru saja melintas di depannya.

"Kau tak tahu? Sungguh?"

"Cepat, katakanlah!"

"Ini adalah upacara penyambutan wali kota."

"Mengapa wali kota datang ke sini?"

"Katanya akan ada penyerahan sejumlah uang dari wali kota kepada kepala sekolah. Katanya juga, uang itu akan didonasikan untuk pembuatan panti asuhan," jelas si remaja itu.

"Okey, cukup. Terima kasih atas informasinya."

"Tidak masalah. Aku pergi dulu."

Alex mengangguk kemudian mengarahkan pandangannya ke arah panggung. Terdengar suara tepuk tangan yang ricuh. Wali kota baru saja menyerahkan sebuah cek besar kepada kepala sekolah, Mister Smith. Dan Alex hanya tersenyum miring menyaksikan pertunjukan di depannya itu.

####

"Selamat datang, Alex," sapa Jack dan Ben saat Alex baru saja menutup pintu rumahnya.

"Terima kasih banyak."

Alex meletakkan tasnya di sofa kemudian mendudukan dirinya disamping tas tersebut. Jack dan Ben mengernyit saat melihat raut wajahnya Alex yang terlihat berbeda.

"Kau, kenapa? Apakah terjadi sesuatu di sekolah?" tanya Jack.

"Bukan masalah besar. Hanya saja orang licik itu memanfaatkan ketenarannya," sahut Alex kemudian memijat pangkal hidungnya.

"Maksudmu apa? Aku tak mengerti?" tanya Ben.

Alex menghela napas, bangun dari posisi menyendernya. Kini Alex duduk dengan tegak di atas sofa empuk.

"Katakanlah, Alex," tuntut Jack.

"Hah, tadi pagi di sekolah kedatangan wali kota. Dari informasi yang aku dapat, bahwa wali kota mendonasikan uang sejumlah sepuluh miliar untuk membantu membangun panti asuhan. Padahal aku sangat yakin jika si Mister Smith itu tidak benar-benar membangun sebuah panti asuhan. Dia hanya ingin mendapatkan citra baik di mata publik," cerita Alex.

"Lalu apa masalahnya untuk kita?" tanya Ben yang masih belum menangkap maksud ceritanya Alex.

"Kau tidak berpikir, wali kota mendonasikan uang sebesar itu kepada orang yang salah. Mister Smith tidak benar-benar membangun panti asuhan. Lalu, uang sebesar itu hanya dia manfaatkan untuk mengembangkan usaha rahasianya. Atau bahkan untuk menyetok barang khusus itu," papar Jack dengan perlahan.

"Wow, sungguh licik sekali orang itu!" seru Ben berapi-api.

"Maka dari itu, kita harus segera menyusun rencana. Agar kita bisa menggagalkan usahanya agar tak semakin besar. Atau lebih baiknya berhenti dan si Mister Smith itu tertangkap oleh polisi."

"Kau benar, Jack. Aku juga-"

Tok! Tok! Tok!

Perkataan Alex terhenti saat mendengar suara ketukan pintu. Saat Alex akan berdiri, Ben terlebih dahulu menyela.

"Biar aku saja, Alex. Kau duduk saja."

Alex setuju dan membatalkan niatnya yang akan bangun dari tempat duduknya. Tak berapa lama Ben pergi, kini dia kembali dengan seorang pria yang merupakan orang kepercayaannya Alex.

"Ada apa, Andreas?" tanya Alex.

"Saya sudah mendapatkan informasi yang Tuan muda inginkan. Ini berkasnya," kata Andreas kemudian menyerahkan sebuah berkas ke tangan Alex. Alex segera menerima berkas itu.

"Terima kasih banyak. Kau boleh pergi."

"Baik Tuan. Saya pamit pergi."

Sepeninggalnya Andreas, Alex segera membuka isi berkas itu. Dan segera membaca semua informasi yang tertulis di sebuah kertas.

Jack dan Ben hanya memperhatikan apa yang Alex kerjakan. Tak ingin membuka suara. Mereka berdua menunggu apa yang akan Alex informasikan.

"Dari berkas ini, dikatakan jika Mister Giant adalah seorang mafia kelas atas. Dia sangatlah keji dan bengis. Dia sering memberontak dengan peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah. Dan satu lagi, dia adalah pengadah barang-barang ilegal dan juga menjual berbagai barang-barang ilegal. Misalnya senjata api dan beberapa barang ilegal lainnya. Dan tentu saja dalam jumlah yang sangat besar," jelas Alex.

"Aw, sangat mengerikan jika berhadapan langsung dengannya. Aku tak menyangka Mister Smith akan membangun koneksi dengan mafia itu," kata Ben.

"Hem, tenang saja. Sebenarnya kita tidak berhadap dengan Mister Giant. Melainkan dengan Mister Smith," ucap Jack.

"Ya, yang dikatakan oleh Jack itu benar," usul Alex.

"Tapi, bagaimana kalau Mister Smith menggunakan senjata api saat kita menjalankan rencanya."

"Tidak perlu khawatir, Ben. Itu akan sangat membantu kita. Dengan begitu Mister Smith akan mudah ditangkap oleh polisi. Kau tahu bukan, di negara ini senjata api termasuk barang ilegal. Tak sembarang orang boleh menggunakannya," ujar Alex santai.

"Dan soal pesan itu, aku dapat menyimpulkan bahwa 'paket lolipop' yang di pesan oleh Mister Giant yang notabenya sebagai seorang mafia kelas atas, adalah sebuah paket yang berisi barang khusus dari usahanya Mister Smith dalam jumlah yang sangat banyak," terang Jack. Alex dan Ben mengangguk paham. Sangat paham apa yang Jack terangkan.

"Kita harus bergerak cepat," usul Ben.

"Tentu saja kita harus bergerak cepat," timpal Alex.

"Ya. Nanti malam aku akan meretas dan masuk ke dalam server laptop milik Mister Smith untuk mencari tahu lebih banyak lagi informasi," ujar Jack menutup pembicaraan mereka kali ini.

Take Revenge [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang