One

995 64 2
                                    

Publish : 28 Mei 2021

-HAPPY READING-

»»--⍟--««


Hujan lebat tengah mengguyur kota Seoul, gemuruh petir bersaut-sautan, kilat menyambar dimana. Malam yang gelap, dimana semua orang tengah bermimpi di alam bawah sadar nya.
Sama seperti seorang Namja bertubuh mungil yang tertidur di ranjang king size nya. Tampak Namja mungil tersebut begitu gelisah dalam tidurnya

"Eunghhh... " Lenguh pemuda tersebut. Keringat dingin sudah membasahi tubuhnya, badannya menggeliat, mulutnya mengigau

"Arghhh... Hyu-hyung.. hah hah hah" Rasanya sangat sulit menarik nafas sebentar saja"Ja-jangn... Jangan bawa hyung ku ahjussi... Hiks.. Hyung" Pemuda itu terus meracau tak karuan

"ANDWEE.... "

dia terbangun dari mimpi buruknya. Mengatur nafas yang benar-benar terasa benar-benar sesak.

Cklek

"Neo gwenchana? Jim?" Tanya seseorang yang baru saja masuk, Choi Minho.

Choi Minho, orang kepercayaan keluarga park. Selama Tuan dan Nyonya Park Tiada serta Hilangnya Si Sulung Park, Minho yang mengurus semua perusahaan dan aset aset penting keluarga Park, menggantikan tugas ayahnya yang memilih pensiun. Mengingat Jimin belum mampu untuk berkutat dengan dokumen kantor. Jimin sudah menganggap Minho seperti Kakaknya sendiri, dia pun tak keberatan sama sekali karena dia tau Jimin masih butuh kasih sayang keluarga.

>back to story

"Rasanya sesak Hyung." Lirih Jimin hampir tidak terdengar, beruntung Minho memiliki pendengaran yang baik.

"Apa mimpi itu lagi? " Tanya Minho kepada jimin. Minho sangat tahu apa yang selalu di mimpi kan Jimin, melihat keadaan nya bangun sudah pasti memimpikan kejadian 12 tahun yang lalu. Jimin selalu di hantui oleh kematian orang tuanya.

"Yah, begitulah" jawabnya lesu. Tak lama setelah itu isakannya pun lolos. "Hiks.. A-aku merindukan mereka Hyung... hiks... Aku juga sa-sangat merindukan Yeol-ie Hyung. A-aku tidak... Hiks... tahu dimana hiks.. dia berada.. Hiks" Ucapnya terisak dengan tubuh yang bergetar.

Minho yang tak kuasa melihat keadaan tuan mudanya, langsung menarik Jimin dalam dekapan hangat nya.

"Jiminie... Kau harus percaya bahwa kita pasti bisa bertemu dengan Joon-Yeol, mungkin Tuhan belum mengizinkan. Kita hanya perlu berusaha dan berdoa agar di pertemukan lagi dengannya. Aku yakin Joon-Yeol baik baik saja, dia kan Hyung mu yang paling hebat." Tutur Minho dengan lembut agar menenangkan Jimin. Jimin juga mulai tenang, isakannya tak lagi terdengar. Mungkin dikarenakan nyamannya usapan tangan Minho di punggung nya.
Lama di landa keheningan, Minho mendengar suara dengkuran halus dari bibir Orang yang ada dalam dekapannya

"Sudah tidur ternyata, dasar anak itik" Ucapnya seraya memperbaiki posisi tidur Jimin. " Mimpi indah Jiminie " Lanjutnya sambil mengecup kening tuan mudanya lalu beranjak pergi.


Matahari mulai naik untuk merajai Bumi dengan sinarnya. Cahaya hangat dari sinarnya yang ingin memasuki kamar Jimin terhalang oleh tirai Nan tebal miliknya.

Kringg... Kringg.. Kringg..

Suara alarm berbunyi guna membangunkan sang empunya untuk memulai aktifitas. Tapi sepertinya itu tak mempan sama sekali. Jimin tidur bak orang mati, sudah pasti di karenakan jam tidurnya tidak cukup

[✔] MY BROTHER || PJM•MYGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang