-TR28-

14 5 0
                                    

Tring!

Pintu lift terbuka, cepat-cepat tiga sekawan itu keluar dari lift. Setelahnya, Alex mengambil Cctv di pojok ruangan dekat cendela kemudian dia masukkan ke dalam tas punggungnya. Setelah Alex menyelesaikan kegiatannya, Jack mengajak kedua temannya untuk segera keluar dari toilet itu.

"Apa kita perlu meminta bantuan Andreas sekarang?" tanya Alex disela-sela larinya.

Jack menoleh, kemudian menggeleng. "Jangan sekarang. Itu akan membuat mereka menghindar dan menyiapkan rencana yang lain. Kita harus keluar dari sini terlebih dahulu, baru setelah itu menemui Andreas dan melaporkan langsung ke polisi. Dengan begitu, polisi dapat meringkus mereka semua," terang Jack.

Alex mengangguk kemudian memfokuskan pada laju larinya. "Kita tidak mungkin keluar melalui pintu belakang. Aku rasa sebentar lagi kedua penjaga yang pingsan tadi akan segera siuman. Alat kejut listrik itu tak berkerja terlalu lama, Jack."

"Lalu, apakah kita melewati pintu depan? Bisa-bisanya kita akan tertangkap duluan oleh mereka sebelum mereka ditangkap oleh polisi," ujar Ben sedikit terkejut.

"Tidak. Kita tidak akan mengumpankan diri seperti itu, sebentar biar aku berpikir," kata Jack.

Disela-sela Jack berpikir mencari jalan keluar, mereka tetap berjalan namun tidak keluar dari gedung sekolah. Ditakutnya mereka akan mudah ditemukan. Jack mendongak, melihat gedung A yang ada di seberang. Di belakang gedung A itu terdapat pohon-pohon yang cukup besar dengan daun yang lebat. Dan posisi pepohonan itu sangat dekat dengan gedung sekolah. Jack menemukan jalan keluarnya.

"Kita akan menyebrang ke gedung sebelah sana," kata Jack menunjuk gedung A.

"Lalu?" tanya Ben.

"Kita akan terjun dari lantai dua. Tenang saja, kita tidak langsung terjatuh ke tanah. Kita akan turun pelan-pelan memalui pepohonan yang lebat itu. Setelah turun dari pohon kita akan langsung berada di belakang gedung sekolah."

"Hebat. Otak kau sangat cerdik, Jack," kekeh Ben.

"Sudahlah, jangan bercanda," tutup Jack.

Mereka terus berlari melewati lorong-lorong sekolah. Namun saat akan membelok di tikungan, mereka mendengar suara gemuruh dari sebelah kanan mereka. Dan saat itulah mereka menemukan anak buah Mister Smith dari arah kanan.

"Itu mereka. Kejar!" seru salah satu anak buah Mister Smith.

Jack langsung mencari jalan lain. Mereka membelok ke tikungan sebelah kiri. Untung saja laju lari mereka tergolong cepat, sehingga anak buah Mister Smith ketinggalan jauh di belakang mereka.

"Huhh... huhh.. huhh... Sebentar, ayo istirahat sebentar," kata Ben pelan yang sudah terduduk di lantai dengan punggung menyender ke dinding.

"Bangun, Ben. Kita sudah tidak ada waktu lagi!" kejar Jack sembari memantau keadaan.

Dengan keadaan yang sangat lelah, Ben paksakan untuk bangun dan melanjutkan perjalanan mereka. Saat ini mereka ingin menaiki anak tangga lantai dua. Namun lagi-lagi, anak buah Mister Smith datang dari anak tangga lantai atas.

"Itu dia mereka. Ayo tangkap mereka dan serahkan ke bos!" teriakan memuakkan terlontar dari salah satu mulut anak buahnya Mister Smith.

Jack dan kedua temannya memutar arah. Mereka memilih untuk kembali ke jalan yang tadi saat Ben sempat beristirahat. Karena saat itu, tak ada jalan lain lagi selain kembali. Tak berapa mereka berada di tempat dimana Ben istirahat tadi, dari arah lobi datang anak buah Mister Smith yang lainnya. Dan secara bergantian, anak buah Mister Smith dari arah tangga datang. Kini mereka bertiga dikepung.

"Tak ada jalan lain lagi. Kita harus melawan mereka," kata Jack kepada kedua orang temannya.

Jack maju terlebih dahulu. Memukul wajahnya dan menendang salah satu perut dari musuhnya. Dan seketika dua orang itu tumbang. Alex mengeluarakan alat kejut jantungnya dan memberikan satu kepada Ben. Alex dan Ben melawan si musuh. Dan tak lama Alex dan Ben berhasil merobohkan lawan dengan jumlah enam orang.

"Hati-hati, dua anak itu memakai alat kejut listrik!" seru salah seorang musuh.

"Sial, mereka menyadari peralatan kita," maki Alex kesal.

"Tak ada jalan lagi kita harus kabur. Kabur sekarang!" perintah Jack.

Secara bersamaan, ketiga sekawan itu berlari kabur. Memilih jalan yang tak dihalangi oleh musuh. Sekitar lima menit mereka berlari, mereka berhenti sejenak.

"Aku rasa hah, mereka kehilangan kita," ujar Alex.

"Aku rasa juga begitu, huh... huh..."

Mereka bertiga sama-sama menetralkan detak jantungnya masing-masing. Menunggu sejenak.

"Kalian pikir, kalian sudah berhasil kabur dariku, hah?!"

Seruan dari orang itu membuat Jack, Alex dan Ben segera memasang sikap siaga. Dari arah kanan mereka, di lorong sana ada Mister Smith yang berjalan dengan senyum lebarnya. Membuat tiga remaja itu mendesis tak suka.

"Kenapa berhenti? Sudah mengaku kalah, hm?" tanya Mister Smith terdengar mengejek.

Alex dan Ben melirik ke arah Jack. Jack mengangguk memberi aba-aba. Dan tiba-tiba tiga remaja itu menendang Mister Smith secara bersama-sama. Setelah itu mereka kabur melewati lorong sebelah kanan.

"Arrgghh.... sial," maki Mister Smith.

Mereka terus berlari. Tinggal beberapa langkah lagi mereka akan mendekati anak tangga yang menghubungkan lantai satu dengan lantai dua. Tapi tiba-tiba terdengar suara orang yang tertawa membahana.

"Hahaha, ternyata kalian tidak main-main ya? Wah, aku salah telah meragukan kalian," kata Mister Smith yang duduk di anak tangga terakhir.

Hal ini membuat Jack dan kedua temannya tercengang. Bagaimana bisa Mister Smith secepat itu sampai di depan mereka. Padahal mereka tadi sudah membuat Mister Smith terjatuh. Keterkejutan mereka tak berhenti, tiba-tiba anak buah Mister Smith datang.

"Kau," ujar Jack menahan amarah. "Kau tahu jika bisnismu itu sungguh ilegal dan melanggar peraturan pemerintah. Mengapa kau tetap menjalankannya?"

"Karena itu menghasilkan uang hahaha...."

"Kau bisa mengembangkan bisnis yang lain selain bisnismu yang satu itu," timpal Ben.

"Hahaha... kau mencoba menasehatiku, anak muda?" ejek Mister Smith.

Mister Smith mengeluarkan rokoknya dengan santainya dia merokok di depan Jack dan kedua temannya.

"Biar aku beri tahu kepada kalian, kalian hanyalah 'orang kecil', tak seharusnya mengurusi urusan orang besar," kata Mister Smith setelah mengepulkan asap rokoknya.

Jack, Alex dan Ben terdiam, enggan untuk menimpali perkataan Mister Smith. Keterdiaman mereka terhenti saat terdengar suara langkah kaki mendekat dari arah belakangnya Jack dan teman-teman.

"Hahaha, kau benar Smith. Mereka seharusnya tak mengurusi urusan orang besar seperti kita hahaha..."

Sontak Jack dan kedua temannya membalikan badan. Terkejut saat melihat orang itu. Mengapa orang itu terlihat sama dengan Mister Smith? Mengapa rupa wajahnya sama persis? Mengapa bisa ada dua orang Smith sekaligus?

Take Revenge [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang