-TR24-

20 5 0
                                    

"Apa yang akan kau dan teman-temanmu rencanakan pada hari selanjutnya?" tanya Sang Hakim.

"Apalagi kalau tidak beraksi. Hari itu kita bertiga...."

####

"Kalian sudah siap?" tanya Alex yang sudah duduk di belakang kemudi. Jack dan Ben yang mendengarnya pun segera menoleh kompak."

"Iya. Kita sudah saip!"

"Baiklah. Kita pergi sekarang."

Alex mulai menjalankan mobilnya keluar dari pekarangan rumah. Berjalan di jalanan beraspal kemudian melajukan mobilnya menuju perbatasan kota. Ya, di sanalah karantina yang kemarin mereka bicarakan.

Sebuah tempat yang dulunya berfungsi untuk karantina orang-orang yang mempunyai riwayat penyakit lepra. Namun, sama halnya dengan kota hantu, setelah bertahun-tahun, kini karantina itu sudah tidak berfungsi lagi. Dan mereka menebak jika Mister Smith membeli tempat itu guna mengumpulkan remaja yang akan di beri pekerjaan khusus.

"Menurut kalian berdua, kenapa Mister Smith mengubah metode pengembangan usahanya? Kalau dulu dengan menggunakan tipu daya beasiswa, kenapa sekarang jadi berubah drastis?" Seperti biasa Ben-lah orang pertama yang membuka obrolan dengan bertanya yang menurutnya belum ia ketahui.

Alex dan Jack awalnya terdiam. Berpikir untuk beberapa saat. Namun tak berapa lama, Alex berdeham.

"Menurutku, karena itu mengeluarkan lebih sedikit pengeluaran," sahut Alex.

"Dan juga, para remaja itu merupakan orang-orang jalanan. Mereka sangat kesulitan mencari uang untuk kebutuhan makan mereka. Jadi, remaja-remaja itu lebih mudah untuk Mister Smith bodohi," timpal Jack.

"Hem, begitu ya. Jadi, Mister Smith menggunakan cara yang paling kotor."

"Ya begitulah."

Alex fokus ke jalanan. Menjalankan mobil hitamnya dengan kecepatan sedang. Sesekali melirik ponselnya yang di layar terdapat sebuah Gps yang menuntun mobilnya ke arah karantina.

Hingga sampai satu jam kemudian, mereka sudah sampai di karantina itu berada. Mematikan mesin mobilnya, mengambil sebuah papper bag berukuran sedang dan mulai turun dengan kedua pandangannya mengawasi keadaan sekitar.

"Bagaimana kalau kita bersembunyi di belakang gedung saja?" usul Alex dan diangguki kedua temannya.

Hingga akhirnya mereka berjalan memutar di gedung karantina itu. Bangunan karantina itu di kelilingi oleh dinding pembatas yang sangat besar nan tinggi. Bahkan Jack dan kedua temanya bingung saat akan menyelinap masuk ke dalam. Karena di belakang gedung tidak ada pintu lagi. Dan hanya ada satu pintu, yaitu pintu utama yang ada di depan.

Bersembunyi di belakang dinding, mereka bertiga masih merasa was-was. Jack mendongak, dan menemukan sebuah Cctv, yang mengarah ke sebelah kirinya. Dengan segera Jack menarik kedua temannya untuk bersembunyi di balik pilar besar yang ada di sebelah kanan.

"Ada apa, Jack? Kenapa kau menarik kita? Apakah ada penjaganya?" tanya Ben merasa semakin khawatir.

"Tidak ada. Hanya saja ada satu Cctv yang mengarah ke arah kiri. Maka dari itu kita harus bersembunyi."

"Lalu, apa yang harus kita lakukan sekarang? Bahkan kita tak bisa menyelinap. Tentu kita tal bisa membebaskan remaja-remaja itu," ucap Ben.

"Menurutku itu langkah yang salah. Kita jangan melepaskan mereka untuk saat ini. Kalau kita menolong mereka, itu akan semakin membuat keadaan yang sulit, Mister Smith akan mencari rencana lain. Bagaimana kalau kita pantau saja, ada berapa banyak remaja yang diambil oleh anak buah Mister Smith?" usul Alex terdengar menyakinkan.

Take Revenge [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang