Disinilah sekarang renjun, baru saja kembali ke rumahnya dengan jaemin. Bahkan renjun telah berada didapur untuk memasak makan malam. Karena dia tidak ingin memesan makanan saat bahan masih sangat banyak di kulkas akan jadi sia-sia nanti kalau barang yang ada di kulkas itu busuk.
Jaemin sedang berada didalam kamarnya lalu diapun merentangkan tubuhnya diatas kasur berukuran king size-nya itu dengan pikiran yang melayang-layang.
"Jaemin? Apa kau telah jatuh cinta pada renjun? Tapi, apa mungkin jihoon benar-benar melakukan itu padamu? Apa kau akan mempercayai semua perkataan woojin itu? Kau tau sendiri betapa tidak sukanya woojin pada jihoon? Kenapa aku sangat bingung sekali." Ucap jaemin pada dirinya sendiri dan mengacak-acak rambutnya karena sangat frustasi.
Hingga akhirnya renjun berteriak untuk memanggilnya makan malam. Lalu renjunpun melihat jaemin yang turun dari tangga dengan susah payah menggunakan tongkatnya. Dan renjun yang merasa kasihan langsung membantu jaemin turun takutnya nanti anak itu malah jatuh kembali dan semakin parah.
Jaemin yang berada dalam jarak sangat dekat dengan renjun dapat mencium aroma vanila yang sangat manis dari tubuh sih mungil mungkin karena renjun baru saja selesai mandi saat mereka sampai tadi. Dan jaemin benar-benar menahan hormonnya pada sih mungil ini. Karena dia teringat pada surat kontrak yang dia usulkan juga dia masih sangat bingung dengan perasaannya sendiri.
"Duduklah dengan benar. Nanti kalau terjadi sesuatu dengan kaki itu. Akan sangat lama melakukan penyembuhannya." Ucap renjun datar lalu diapun duduk didepannya dan memakan makan malam pertama mereka dirumah setelah 3 hari berada di rumah sakit.
Jaemin melihat renjun sekilas saat makan dan berkali-kali terpesona dengan kecantikan itu. Renjun hanya makan tanpa memperdulikan jaemin yang ada di hadapannya. Dia juga sangat senang karena besok Mark akan datang untuk melihat keadaannya. Dia benar-benar tidak bisa berbohong kalau dia sangat merindukan Mark. Sejatinya memang begitu.
"Kau sudah selesai makannya?" Ucap renjun datar.
"Hmm." Ucap jaemin yang tidak kalah datarnya.
"Baiklah. Aku akan membersihkannya. Kau istirahatlah. Aku akan mengantarmu dulu ke kamarmu." Ucap renjun lalu diapun berjongkok membelakangi jaemin.
"Ada apa?" Ucap jaemin bingung.
"Akan lama jika memapah kau. Naiklah, aku akan menggendongmu. Aku bisa menggendongmu." Ucap renjun dengan sangat datar.
"Tidak perlu." Ucap jaemin ketus.
"Aku tidak menerima penolakan tuan Jung Jaemin." Ucap renjun lalu diapun mengambil kedua tangan jaemin dan diapun mengangkat badannya yang lebih besar darinya itu keatas punggungnya lalu berjalan dengan susah payah untuk menaiki tangga hingga sampai dikamar jaemin. Dan diapun langsung mendudukan jaemin diatas kasurnya tapi saat dia hendak berdiri jaemin malah menahannya hingga terkesan renjun berada di pangkuannya.
"Apa yang kau lakukan tuan Jung?" Ucap renjun sedatar mungkin.
"Biarkan seperti ini dulu. Sebentar saja. Hanya sebentar." Ucap jaemin yang meletakkan kepalanya di bahu sempit renjun. Dan renjun hanya diam saja untuk menuruti permintaan jaemin lagian bukan permintaan aneh-aneh juga.
Hingga beberapa menit kemudian, renjunpun menyadari kalau jaemin telah tertidur dan diapun menjatuhkan perlahan jaemin lalu turun dari atas jaemin dan diapun berusaha mengangkat jaemin agar tidur dengan benar di kasurnya. Dan diapun meletakkan tongkat disebelah nakas tak lupa memberikan selimut agar tubuh itu tetap hangat. Lalu diapun melihat wajah tampan itu dan memegang dadanya karena merasakan debaran jantung yang sangat kuat.
"Kau tau? Aku tidak ingin memiliki perasaan padamu. Aku tidak ingin berakhir menyedihkan dan meminta kau untuk tetap tinggal. Aku tidak ingin menjadi orang yang sangat tersakiti. Itulah kenapa aku menghindarimu. Kau tau, saat aku memergoki kau dan kekasihmu melakukan hubungan itu, aku merasa sangat sakit sekali. Padahal itu kita baru saja menandatangani surat kontrak nikah, aneh bukan? Aneh sekali karena aku harus menyukaimu lebih dulu. Memang hidupku sangat Malang sekali. Tapi kau tenang saja, aku akan menghilangkannya segera dan berusaha menerima perasaan Mark Hyung terhadapku. Mungkin dengan begitu aku tidak akan merasakan sakit lagi. Maaf karena menyukaimu lebih dulu." Ucap renjun dengan airmata yang menetes dari mata rubahnya lalu meneteskan ketangan jaemin dan jaemin yang berpura-pura tertidur mendengar semuanya dengan sangat jelas. Tapi, dia tidak berani membuka matanya hingga renjunpun beranjak dan keluar dari kamar tersebut.
Mendengar suara pintu kamarnya yang tertutup, jaeminpun membuka matanya lalu diapun melihat airmata yang jatuh ke tangannya lalu memegang dadanya yang terasa sangat sakit setelah mendengar pengakuan dari renjun.
Dan diapun berakhir menangis karena rasanya sangat sesak sekali. Bahkan renjun juga berakhir menangis meratapi dirinya sendiri didalam kamarnya dan meredam suara tangisan agar tidak terdengar keluar dengan bantal begitu pula dengan jaemin.
•••
At. mansion keluarga Seo.
Terlihat daehwi yang menemani haechan karena memang orangtua haechan sedang berada di LA. Bahkan haechan masih sangat sedih karena renjun menolak permintaannya untuk memperolehkan haechan menginap dirumah itu.
"Sudahlah jangan sedih lagi. Kau sangat jelek jika sedih seperti ini haechan." Ucap daehwi tersenyum.
"Aku juga tidak mau seperti ini. Tapi aku benar-benar sangat sedih dan tidak bisa memungkirinya sama sekali." Ucap haechan sembari mengelus perutnya yang masih terlihat rata.
"Itu bisa dimaklumi. Namanya kau juga sedang hamil. Haechan, sekarang kau harus menentukan kapan kau akan memberitahu jeno soal anak kalian ini dan kapan kau akan mengatakan soal ini juga pada renjun." Ucap daehwi.
"Aku tidak tau. Tapi, aku tidak bisa memberitahu renjun, dia masih banyak masalah setelah semua yang terjadi dan membuat dia berubah dalam semalam. Dia masih lebih banyak masalah dibandingkan aku. Kau tau, dia mungkin saja telah jatuh cinta pada jaemin." Ucap haechan.
"Apa maksudmu?" Ucap daehwi bingung.
"Kau tau kenapa renjun bisa berakhir dirumah sakit?' Ucap haechan sembari menatap sahabatnya itu.
"Bukankah karena renjun terlalu banyak melukis dan kau menemukannya pingsan di galery?" Ucap daehwi.
"Anio. Bukan seperti itu. Saat itu aku dan renjun pergi ke perusahaan jeno untuk bertemu dengan jaemin. Dan renjun terpaku begitu mendengar jaemin ternyata sedang melakukan hubungan badan dengan jihoon. Setelah itu, renjun mengatakan dia ada janji padamu dan aku menemukannya pingsan di apartemen miliknya dengan darah yang keluar dari hidungnya. Aku menyembunyikan ini semua karena kurasa renjun ingin ini semua di sembunyikan. Jadi, dari pada bayi ini, sekarang renjun lebih penting." Ucap haechan.
"Aku sudah mengira hal ini akan terjadi. Renjun sangat workaholic itu memang benar. Tapi, dia sangat lembut, dia bahkan sudah jatuh cinta dengan jaemin. Apa yang akan kita lakukan?" Ucap daehwi.
"Melihatnya. Saat dia merasa ingin menyerah. Mari kita membawanya kabur dari sini. Aku rela anakku tidak tau ayahnya sampai mati, aku juga rela jeno tidak mengetahui soal bayi ini dan membenciku sepanjang hidupnya." Ucap haechan tersenyum.
"Kau tau renjun. Dia tidak akan melakukan hal itu, karena apa? Karena dia pasti akan memilih pergi sendiri dan tidak ingin merepotkan kita." Ucap daehwi.
"Itulah kenapa aku selalu ingin menempelinya. Kita harus tetap mengawasinya daehwi." Ucap haechan.
"Hmm. Aku juga akan melakukan hal itu." Ucap daehwi mengangguk dengan sangat yakin.
πππ
KAMU SEDANG MEMBACA
Besitzer meines Herzens {Jaemren} END✔
Fanfictionbxb homopobic Apa yang akan terjadi disaat renjun telah menggantikan posisi gegenya untuk menikah lalu setelah berjalannya waktu, gegenya kembali dan meminta posisinya setelah perasannya telah tumbuh. Akankah renjun melepaskan atau malah egois denga...