25

3.9K 319 7
                                    


Disini sekarang jaemin, renjun, dan jeno berada di jalan menuju kediaman johnten. Sebenarnya jaemin ingin membawa mobil sendiri tapi jeno tidak mau, karena bisa-bisa renjun tidak kunjung sampai padahal haechan sangat menginginkan hotpot buatan renjun sekarang juga.

"Jeno?" Ucap renjun yang duduk di bangku belakang.

"Iya." Ucap jeno yang sibuk menyetir.

"Maaf karena kau menunggu kami berdua dengan sangat lama." Ucap renjun yang memang merasa tidak enak pada iparnya itu.

"Tidak masalah." Ucap jeno datar dan renjun cukup tau kalau jeno sangat kalang kabut karena keinginan haechan.

"Memang sangat lucu ternyata melihat seseorang kalang kabut karena istrinya mengidam." Ucap renjun tersenyum.

"Kau benar. Tapi, mereka baru akan menikah. Dalam artian mereka belum menikah." Ucap jaemin setengah mengejek kakak kembarnya itu.

"Terserah saja." Ucap jeno datar.

"Jeno. Jangan terlalu cemas. Walaupun aku tidak tau apapun mengenai masalah mengidam. Aku rasa calon anakmu dan haechan ingin mengerjai ayahnya." Ucap renjun.

"Kau benar." Ucap jaemin setuju dengan ucapan suami mungilnya itu.

"Aku akan mendoakan saat renjun hamil nanti, kau lebih kesulitan dibanding aku." Ucap jeno kesal.

"Makasih doanya." Ucap jaemin tersenyum.

"Eh?"

"Wae? Bukankah itu berarti kau mendoakan renjun untuk segera hamil. Makasih untuk itu." Ucap jaemin tersenyum lebar.

"Terserah kau saja Jung." Ucap jeno kesal.

"Mohon maaf untuk kalian berdua. Kenapa sesama Jung malah memanggil Jung juga." Ucap renjun tersenyum dengan sangat manis.

"Hei, kau jangan seperti ini juga. Kau juga Jung." Ucap jaemin sembari menatap renjun dari spion tengahnya.

"Aku belum resmi menjadi nyonya Jung karena belum ada pengikat diantara kita. Belum ada pengikat kuat yang bisa membuat aku menjadi nyonya Jung." Ucap renjun tersenyum jahil.

"Aku akan mengusahakannya. Kau lihat saja." Ucap jaemin dengan smirknya.

"Terserah saja." Ucap renjun datar.

Tak lama setelah itu sampailah mereka pada mansion keluarga johnten. Dan renjun keluar lebih dulu lalu diapun melihat haechan yang telah duduk di sofa ruang tengah keluarga itu.

"Haechanie." Ucap renjun senang.

"Kemana saja kau?" Ucap haechan ketus.

"Mianhe. Kau ingin apa dariku?" Ucap renjun sembari bergelayutan manja pada sang sahabatnya itu.

"Hotpot." Ucap haechan yang langsung menyandarkan kepalanya pada bahu sempit sahabatnya itu.

"Anaso. Sekarang aku pinjam dapurnya ya." Ucap renjun lalu memberi kode pada jeno dan jaemin untuk membawa barang yang akan dimasak itu kedapur.

"Baiklah. Jangan lama ya?" Ucap haechan lalu melepaskan renjun. Dan diapun langsung pergi kedapur.

Di dapur......

"Sekarang kau pergi saja jeno. Aku akan membantu renjun." Ucap jaemin dalam artian kasar mengusir jeno.

"Awas kalau tidak segera jadi. Aku akan membunuhmu jika mengganggu renjun. paham?" Ucap jeno datar.

"Baiklah." Ucap jaemin datar.

Lalu jenopun pergi jauh dari dapur meninggalkan renjun dan jaemin yang mulai memasak hotpot. Bahkan jaemin bukan membantunya melainkan mengganggu dengan cara memeluk renjun dari belakang dan membuat renjun kesal setengah mati.

Besitzer meines Herzens {Jaemren} END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang